Perkara Cinta; Bakwan bersama Saos ABC
"Bang, lo mie apa?"
"Rebus."
"Semua mie direbus, Bang."
Calvin mendongak dan menatap Aji yang duduk di depannya dengan tatapan jengkel. Sedangkan Bayu yang duduk di samping Aji menahan tawanya dengan senyum geli.
"Mie pake kuah rasa soto, kasih sawi sama cabe. Cepet. Nggak pake lama," tutur Calvin mengulang pesanannya.
"Gue boleh nambah yang lain nggak?" tanya Aji lagi.
Calvin mendesah. "Iya. Ambil sesuka hati lo, gue yang bayar."
"SIAP!"
Aji bangkit dari duduknya dan memutar tubuh menuju warung untuk memesan pesanannya dan Calvin.
"Lo nggak cabut kelas kan, Cal?" tanya Bayu setelah mengalihkan fokusnya dari ponsel ke Calvin yang duduk di depannya.
Calvin menegakkan punggung. "Kata siapa?"
"Gue nanya."
"Nggak."
Walaupun sangsi, Bayu mengangguk. Seingatnya kemarin Calvin bilang hari ini kelasnya sampai sore, tapi jam baru menunjukkan pukul satu siang anak ini sudah datang bersama Aji barusan.
"Kuliah gimana, Cal?"
Lagi, Calvin mendengus. "Bang, jangan kayak nyokap gue gini lah, dikit-dikit nanya kuliah gimana. Tanya yang lain kek."
"Tanya apa dong?" Bayu tertawa. "Gimana hati lo?"
Pertanyaan itu jelas bukan yang diharapkan Calvin karena cowok itu langsung memasang wajah masam. "Bukan itu juga, Bang."
"Apa dong? Ini itu nggak boleh."
"Apa kek. Tanya tetangga gue yang rese itu udah pindah belom, atau tanya apa mixer gue rusak abis dipake Aji kemaren."
"Emang Aji abis ngapain?"
Calvin menatap ke belakang Bayu, Aji berjalan mendekat ke arah mereka dengan sepiring penuh bakwan yang baru matang. Tapi, bukan bakwan panas yang kelihatan menggoda buat dicomot itu yang jadi perhatian Calvin.
"Kok saos?" tanya Calvin sedetik setelah Aji menaruh sebotol saos merk ABC di atas meja berdampingan dengan piring bakwan.
"Sambel kacangnya belom jadi," jawab Aji yang langsung duduk di samping Bayu dan mencomot satu bakwan panas dari piring.
Bayu melakukan hal yang sama. Nggak butuh waktu lama, dua cowok beda usia itu sibuk dengan bakwan masing-masing, meninggalkan Calvin yang masih menaikkan kedua alisnya tinggi-tinggi.
Apalagi saat Aji dengan santainya menaruh saos itu di atas bakwannya. Kerutan di dahi Calvin bertambah dengan kedua mata memandang kesal ke arah Aji.
"Aneh lo."
Selesai Calvin mengatakan kalimat itu, Aji dan Bayu kompak berhenti mengunyah lalu menatap Calvin dengan tatapan tanya.
"Kenapa?"
"Siapa?"
"Lo, Ji. Ngapain sih makan bakwan pake saos. Aneh."
Bayu menoleh ke arah Aji, ke arah bakwan di tangan cowok itu tepatnya. "Biasa aja kali, Cal, pake saos juga enak kok."
Calvin jelas nggak setuju, terlihat di kedua matanya yang menyipit tajam. "Nggak. Bakwan ya pake sambel kacang atau cabe rawit ijo."
Aji yang dari tadi jadi objek perbincangan akhirnya menyadari ke arah mana pembicaraan mereka siang ini. "Enak, Bang, serius dah. Cobain."
Kepala Calvin menggeleng dalam hitungan detik. "Tanya lagi, Ji. Udah jadi belom sambel kacangnya, gue laper."
"Belom. Gue ngambil ini aja masih di atas saringan tadi, kacangnya baru kelar digoreng terus mau diulek."
"Coba tanya dulu," paksa Calvin.
"Ck. Ntar kalo jadi juga teriak. Dia apal banget pesenan lo."
"Mie-nya?"
"Dibilang, ntar kalo udah jadi pasti nama lo diteriakin," jelas Aji dengan santai masih sambil melahap bakwannya dengan cocolan saos ABC.
Bayu yang dari tadi mengamati obrolan keduanya akhirnya buka suara. "Coba dulu pake saos, kalo nggak nyoba gimana lo bisa tau."
"Dari look aja udah nggak bikin selera, Bang. Nggak usah perkara coba dulu," bantah Calvin.
"Tapi, nggak selamanya lo dapetin apa yang lo mau kan? Kadang apa yang ada di depan yaudah itu aja. Lagian yang kelihatannya nggak lo suka bisa jadi akan cocok."
Mendadak meja warkop paling ujung di bawah pohon ceri itu senyap. Menyisakan Bayu yang sibuk mengunyah bakwan tanpa menyadari kalimatnya barusan menohok seseorang.
"Berat banget bahasannya, gue ambil mie dulu dah."
Begitu Aji pergi, Calvin menatap lekat ke arah Bayu. "Kalo aja segampang itu, Bang. Gue udah bahagia dari kemarin."
Bayu menelan potongan terakhir bakwan dengan toping saos ABC. Lesung pipit di kedua pipinya terlihat samar saat bibirnya melengkungkan senyum ramah.
"Kalo aja lo berani nyoba, Cal. Lo nggak akan selama ini stuck di hati yang sama."
•×•
Gue badut banget sih, nungguin MV Ta gak rilis, MV B me juga gak rilis.
Sedih bangetBtw, makasih ya buat yang udah baca, vote dan komen! Makasih!
Oiya jangan lupa vote skz!
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkara Cinta
Fanfic"Tetap menyerah! Jangan semangat!" Sebuah fanfiksi Stray Kids dengan tokoh lokal rekaan @eskalokal di twitter. Perkara Cinta Elok Puspa | April 2020 Credit photo from Pinterest