Hal : 0.32

617 91 6
                                    

Sudah 6 hari keduanya tidak bertemu karena setiap kali Jovian datang ke rumah Jehran hanya mendapati penolakan dari Jehran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah 6 hari keduanya tidak bertemu karena setiap kali Jovian datang ke rumah Jehran hanya mendapati penolakan dari Jehran. Jovian juga tidak bisa melakukan apapun selain menunggu amarah Jehran redah. Beberapa kali pun jika Jehran enggan bertemu Jovian, Jovian bisa apa selain menunggu.

Untuk hari ini jadwal yang pada bagi Jovian sebab dari pagi sampai malam nanti ia akan di sibukkan dengan tugas lapangan.

Jadi, Jovian pikir dia harus bersemangat.

Untuk kesekian kalinya dirinya ingin menjemput Jehran tapi ingat bahwa dirinya masih tidak bisa bertemu Jehran.

Jam pagi pukul sekitar jam 6 pagi. Jovian sudah bertugas di depan sekolah untuk membantu masyarakat yang hendak menyebrang di jalan raya.

Sekolah yang ia tahu tempat Jehran menimbah ilmu. Benar saja dari hampir satu jam dirinya menunggu, 5 menit sebelum gerbang di tutup.

Jehran datang bersama Justin dengan kecepatan tinggi tanpa Jehran tahu ada Jovian di sana. Ingin niat menyapa Jehran, Jovian urungkan.

"Mungkin nanti aja kalau udah redah". Katanya.

;
Untuk kesekian kalinya Jovian menghela nafas mendengar perintah dari atasannya bahwa ada tawuran di jalanan nanti jam 4 sore di dekat sekolah Jehran. Di sisi lain dia malas harus berurusan dan anak-anak yang rabel tetapi disisi lain dia juga takut jika Jehran ikut masuk dalam tawuran. Bagaimana pun Jovian masih harus bertanggung jawab atas Jehran.






;
"Ran lo gila mau ikut tawuran?". Raya sudah memperingati Jehran untuk tidak neko-neko.

"Lah gue di ajak ya mau-mau ajalah". Jawab Jehran santai. Tidak terkejud bila Jehran ikut tawuran. Masalahnya, ini di kandang sendiri dan kecil kemungkinan, Jehran akan ketahuan oleh abah dan akan semakin runyam.

"Lo gak takut ketahuan sama abah bunda ran?"

Jehran berhenti makan dan beralih menatap Raya. Sekarang bukan abah atau bunda yang ia takuti, tetapi lebih kekhawatiran dirinya terhadap suaminya.

"Mas Vian apa kabar ya?"

"Lah buset lo baru nanyak sekarang?. Baikan sono berumah tangga kok kayak abg labil". Jutek Raya.

"Lah gue emang masih labil". Ketus Jehran.

"Dahlah gue mau masuk kelas, yang bener kalau bantu mbok tin jualan, lo". Sambung Jehran. Raya mencibir Jehran yang pergi kembali ke kelas.

;

16 : 05 WIB

Beberapa pihak keamanan sudah berpencar di beberapa titik untuk memantau kekacauan yang akan terjadi.  Mereka tidak menggunakan seragam melainkan baju sehari-hari dan berbaur dengan yang lain juga.

Dua orang remaja berjalan dan saling berhadap-hadapan. Dan tanpa aba-aba keduanya saling tarik kera leher.

"Gue gak akan lupa apa yang lo lakuin sama temen-temen gue di tahun baru". Ucap siswa sekolah Marina

 ᵗʰᵉ ᵖᵒˡⁱᶜᵉ ʰᵃⁿᵈˢᵒᵐᵉ • vm [ DISCONTINUE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang