07

987 87 35
                                    

Yah, Hai semua~~
Saya kembali dengan chapt baru~

Sorry banget kalo chapt ini ngebosenin.. π_π

Yah untuk menghemat waktu, silahkan di baca...
Monggo...

Tapi jangan lupa buat Vote&Comment ya guys...















~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~
















"Shinazugawa, cepatlah karna aku sudah menunggu untuk berlatih secara gila lagi denganmu." Sanemi diam membeku di tempat, dia tercengang melihat kecepatan menghilangnya Giyuu, hanya dalam sekejap tanpa berkedip, pria itu sudah tak ada seperti di telan bumi.

"Bukankah kecepatan menghilangnya itu di atas rata-rata?!!!" Sanemi berteriak sendiri, dan dengan perasaan dongkol kembali ke lapangan dimana semua murid telah menanti.

.
.
.

"Okaeri Zenitsu-kun, ayo coba kau katakan!" pemuda bersurai kuning terus mendesak seorang gadis bersurai gelombang hitam berwarna merah di ujung.

"O-ka-eri... I-nosuke?" terdengar erangan frustrasi dari pemuda bersurai kuning, kesal karena gadis di hadapannya ini malah menyebutkan nama sahabat babinya.

"Zenitsu... Zenitsu.. Bukan Inosuke!" pekiknya kesal, namun si gadis malah menelengkan kepala tak mengerti.

"Sudahlah Zenitsu, dia kan di ajarkan oleh Inosuke duluan, jadi perlahan saja..." teman dari pemuda bersurai kuning yang menjabat sebagai Kakak si gadis bersuara, "Hmmph."

Lalu kilasan berubah.

Terlihat dua orang pemuda bersurai hitam juga kuning berhadapan, dapat dilihat wajah tanpa ekspresi pemuda kuning.

"Sepertinya kau percaya diri sekali karena sudah mencapai peringkat paling bawah dari Iblis Bulan Atas, padahal kau hanya mengisi posisi yang kosong."

"Oh... Haha!! Sekarang kau berani membalas perkataanku, ya?" raut tak percaya lawan pemuda kuning terlihat,

"Kenapa kau menjadi Iblis?!"

"....Su.."

"...Nitsu..."

"ZENITSU!!!"

"IBLIS." Zenitsu balik berteriak dengan mata membelak sempurna, Dua orang teman yang membangunkannya saling melemparkan tatapan.

"Iblis? Kau bermimpi apa sih?" Tanjirou, pemuda bersurai merah bertanya bingung, sedang Zenitsu masih tersenggal.

Matanya melirik ke sana ke mari, bukan lagi tatanan tanami yang dia lihat melainkan tenda yang kemarin mereka pasang. Sedikit bernafas lega, Zenitsu mengusap kasar wajahnya.

Mimpi itu lagi, diawali dengan kenangan manis berujung perdebatan, siapa pria di depannya itu? Dia sangatlah tak asing.

"Hoi Monitsu, kau tidur seperti orang mati." Inosuke berkata blak-blakan, Zenitsu menghela nafas. Setidaknya bukan kenangan buruk tentang gadis itu.

"Aku baik-baik saja, heh, ini masih tengah malam kenapa kalian membangunkanku?" tanya Zenitsu dengan kening berkerut, Tanjirou menghela nafas, teman kuningnya ini memang pelupa.

"Kita ada jadwal jurit malam, jangan bilang kau lupa." tatapan Zenitsu menghoror seketika dan dia langsung menyembunyikan seluruh tubuhnya di bawah selimut.

"Aku tidak mau pergi!!!!" dia berteriak ketakutan, Inosuke memasang smirk-nya, tanpa aba-aba menggusur kaki kanan Zenitsu, teriakan sang teman tidak ia hiraukan. "Hahahaha ayolah pengecut! Kita pergi dan cari hantu kuat hahahha."

Pengulangan | KNYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang