Indomie Kari Ayam

346 112 34
                                    

Perkara Cinta ; Indomie Kari Ayam




"Punya gue yang mana nih?"

"Lo goreng kan?"

"Bukan. Gue Aji."

Esa menoleh, memberikan tatapan jengah pada Aji yang nyengir lebar di balik konter dapur apartemen Calvin.

"CIL! MIE LO UDAH MATENG!" teriak Aji tiba-tiba.

Jusuf datang nggak lama kemudian. Di belakangnya Felix mengekor sambil menenteng teko kosong.

"Should we order more snacks?"

"Pizza semeter dong, Bang," usul Jusuf yang diangguki Aji.

"Okay."

"Lo bikinin punya siapa lagi, Sa? Rasa kari ayam?"

Esa menggunting bumbu mie lalu menuangkannya ke dalam mangkuk. "Punya Ayis."

"Emang Ayis dateng?"

"Katanya sih gitu."

Suara bel dari pintu terdengar begitu Esa menyelesaikan kalimatnya. Empat pasang mata kontan menoleh ke arah pintu yang terlihat dari bagian dapur. Aji yang pertama kali bergerak menuju pintu apartemen.

"AYISSSSSSS!"

"AJIIIIIIIII!"

Dua orang itu berpelukan di depan pintu dan berbagi tawa. Felix yang kemudian menyonsong keduanya, memberikan pelukan lebar seolah Haris baru pulang dari medan perang.

"Long time no see. Yis."

"Nggak long-long banget, Lix, baru sekali doang gue skip ikut main."

"Terakhir ketemu three weeks ago, ya nggak sih?" 

"Eh! Selebgram!" seloroh Kirino begitu memasuki area dapur bersama Calvin dan Bayu di belakangnya. 

Teriakan heboh Aji dan Haris tadi sepertinya berhasil membuat tiga orang yang fokus di depan papan catur itu bangkit berdiri. 

"Eh, asdos!" balas Haris nggak mau kalah dengan tawa. 

"Yang skripsian Calvin, tapi yang sering ngilang malah lo," lanjut Kirino menepuk bahu Haris beberapa kali.

Calvin yang sedang mengaduk mie dalam mangkuk kontan menoleh. "Gue diem."

"Asal skripsi lo nggak diem di tempat, Bang," celetuk Aji menenteng sekotak donat yang dibawa Haris ke meja depan televisi. 

"Ji, mending lo pulang."

"SORRY! GUE NGIKUTIN KAK INO!"

Kirino mengedikkan bahu, membawa dua mangkuk mie menyusul Aji. "Emang gue ngapain?" 

"Gimana, Ris?"

Pertanyaan dari Bayu mengalihkan perhatian Haris yang tertawa melihat keributan di ruang tengah apartemen Calvin itu. 

"Hah? Apanya yang gimana?" tanya Haris bingung menatap Bayu yang nyengir.

"Gimana kabar lo?"

"Baik dong! Makanya bisa ke sini setelah melewati tujuh samudera, lima benua, bertarung melawan hiu sama kingkong juga."

Jawaban hiperbolis Haris itu cuma ditanggapi tawa oleh Bayu. "Syukur deh kalo gitu. Jangan terlalu semangat-semangat lah, santai dikit." 

Haris meringis. "Karena kebanyakan santai jadi begini, Bang."

Bayu menepuk-nepuk pundak Haris. "Nggak pa-pa, yang penting udah lewat kan?" 

"Minggu depan ada lagi."

"Good luck!" Bayu tertawa berjalan ke ruang tengah sambil membawa mangkuk mie miliknya setelah sebelumnya berterimakasih pada Esa. 

Esa menyodorkan mangkuk berisi mie rasa kari ayam ke hadapan Haris. "Makan mie, kata Bang Bayu itu yang bikin tetep waras menghadapi dunia." 

"Gitu?"

Esa mengangguk. "Mau pake saos tomat nggak?"

Haris langsung menggeleng sedetik setelah Esa menyelesaikan pertanyaannya. "Nggak. Makasih. Gini udah enak."

Esa tertawa, menyusul Haris yang udah ngibrit ke ruang tengah.

•×•

Anak ku pulang🍀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak ku pulang🍀

•×•

Terimakasih yaaaa udah baca, vote dan komen!

Mohon maaf kalau komennya kadang gak aku bales tapi selalu ku baca untuk nambahin semangat aku hehehe

Terimakasih yaaa!

Jaga kesehatan semuanya!

Perkara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang