Hal : 0.27

949 121 12
                                    

Beruntungnya pagi hari ini dirinya ada yang memasakkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beruntungnya pagi hari ini dirinya ada yang memasakkan. Walau tadi hatinya sempat pundung karena entah sadar atau tidak ia malah memeluk Jovian ketika tidur. Jehran enggan mengakui kalau dia suka pelukan Jovian.

Untuk menghilangkan rasa ke gundahan hati ia lebih memilih keluar kamar dengan cepat. Keberuntungan di pagi hari adalah melihat Alvino memasak di dapur dengan apron abu-abu. Bahu lebar itu membuat Jehran terperangah karena terlihat sangat lebar dan gagah.

"Selamat pagi kak Al", sapa Jehran ceria yang sudah mengenakan seragam sekolah.

Al yang tadinya terfokus menyicipi masakannya teralih untuk melihat dan membalas sapaan Jehran dengan senyum andalannya.

"Oh selamat pagi juga Jehran, sarapan dulu Ran sebelum berangkat. Oh iya, Jovian udah bangun apa belum?".

"Udah kayaknya kak". Karena ia malas jika di suruh manggil Jovian akhirnya Jehran mengatakan kalau Jovian dah bangun. Memilih duduk di salah satu kursi.

Tidak lama Jovian datang dan langsung duduk di samping Jehran.

"Taraaa—gue bikin soto hari ini". Menaruh mangkuk di atas meja yang sudah berisi soto Jogja andalan Alvino.

Dengan semangat Jehran mengambil soto ke atas piringnya dan mulai makan.

"Gimana? Ini pertama kalinya gue bikin soto setelah sekian lama tinggal di Singapura jadi rada agak males kalau mau masak". Kata Alvino.

"Enak kok kak, cuma kurang sedep dikit" kritik Jehran.

"Beneran kah? Gue gak suka micin jadi gak gue kasi micin, hambar gitu ya rasanya".

"ahh gitu ya? Gak papa, bisa di ganti sama bawang putih"

"Gue alergi bawang putih Jehran". Jawabnya dengan wajah polos.

Seketika Jehran menampilkan wajah blank pasra. "Ya udah sesuka kak Al aja deh". pasrah Jehran kembali makan sotonya.

Jovian melihat dan mendengar debat kecil keduanya tertawa kecil seraya tetap memakan makanan yang di sajikan. Dia tidak peduli itu asin atau hambar asal masih layak di makan silakan.

"Hari ini gue aja yang anter Jehran ke sekolah", pinta Alvino berharap. 

"Mau ketemu sama pak Johan ya kak?", goda Jehran. Alvino memberikan senyuman lebar pada Jehran.

"Ya udah aku antar kalian berdua, nanti kakak bisa pulang sama mas Johan, di anter. Mau nginep di rumah mas Johan monggo".

Tidak ada alasan Al bahagia ketika mendapat restu dari sang adik. Jadi, ketika keduanya sudah sampai sekolah dengan di antar Jovian. Sebelum itu, ketika Al sudah terlebih dahulu keluar keduanya masih diam di mobil.

"Soal yang semalem, lupain aja mas".

Jovian menoleh. Melihat wajah datar Jehran semakin membuat hatinya runyam. Lantas melihat kepergian Jehran membuat Jovian ingin mengambil keputusan.

 ᵗʰᵉ ᵖᵒˡⁱᶜᵉ ʰᵃⁿᵈˢᵒᵐᵉ • vm [ DISCONTINUE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang