Yoo, bagaimana kabar kalian?
Maaf yaaa baru up lagi~Rasanya author ingin mintaa deh, jangan lupa buat klik Bintang ya guys...
Seengganya hargain waktu sama pikiran gabut author ini_TYapsss... Makasih banget buat orang-orang yang selalu dukung book ini dengan cara vote^^
Author tahu kok, book ini belum bagus-bagus banget sampe kalian bisa tekan bintang sendiri😅 makanya author ingetin gituuu...
Yahh sorry yaa kalo terkesan memaksa😅
Tapi sih kalo yang ngga mau vote ya gapapa jugaa sih... Happy read aja ya guys,Enjoy~
Author gak mau maksa siapapun^^
See you yaaa~
~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya~"Dan kenyataannya aku tidak pernah bisa melihatmu memakai gaun itu, Kochou," lirih Giyuu dengan jari mengusap layar handphone. "Bisakah di zaman ini aku melihatmu memakainya?"
.
.Shinobu melangkahkan kakinya di koridor sekolah, gadis itu malas masuk kelas. "Ah benar, di ruang latihan Kendo sekarang sedang pemilihan buat kejuaraan, aku ke sana saja lah," gumam Shinobu,
Malas memikirkan pasangan sejoli di dalam ruang uks, meski dia khawatir pada sahabat baiknya namun sekarang sahabatnya itu sudah ada di orang yang tepat.
"Cih, kenapa sih Tomioka sensei kaku banget, gak bisa gitu sedikit saja aku dilirik?!" umpatan demi umpatan Shinobu keluarkan untuk sang guru, gadis itu kesal setengah mati.
'Hiyyaaaattt...'
'Hiyaaa'
Shinobu melongok lewat pintu yang sedikit terbuka, matanya melihat seorang gadis berusaha menyerang anak laki-laki, sepertinya mereka sedang duel.
Mata awas Shinobu bergerak mengikuti pergerakan pertarungan, alisnya sedikit menukik. "Ini pertarungan yang tidak imbang," gumamnya,
"Anak laki-laki itu berada di level berbeda, dia sepertinya sudah sangat berpengalaman," lanjut Shinobu,
"Eh, apa sih? Aku mana tahu hal berbau pedang, dah lah, masuk aja kali ya? Masa primadona di usir?" kekeh Shinobu lantas membuka celah pintu lebih besar supaya badan rampingnya bisa lewat dengan leluasa.
"Ara~ Murata sensei, aku bisa menonton ini kan?" Murata menengok ke belakang, dan dia disambut senyuman manis milik Shinobu.
"Shinobu-chan, kau membolos?" kerutan di dahi Murata terlihat, Shinobu tertawa canggung. "Hehehe, tadi abis nganter Mitsuri ke Uks, terus mau lihat ini dulu, gapapa kan sensei?" Murata menghela nafas lalu mengangguk.
Gadis itu memekik senang dan berdiri di samping sang guru yang menjabat sebagai Kakak sepupunya, pun pertarungan di depan masihlah berlangsung. Terlihat muka datar tidak minat pria bersurai panjang.
"Sensei, apa kau sadar? Mereka bahkan tidak imbang," Murata menoleh, "yah, aku juga merasa begitu..."
"Lihat, jika anak itu serius, anak perempuan ini bisa dalam bahaya, levelnya sudah berbeda," mendengar hal tersebut Murata kembali lebih memfokuskan penilaiannya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengulangan | KNY
FanfictionPernah kalian bayangkan? Bagaimana jika hasil dari pertarungan akhir adalah seri? Muzan tak mati, namun dia seperti hibernasi untuk pemulihan. Lalu para pejuang yang melawan waktu itu mati, namun berakhir dengan reinkarnasi. Di karenakan Muzan y...