17

864 81 42
                                    

Yoo minnaaaaaaa
Saya up~
Ada yang nunggu kah?
Bentar lagi Ramadhan yeayyyy...

Saya selaku author Book ini, ingin meminta maaf kalo saya punya salah sama kalian yaaa~

~Selamat menunaikan ibadah Puasa bagi yang menjalankan~




















~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~

























"Gawat, si Zenitsu kalo lagi marah memang suka aneh-aneh!" seru Tanjirou dan bergegas pergi, diikuti ketiga temannya.

"Kalian berdua, makasih ya!" teriak Aoi yang sudah agak sedikit jauh.

.
.
.

Begitu mereka sampai di UKS yang mereka lihat adalah Zenitsu tengah di obati oleh Nezuko, Tanjirou mengernyit bingung. "Nezuko kenapa kau disini?"

Tiga orang di sana mengangkat wajah, "Kakak?" kaget Nezuko,

"Hei kau baik-baik saja? Bagaimana dengan lukamu?" seru Aoi lantas melihat luka yang sedang dibersihkan. Dia sedikit menganga.

"Bagaimana bisa kau mendapat luka seperti ini!" pekik wanita berkuncir itu, Zenitsu meringis. "Mungkin terkena benda tajam saat aku menendang barang bekas di gudang," sontak jawaban Zenitsu mengejutkan semua orang.

"Yah untungnya luka mu tidak sampai perlu di jahit," ucap seorang wanita yang keluar dari balik tirai,

"Ayako-san,"

Wanita yang disebut namanya tersenyum lembut, "Hai Kanao, apa lukanya sudah selesai Nezuko-chan?" tanya Ayako dan Nezuko mengangguk, segera saja Ayako mengambil alih.

"Kalian sudah berbaikan?" tanya Tanjirou pada dua anak yang menciptakan keributan di kelas, Yuki tersenyum manis.

"Ya, aku dan Zeni-chan tidak lagi bertengkar!" serunya riang seraya menyimpan kepalanya di kepala Zenitsu. Keduanya di tatap aneh.

"Sudah kubilang hentikan! Jangan memanggilku dengan nama aneh itu Yuki!" Zenitsu berseru kesal, membuat gadis surai blue tersebut tertawa.

"Bukankah mereka bertengkar hebat beberapa saat lalu? Kenapa sekarang tampak sangat akrab?" bisik Inosuke bingung, Aoi sendiri mengedikkan bahu.

"Nah sudah, kau jangan terlalu banyak bergerak," kata Ayako dengan tangan membereskan peralatan, Zenitsu berdehem.

"Se-senpai... A-aku pergi dulu!" Nezuko berseru membuat perhatian orang-orang tertuju padanya, "kau selesai menangis ya?" tanya Genya melihat wajah sembab adik sang sahabat.

Lantas dengan panik Tanjirou memperhatikan wajah adiknya,"kau menangis? Kenapa? Siapa yang membuatmu menangis? Biar Kakak geprek jadi abu!" Nezuko tertawa canggung. Jika marah Kakaknya sedikit menyeramkan.

"Tadi Zeni-chan dan dia berpelukan sambil menangis," Zenitsu memelototi Yuki yang mempunyai mulut ember, semua orang berkerut, pandangan Tanjirou menajam.

"Zenitsu, kau berani memeluk adik manisku?" desisnya penuh dendam, "uwaaa itu refleks Tanjirou!" teriak pria bersurai kuning tersebut, tak lupa kedua tangannya ia gunakan untuk melindungi kepala.

"Kakak! Ta-tadi ada kesalah pahaman, jangan marah, aku pergi dulu dadah!" Nezuko jalan terburu, percayalah detak jantungnya sudah seperti ingin meledak.

"Iguro-san... Jangan mati hiks Iguro-san... Jangan mati..."

Semua orang terdiam mendengar isak tangis di balik tirai, "hei siapa yang menangis?" tanya Aoi bingung,

Pengulangan | KNYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang