"Seperti yang kau lihat, aku hanya menggunakan tongkat kayu biasa. Dan aku pun hanyalah manusia biasa, kau mungkin bertanya-tanya Arthur. Walaupun Michelle adalah seorang halfling, tetapi aku terlahir seperti manusia biasa. Gen halfling tidak menurun padaku."
Kami sudah tidak bertarung lagi, tetapi sekarang kami sedang duduk dan dia menjelaskan padaku bagaimana cara untuk mengeluarkan kekuatan yang dia gunakan untuk menghempaskanku sebelumnya.
"Karena aku manusia biasa dan tidak memiliki mukjizat untuk melakukan sihir." Mortan menggunakan gestur tanda kutip dengan dua jarinya ketika mengucapkan kata sihir. "Maka para wanderer mengembangkan sihir yang mengandalkan kekuatan alam. Itu penting, karena apabila wanderer hanya bergantung pada pedang saja. Maka mereka akan mati dengan cepat. Mengingat banyaknya lawan serta monster-monster yang begitu perkasa."
"Bagaimana caranya untuk menggunakan kekuatan tersebut?" Aku semakin penasaran.
"Kau harus menyatu dengan alam."
"Menyatu?"
Mortan mengangguk.
"Semua makhluk hidup, di dalam tubuhnya terdapat 3 elemen utama. Yaitu air, tanah, dan udara. Di alam kita adalah satu. Dengan kita dapat menghubungkan diri kita pada alam. Maka kita dapat mengendalikan elemen yang berada di sekitar kita."
"Bagaimana dengan elemen api? Bukankah itu juga termasuk salah satu elemen? Mengapa kakak tidak menyebutkannya?
"Api adalah yang paling sulit, tidak ada makhluk hidup biasa yang memiliki api di dalam tubuh mereka. Orang-orang tertentu saja yang dapat menggunakannya."
Mortan mengulurkan telapak tangannya ke depan. Dengan punggung tangan menghadap ke bawah.
"Ikuti aku dan pejamkan mata."
Aku menurutinya, kuulurkan tanganku lalu memejamkan mata.
"Apa kau mendengar sesuatu? Apa tanganmu semakin berat?"
Jujur aku tidak merasakan apapun di telapak tanganku. Tetapi aku dapat mendengar bisikan-bisikan yang kecil dan tipis di telingaku. Mereka seolah sedang berbicara.
Mortan menyuruhku untuk membuka mata dan dia menunjukkan telapak tangannya. Ada topan mini yang berputar ringan.
Aku mengamati telapak tanganku yang kosong.
"Pelajaranmu hari ini, kau harus menyatu dengan alam. Buat agar mereka dapat mendengar perintah darimu dan olahlah topan mini seperti yang aku buat. Pelajaran selanjutnya akan dilakukan setelah kau menguasai kemampuan ini."
Mortan meninggalkanku yang sedang terpaku duduk di tanah lapang.
'''
Aku mencoba untuk berkonsentrasi, aku dapat mendengar sesuatu ketika sedang memejamkan mata, namun hilang ketika aku kembali membuka mata. Di saat mataku terpejam, aku berusaha untuk memunculkan pusaran angin pada telapak tanganku.
Tetapi mustahil.
Berkali-kali aku mencoba tetap tidak bisa, semakin aku mencoba semakin frustasi yang aku rasakan. Dan suara yang aku dengar juga semakin mengecil.
Sudah hampir satu jam aku seperti ini.
Akhirnya aku menyerah dan memilih untuk berbaring saja di rerumputan.
Aku mengamati Biotos yang tengah asyik bermain dengan para anak-anak yang lain.
Seandainya aku bisa juga sesantai itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnated Boss
Fantasy(17+) Tony Accardo, seorang bos mafia yang disegani hampir di seluruh dunia mendapati dirinya tidak terbangun di kamar tidurnya yang nyaman. Melainkan terbangun di depan pintu panti asuhan di malam hari saat hujan lebat sebagai bayi yang bernama Art...