Chapter 15 : Biotos (3)

277 39 2
                                    

Aku tidak sempat menanyakan lebih lanjut tentang perkara Biotos yang menjadi batu, sebab ternyata waktu istirahat telah usai. Terdengar teriakan Robert Dams yang memanggil agar semua anak berkumpul di lapangan.

Biotos yang mendengar teriakan tersebut segera teralihkan perhatiannya dariku.

Dengan senyum sumringah dia berlari kecil menuju lapangan.

Tanah terhentak-hentak ketika dia melangkahkan kaki besarnya itu, meninggalkan aku seorang diri di sini.

Dasar tidak tahu terimakasih. Padahal aku sudah menyelamatkannya dari perundungan.

Aku menatap Antoin dan Brian yang terbaring dalam keadaan setengah sadar. Ternyata aku masih lumayan lihai dalam berpedang.

Walau masih kaku namun ini sudah cukup lumayan untuk seorang anak berumur 6 tahun. Tinggal cukup diasah maka aku akan menjadi hebat dan tidak akan ada yang menggangguku lagi di dunia ini. Bila mereka berani mendekat, maka akan aku tebas leher mereka. Walau aku tidak tahu apakah Anael akan memperbolehkan hal tersebut terjadi.

Berbicara tentang Anael, rupanya dia sudah tidak terlihat lagi.

Entah ke mana dia sekarang ini.

Aku memutuskan untuk segera ke lapangan, agar bisa cepat pulang dan beristirahat.

***

Aku masih penasaran dengan apa yang dikatakan Biotos tentang bahwa dia takut dijadikan batu. Ketika pelajaran dimulai, dia kembali duduk di tempat paling belakang. Dia sangat fokus, sehingga semua pertanyaanku yang aku ajukan tidak digubris olehnya.

Ternyata halfling raksasa ini sangat gemar dengan pelajaran berpedang.

Eamon duduk paling depan, rupanya teman-temannya yang tadi aku tumbangkan masih belum kembali. Dia tidak berani menoleh padaku, sekali mata kamu bertumbuk dan dia langsung menundukan wajahnya.

Bagus.

Takutlah padaku nak.

Jangan sekalipun berani melawan orang yang pernah menjadi dewasa dan mempunyai banyak bawahan di kehidupan sebelumnya

Hahaha!

Tidak terasa pelajaran telah usai, aku berniat untuk segera pulang tetapi pundakku ditahan oleh Biotos.

"Temani Biotos pulang." Katanya.

"Hah? Mengapa kau tidak pulang sendiri saja?"

"Tadi Arthur menghajar mereka bertiga, Biotos takut kalau nanti dihadang di tengah jalan."

"Hajar saja."

"Tidak bisa." Biotos menggeleng.

"Kalau begitu jelaskan mengapa kau tidak bisa menghajar mereka yang merundungmu."

Biotos terdiam. Matanya menerawang dan mulutnya terbuka sedikit.

"Hmm Biotos jadi batu.. hmmm aaa..." Liur menetes dari mulutnya.

Aku menjetikkan jari di hadapan wajahnya.

"Hei hei sadar." Kataku. "Baiklah, aku akan menemanimu pulang. Tapi satu pertanyaan, apakah tempatmu jauh? Aku harus pulang cepat karena nona Michelle dan Isabella menyuruhku jangan ke mana-mana setelah pulang."

Reincarnated BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang