Indomie pilihan

477 123 27
                                    

Perkara Cinta ; Indomie pilihan

Kata orang, hidup adalah tentang pilihan. Apalagi saat beranjak dewasa, manusia selalu dituntut untuk menentukan keputusan dalam hidupnya.

Felix nggak pernah bersahabat soal pilihan, keharusan untuk memilih satu di antara banyak pilihan selalu sukses bikin ia kelimpungan. Felix ingat saat akan menentukan jurusan kuliah, tidurnya nggak pernah nyenyak dan butuh hampir dua bulan untuk akhirnya ia mantap memilih jurusannya sekarang.

"Kalian mau mie apa?"

Pilihan. Lagi-lagi Felix dihadapkan pada pilihan yang sulit. Memilih antara Indomie Rendang, Indomie Kari Ayam, Indomie Ayam Bawang, dan Indomie Soto.

"Kari Ayam nggak jelas rasanya."

"Enak anjir Kari Ayam! Favorit gue dari semua varian mie!"

Felix menatap bungkus Indomie Kari Ayam yang jadi varian mie favorit Haris. Felix ingat rasa kuah kental dari mie varian itu.

"Opini radikal!"

"Lo nggak tau seni-nya, Ji! Rebusnya dicampur susu sedikit! Gila itu enak parah!"

"Selera lo bentuk penghinaan buat per-mie-an duniawi, Yis!"

Felix nggak pernah bikin Indomie Kari Ayam pakai kuah campur susu kayak Haris. Mungkin suatu saat nanti ia akan coba.

"Nggak ada mie sedaap?"

Pertanyaan itu sukses menghentikan perdebatan Aji dan Haris. Felix menyadari dari tadi Esa cuma diam waktu mereka memperdebatkan mie, tapi tiba-tiba malah tanya soal mie lain yang nggak ada di pilihan menu mie mereka malam ini.

"Gue nggak nyetok mie sedaap, Sa," seloroh Bang Calvin dari sofa depan televisi.

Felix tau itu. Kemarin ia menemani Bang Ical belanja bulanan untuk stok makanan, sekalian mengisi kulkas apartemennya yang udah diprotes mami gara-gara isinya cuma makanan instan dan telur.

"Yah, gue sukanya mie sedaap sih sebenernya," ujar Esa menghentikan kegiatannya mengobrak-abrik laci persediaan makanan di dapur apartemen Bang Ical.

"Sorry, Sa, gue nggak tau lo suka mie sedaap, gue kira semuanya suka Indomie," ujar Felix merasa nggak enak, karena kemarin yang punya ide beli Indomie adalah dirinya, sedangkan Bang Ical cuma iya-iya aja.

"Satu lagi kaum radikal di dunia per-mie-an negeri ini," celetuk Aji yang langsung dapat jitakan dari Bang Bayu.

"Mie apa aja enak kali."

"Kari ayam nggak termasuk, mie sedaap boleh lah."

"Kaum close minded," ejek Haris yang bikin Aji langsung melotot.

"Lo rasa apa, Bang?" tanya Esa ke Bang Bayu.

Panci berisi air sudah diletakkan di atas kompor yang menyala. Esa kayaknya nyerah, akhirnya dia ambil Indomie rasa Ayam Bawang.

Ayam Bawang adalah varian rasa paling aman selain mie goreng menurut Felix. Kuahnya ringan, nggak sekental Kari Ayam dan nggak se-asam Soto.

"Semuanya boleh nggak? Gue laper nih."

"BPJS nanggung usus buntu kan ya?"

"Gue tau hidup berat, Bang, tapi nggak gini juga lah. Kasihan nyokap bokap lo."

Felix terbahak melihat ekspresi Bang Bayu yang dirangkul Aji dan Haris.

"Kalo Bang Bayu disebut apa, Ji, di dunia per-mie-an?" tanya Esa dengan tawa di wajahnya.

"KAPITALIS! SEMUANYA DI-EMBAT!"

Felix nggak perlu melihat untuk tau apa yang terjadi setelah itu. Aji dibawah pitingan Bang Bayu, Ayis yang mentertawakan Aji dan mungkin Bang Ical mengambil ponsel untuk mengabadikannya.

"Kak Ino sama Jusuf ke sini nggak?" tanya Felix di depan lemari penyimpanan piring, sesekali menoleh untuk nonton keributan di ruang tengah apartemen Bang Ical.

"Jusuf lagi di jalan," jawab Esa di depan kompor dengan tawa.

Felix berdiri di samping Esa untuk menjajar mangkuk di atas konter dapur. Sama seperti Esa yang ketawa sambil mengaduk mie dalam panci, Felix juga ketawa menonton keributan yang dibuat Aji sambil memotong plastik bumbu mie.

"SAAAAAAA! GUE AYAM BAWANG!"

"JANGAN DIBIKININ SAAAA!"

"JANUAR DIEM LO! ADUHH BANGGG! UDAHHHH!"

"Coba bilang sekali lagi, gue apa?"

"KAGAAAAA!"

"JANGAN KASIH AMPUN BANG!"

"Say hi dulu Ji, biar muka lo kelihatan di instastory."

"AHELAH BANG ICAL!"

•×•

Terinspirasi dari tweet eskalokal dan juga kebingungan gue memilih mie di depan rak Alfamart.

Kalian kalo disuruh milih akan milih varian Indomie rasa apa?

Btw, hari ini Back Door 100jt view! Yeayyy!

Perkara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang