Hal : 0.19

873 122 7
                                    

Jovian menatap Rene sendu penyesalan sebab kemarin malam ia tidak datang tepat waktu dan itu menyebabkan Rene harus di rawat di rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jovian menatap Rene sendu penyesalan sebab kemarin malam ia tidak datang tepat waktu dan itu menyebabkan Rene harus di rawat di rumah sakit. Seperti biasa kesehatan gadis itu drop lagi karena kelelahan di tambah asam lambung tinggi.

Tapi ada rasa bersalah juga ketika ia meninggalkan Jehran sendiri di rumah. Sebab itu ia meminta bunda untuk merawat Jehran.

"Ian maaf bikin repot kamu"

"Jangan banyak bicara tiduran lagi"

Rene tidak punya pilihan selain tidur karena tubuhnya masih lemas.

Sedangkan di rumah Jehran menggeram kesal karena bunda terus ceramah panjang lebar. Jehran kesal luar biasa. Lagian kan dia udah nikah dan bunda, abah juga sepakat gak akan ikut campur urusannya.

"Bisa-bisanya jatuh sakit hah! Lagian kenapa kamu bandel banget sih kalo keluar bawa jaket yang tebel, lihat sekarang?"

"Udah dong bun pala Ehran makin sakit dengernya"

Bunda menghela nafas pasrah sambil menyuapi nasi kedalam mulut Jehran sambil bersengut-sengut karena kesal.

"Jangan sakit lagi nanti siapa yang ngurus suami mu?"

"Kok kesel ya dengernya seakan-akan aku gak boleh sakit" cibir Jehran.

"Bukan gitu Ran"

"Aku juga gak mau sakit bun. Siapa coba yang mau sakit? Oh ada deh si abah"

"Jehran! Kok gitu sama abah"

"Abisnya abah kan yang maksa Jehran nikah"

"Udah kalo debat sama kamu bawaannya bunda emosi mulu"

"Bunda emang gak pernah kalo gak emosi"

"Jehran" tekan bunda sangking gregetnya.

"Bisa aja jawab bunda heran deh"

"Jehran juga heran sama mulut sendiri" lantas Jehran menghempaskan tubuh, menarik selimut sampai kepala membiarkan bunda geleng-geleng kapala.

"Jovian tadi bilang beli obat tapi kok lama ya?" gumam bunda. Tapi karena tidak mau ambil pusing bunda pun turun ke bawah alias ke dapur ninggalin Jehran sendiri.

Jehran sendiri di kamar menerawang langit kamar Jovian. Iya, dia di kamar Jovian bisa curiga bunda kalau tahu dia tidak tidur sekamar dengan Jovian.

Jehran kembali mengingat dimana tadi sebelum Jovian pergi. Pria itu seakan buru-buru dan terlihat cemas. Jehran bukannya tidak peduli hanya saja ada yang mengganjal di hatinya.

"lupakan sajalah heran" gumam Jehran dan kembali tidur.







;

Sekolah Mentari terlihat jam kos dan benar. Memang jam kos. Pak Tio selaku wali kelas 12 ada rapat katanya. Dan sekarang Justin cs tengah berkumpul di kantin.

"Gue penasaran apa hubungan Jehran sama mas Jovian?" tanya Dito mendadak.

"Iya, gue juga penasaran" jawab Revan.

"Kan udah di kasih tahu kalau itu sepupunya apa siapa gitu" ucap Salma.

Dito itu teman akrab Salma dari kecil. Rumah aja dempetan.

"Lo suka ya sama abangnya Jehran?" tuduh Dito sambil nunjuk Salma yang gelagapan.

"Sok tahu lo Dit"

"Ya habisnya lo setiap kali kita bahas abangnya Jehran lo kayak antusias banget" tuding Nanda.

" Bisa diem gak sih? Salah gue gitu kalo suka" sinis Salma. Jawaban dia bikin Nanda, Dito sama Revan mencibir. Justin cuma bisa diem.






;
Jovian baru saja sampai rumah dan terlihat bunda ada di ruang tamu sambil nonton tv dan nyemil. Kedatangan Jovian membuat bunda berdiri.

"Vian kok baru nyampe? Apoteknya jauh kah?"

Pertanyaan bunda bikin Jovian gugup.

"tadi mampir ke kantor sebentar bun"

"oh"

"Ya udah saya ke kamar dulu ya bun" izin Jovian. Bunda mengangguk sebagai jawaban.

.

Di kamar Jehran setengah tidur antara sadar dan gak. Karena tubuhnya lemas dikarenakan obat jadi gitu. Keringat dingin. Dia mau istirahat biar bisa sekolah dan makan enak.

Walau ini masih terbilang siang menjelang sore. Jovian berbaring di belakang Jehran. Dia menatap Jehran dengan tatapan sulit di artikan. Tapi tangannya bergerak untuk memeluk pinggang Jehran.

"Maaf saya lancang tapi, untuk hari ini saja. Saya merasa capek, tapi hari ini juga saya harus bertugas, kemungkinan saya akan pulang malam" gumam Jovian yang masih bisa di denger Jehran.

Jehran dari tadi membuka mata karena merasa ada yang memeluknya awalnya dia mau berbalik tapi mendengar suara pelan Jovian membuatnya urung.

"Maaf"

Maaf Jovian begitu banyak arti tanpa di ketahui Jehran. Dia juga tidak ingin menuntut apapun. Sebab sampai sekarang Jehran juga masih belum bisa menerima kenyataan bahwa dia sudah menikah.













TBC

Terlihat sangat pendek 😅

 ᵗʰᵉ ᵖᵒˡⁱᶜᵉ ʰᵃⁿᵈˢᵒᵐᵉ • vm [ DISCONTINUE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang