14

928 92 55
                                    

Yoo semuanya, saya Up!!

Gak usah basa-basi kali ya?

Intinya sih, jangan lupa tekan Bintang ya guys....!

Dukung terus book ini!!

See you~
















~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya~






















"Jika tak salah tadi kau memanggilnya Yuki kan? Siapamu? Teman?" tanya Tanjirou bertubi-tubi, Zenitsu berdecak lalu melepaskan pitingan Aoi dengan mudah.

"Bukan siapa-siapaku, dan aku tidak suka membahasnya." jawab Zenitsu datar,

"Dasar aneh!" cibir Inosuke,



Subuh itu Yuichirou terus mondar-mandir di dalam kamar, sesekali diliriknya jam dinding, berdecak menjadi kebiasaannya setiap lima menit sekali.

Drriitttt...

Mendengar deritan jendela mengalihkan atensi pemuda itu, dan di sana dia melihat sang kembaran masuk. Bukankah seharusnya anak itu lewat pintu? Apa dia ingin dikira maling!

"Mui! Kau pulang juga, a--pa yang terjadi?" cicitnya di akhir ketika melihat bercak darah kehitaman di rambut sang adik, ia segera menarik tangan Muichirou lalu memeriksa tubuhnya. Takut ada luka.

"Tenanglah, tidak ada luka, ini bukan darahku," ujar Muichirou mencoba menenangkan sang Kakak yang panik, "Lalu?"

"Tentu saja Iblis yang ku basmi, rambutku sedikit terkena cipratan karena aku tergelincir tadi. Yah lagipula itu wajar, aku sudah lama tidak bertarung." jawab Muichirou tenang, helaan nafas Yuichirou keluarkan.

"Kau benar-benar akan melakukan ini? Maksudku adalah-- kau akan keluar setiap malam, bagaimana jika tubuhmu sakit? Atau kau kelelahan. Lalu, bagaimana dengan tidurmu?" tanya Yuichirou bertubi-tubi, sebuah senyuman terbit di wajah pemuda pemegang Nichirin.

"Tidak Kakak, tenanglah. Aku bisa mengatur semuanya, jika aku tidak melakukan ini, para Iblis akan merajalela dan Muzan semakin menjadi-jadi nantinya. Umat manusia bisa musnah, lagipun, aku masih harus membalaskan dendam kematianmu. Aku masih belum puas saat perang dulu." kekeh Muichirou di akhir, tanpa sadar Yuichirou memegang lehernya sendiri dan meneguk ludah.

"Mui, aku masih hidup," kelitnya membuat tawa Muichirou pecah, jarang sekali dia bisa melihat wajah pias sang Kakak. Ingat, kembarannya itu yang paling berani!

"Ahahahha, Kakak, aku kan bilang itu dulu bukan sekarang," bibir Yuichirou mengerucut kesal, "Kau menyebalkan! Sudah sana mandi!" ketus Yuichirou, tak ingin membuat sang Kakak tambah emosi Muichirou memilih pergi ke kamar mandi. Bau busuk dari darah Iblis ini sangat mengganggunya.


Sepasang anak kembar itu menapaki koridor sekolah, sedikitnya Muichirou memasang wajah merajuk karena dilarang membawa Nichirin ke sekolah oleh sang Kakak. "Kakak! Aku kan ikut kelas Kendo, setidaknya biarkan aku membawa Nichirinku kemari." melasnya namun Yuichirou tetap pada pendirian.

"Tidak! Di siang hari tidak ada Iblis jadi kau tidak perlu membawa benda itu, sudah cepat jangan merengek!" ketus Yuichirou,

Drap... Drapp... Drapp...
Duk.

"A-ah maaf!" seru orang yang tidak sengaja bertabrakan bahu dengan Muichirou, "Aku tadi buru-buru, maafkan aku!" serunya seraya membungkuk. Satu alis Muichirou terangkat melihat gadis di hadapannya.

Pengulangan | KNYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang