Hal : 0.34

654 67 2
                                    

Tw/cw : harsword, homophobia, abuse family --Justin & Seno--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tw/cw : harsword, homophobia, abuse family
--
Justin & Seno
--

Tahunya Justin dan Seno sebatas tetangga yang akrab. Justin tetangga Seno semenjak Seno pindah dan tinggal sendiri di rumah sampingnya tepat. Komplek yang terbilang ramai ini. Tidak akan ada yang mengira kalau ternyata mereka adalah sepasang kekasih yang harus rela backstreet. Justin yang masih smk kelas 12 dan Seno yang menjadi salah satu anggota kepolisian. orang tua Justin adalah salah satu orang tua yang menentang tentang LGBT seperti ini. Dan ya Justin tidak ingin Seno mendapat hal buruk dari orang tuanya. Di tambah lagi orang tuanya bukan sembarang orang.

Ibunya adalah selebgram, Influenzer juga duta Narkotika. Lalu ayahnya seorang petinggi DPR juga orang berpengaruh di bidang ekonomi negara. Apa yang akan di kata orang sana bila anak orang penting seorang gay? Dan Justin tidak ingin mereka menyakiti Seno.

Lalu Seno sendiri, yang kita tahu adalah sepupuh Jovian. Seno anak dari adik ibunya. Keluarga Seno ataupun Jovian open minded soal hal seperti ini.

Indira sendiri sudah tahu kalau anak-anaknya Bisex. Namun hanya Mas Al yang ditentang karena berpacaran dengan seorang guru.

Hari Seno kembali dari Bandung setelah bertugas beberapa hari. Ia berada di kosan Justin dan keduanya menghabiskan waktu hanya dengan berpelukan berjam-jam di balik selimut.

"Kak- nikah yuk" ajak Justin yang mendapati gaplokan di bibirnya.

"Sekolah yang bener dulu Tin".

"Aku takut kalau kamu di ambil orang kalau kelamaan". Justin yang gemas mencium bibir Seno cepat.

"Nikah gak semudah itu Justin"

"Aku tahu kak, aku kan cuma ngajak. Sekolah ku belum lulus". Justin mengeratkan pelukannya.

"Jangan kemana-kemana kalau aku belum lamar kamu"

Seno terkikik geli mendengar ucapan bocah yang berbeda beberapa tahun darinya.

"Omonganmu udah kayak orang paling bener"

Justin tergelak akan ucapan Seno. Justin tahu perjalanan mereka berdua masih panjang dan Justin akan menunggu sampai Seno dan dunia tahu akan kehadiran mereka berdua.








-

01 September 2020

Siapa yang tahu akan masa depan? Tidak ada. Bahkan mbak Rara sekalipun tidak bisa memindahkan waktu karena dia bukan pawang dimensi. Hari itu entah hari apa, dan sangat di sialkan Justin.

Malam setelah maghrib dirinya pulang ke rumah besar yang terasa dingin karena panggilam dari kedua orangtuanya yang mengharuskan dirinya pulang.

Tidak ada angin tidak ada hujan ayah - menamparnya begitu keras. Tidak ada satupun yang berani mengangkat kaki untuk menolongnya. Kakinya bahkan baru saja menginjakkan pada ubin lantai.

Bukannya mendapat pelukan dan sapaan hangat dari kedua orang tua. Dirinya malah mendapatkan tamparan keras di kedua sisi pipinya.

Kini sang ibu yang berjalan angkuh menghampirinya, melempar setumpuk lembar foto yang tercecer di lantai.

Justin tidak lagi terkejut bila yang ada di sana adalah dirinya dan Seno. Namun yang ia takutkan adalah ketika mereka melukai atau mengancam Seno begitu saja.

"Aku menyekolahkanmu bukan untuk menjadi kaum sodomi, atau kaum menjijikan itu". Sarkas ayah. Justin hanya diam dan menundukkan kepala, dia lebih memilih bungkam agar semua lebih aman.

"Dengar Justin jika. Jika kamu masih berhubungan dengannya jangan harap kamu bisa melihatnya. Apa kau tidak memikirkan masa depanmu?".

"Ayah tahu apa? Ayah tahu apa soal aku? Kalian hanya kerja-kerja dan sama sekali tidak peduli. Seberat apapun hal yang aku alami kalian sama sekali tidak peduli". Jawab Justin mencoba menahan emosi.

"Kami peduli! Kamu yang tidak mau mengerti, kami bekerja untukmu untuk kita semua Justin". balas bunda

Justin menggeleng pelan, tawa mirisnya membuat hatinya perih. "YANG KALIAN PEDULIKAN ITU REPUTASI KALIAN! bukan aku".

"JUSTIN! Aku memperingatimu sekali lagi, dia Arseno bukan? Aku bisa saja menghancurkan dirinya jika kamu tidak menurut! MENGERTI!, Kami lebih kecewa di banding dirimu Justin"

"Dan aku sangat membencimu yang ku sebut ayah".

Justin menarik tasnya kasar menuju kamar. Tidak, mereka tidak boleh menyentu Seno seujung kukupun. Dia tidak akan membiarkannya.







-

02 September 2020

02.09 WIB - malam menjelang pagi.

Menutup mata ketika telinganya berdenging pusing. Jogja kini tidak setentram dulu. Banyak seliweran klitih yang meresahkan masyarakat. Mereka yang membawa senjata tajam sudah membuat beberapa orang merenggang nyawa termasuk 'ia', malam ini.

Suara menggema di langit-langit Jogja, suara peluru di lepas begitu saja mengenai mangsa di malam sepih di jalanan.

Patroli polisi berkeliaran mencari burnonan.

Dan merelakan salah satu anggota mereka tertembak.

"ARSENO!"

Itulah terakhir kali ia mendengar namanya di sebut sebelum benar-benar terlelap untuk entah sampai kapan.

02 September -

Harusnya menjadi pesta yang di impikannya-












Tbc

 ᵗʰᵉ ᵖᵒˡⁱᶜᵉ ʰᵃⁿᵈˢᵒᵐᵉ • vm [ DISCONTINUE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang