06

1K 105 44
                                    

Heii semuaanyaaaa...

Akhirnya bisa up lagi~

Sorry banget ya, kalo ceritanya ngebosenin,

Buat yang baca, makasih banyak~

Yang udah vote sama comment juga~

















~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya~



















'Kau bilang itu sia-sia? Aku tidak pernah melarikan diri dari apapun dan aku hadapi semuanya!

Aku tidak menyesal mengorbankan nyawaku demi teman-temanku!

JANGAN SEBUT KEMATIANKU SIA-SIA!
ORANG LAIN BEBAS BERKATA APA SAJA!!!

TAPI, AKU JUGA TIDAK INGIN MENDENGAR HAL ITU DARI KAKAKKU SENDIRI!!!'

'Maafkan aku... Aku tahu... Aku hanya tidak ingin kau mati, Muichirou...

Aku tidak ingin kau mati...'

.
.
.

Muichirou Pov.

Aku ingat sekarang...

Dulu, aku sering membantu ayahku yang berprofesi sebagai penebang pohon.

Lalu, ketika aku berumur 10 tahun, Ayah dan Ibuku meninggal.

Aku sendirian saat umur 11... Ah tidak! Aku punya Kakak! Jadi aku tidak sendiri. Hanya saja, dia adalah orang yang kejam, menurutku. Dasar Kakak bodoh!

Masih melekat dalam ingatan kala Yuichirou dan aku sedang menggendong kayu bakar, kami berdebat selama di perjalanan.

Dia memang tak pernah bisa menyaring kata-katanya, waktu itu aku hanya bisa diam di penghujung debat. Menahan isak tangis juga rasa sesak di dada, saat dia mengatakan sesuatu yang memang kebenarannya seperti itu.

"Kasih sayang itu tidak berguna bagi manusia. Sebaik apapun perlakuanmu pada orang lain, kau tidak akan mendapat balasan yang sama."

Dia mengatakan hal itu dengan wajah datarnya, tentu saja aku menentangnya, karna apa yang Ayah kami katakan bertolak belakang dengan apa yang dia katakan.

"Tidak... Berbuat baik juga akan berguna untukmu, itu yang Ayah katakan..." sanggahku,

"Perkataan orang yang mati karena berusaha menolong orang lain tidak ada artinya..." sesaat aku tercengang, bagaimana bisa ucapan seperti itu melesak bebas dari bibirnya?

"Kenapa kau bilang begitu? Ayah berusaha menolong ibu..."

Aku marah? Ya, itu benar. Ayah kami berusaha menolong Ibu kami, walau pada akhirnya dia malah mati di perjalanan.

"Tanaman obat tidak akan bisa menolong Ibu saat kondisi Ibu sudah seperti itu, tindakan Ayah sangat bodoh..." aku tak percaya, dia mengatakannya dengan tenang seperti itu.

"Kau kasar sekali, Kakak...." suaraku sedikit bergetar saat mengatakannya,

"Kalau dia tidak pergi saat ada badai, hanya Ibu yang akan mati.." ucapnya lagi, aku sudah tak tahan. Mulutnya begitu kasar!

"JANGAN BERKATA BEGITU!!! ITU KEJAM SEKALI!!" aku berteriak, tapi itu tak menutupi getaran tangis dalam setiap kata. Ia berbalik, menunjukkan wajah tak sukanya.

"Aku hanya bicara jujur, Kau berisik sekali, diamlah! Kau bisa menarik perhatian babi hutan!" tegurnya, dan kembali menatap ke depan,

" 'Mu' pada nama 'Muichirou' memiliki arti 'Tidak' dalam kata 'Tidak Berguna'...

Pengulangan | KNYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang