Chapter 4 : Dongeng Sebelum Tidur

1.1K 149 13
                                    

Makan malam telah tiba.

Walau aku tidak berada di meja makan, tetapi aku dapat merasakan atmosfir yang canggung serta rasa perselisihan yang berat antara Nelda dan Edvin.

Edvin ingin makan di kamarnya tetapi Michelle melarang. Michelle pulang sebelum makan malam.

"Setelah makan malam kalian akan menerima hukuman." Kata Michelle.

"T..tapi Nona Michelle, bukan aku yang memulai." Nelda berkata dengan pandangan memelas.

Pandangan tersebut tidak mempan.

"Kalau aku tidak menghukum kalian, maka hal seperti ini akan terjadi dan memberikan contoh yang buruk kepada teman-teman yang lain."

Perkataan Michelle masuk akal. Aku sering melakukannya. Menghukum bawahan yang tidak patuh pada peraturan, apakah cara seperti itu berhasil?

Tentu saja.

Buktinya aku sangat ditakuti dan tidak ada yang berani menentang semua perkataanku, hukuman sangatlah efektif. Apalagi bila kau memegang pistol dan megarahkan pistol tersebut ke kepala mereka.

"Baiklah, apa hukumannya?" Kata Edvin dengan sikap agak menantang, aku suka anak ini.

"Aku ingin kalian menulis di kertas 'aku tidak akan mengulanginya lagi' sebanyak 1000 kali." Kata Michelle, "Bila kalian tidak melakukannya atau menulisnya tidak sampai 1000 kali, maka besok kalian akan dihukum lagi. 2 kali lipat."

Nelda menggerutu dan menatap temannya Windy.

"Dan jangan ada yang membantu mereka berdua."

Michelle terkadang dapat bersikap tegas, tidak heran anak-anak banyak yang menjaga sikap ketika ada Michelle.

Aku terus menghisap dotku dengan lahap, terkadang Isabella menyuapkan gandum yang telah dia lunakkan dengan air hangat dan diberi buah beri yang telah dihancurkannya. Ini adalah makanan pertama yang aku santap setelah 6 bulan lamanya terjebak di dalam bentuk ini.

Sehingga setiap suapan aku makan dengan lahap, dan dalam sekejap mangkoknya telah habis.

"Pintar... kamu lahap juga ya makannya." Kata Isabella tersenyum dengan manis.

Aku memperhatikan wajahnya.

Berbeda dengan Michelle. Isabella tidak memiliki telinga ataupun ekor. Dia seperti manusia pada umumnya. Wajahnya cantik dengan kulit agak kecokletan.

Dan tentu saja.

Bentuk tubuhnya sangat sempurna.

Aku menaksir umurnya mungkin awal 20 an.

Kau Isabella, adalah tipe wanita idamanku!

'Selain memakan gandum ini, aku juga bisa memakan kau.' "Gugu.. gaga..mam.."

"Iya.. Arthur sudah selesai mamam, haha." Isabella beranjak pergi menuju meja makan. Rupanya dia belum menyentuh makan malamnya.

Makan malam telah usai, anak-anak membantu untuk membersihkan meja makan dan ikut mencuci piring.

Aku tidak melihat Nelda, biasanya setelah makan malam dia akan menggendongku dan mencoba bermain denganku. Aku bilang mencoba karena setiap kali aku selalu mengabaikannya. Mungkin sekarang dia sedang berada di kamarnya, sibuk menulis 1000 kata tersebut.

Reincarnated BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang