Hari ini Felix benar-benar merasa tenang, karena tidak ada satupun yang mengganggunya.
Dia kini berada di Cafetaria, duduk bersama Minho untuk makan bersama. Minho hanya ingin bertanya suatu hal pada Felix.
Sambil menunggu makanan yang mereka pesan sampai, Minho menimbang-nimbang apakah pertanyaannya nanti tidak akan mengganggu pemuda di hadapannya ini?
"Fel, kakak mau nanya sama kamu."
Felix yang sedari tadi menunduk memainkan dasinya itu mendongak, menatap Minho penuh tanya.
"Kamu memang sudah ga bisa bicara sejak lahir?"
Pertanyaan yang di lontarkan Minho membuat Felix terkejut, "Kenapa menanyakan itu?"
Felix hanya mengangguk sebagai jawaban, karena dia sedang tidak membawa Notebook ya sekarang.
"Kenapa kamu tidak belajar bahasa isyarat?"
Melihat Felix seperti ingin menjawab namun tentu saja tidak bisa, Minho pun paham bahwa Felix tidak membawa buku catatannya.
Dia mengeluarkan pena dari sakunya, "Tulis saja di telapak tanganku Fel."
Felix menatap ragu pena di tangan Minho, Minho pun mengangguk guna meyakinkan Felix.
Felix menerima uluran pena Mino, lantas mulai menulis di telapak tangan yang lebih tua.
"Aku pernah belajar saat kecil kak, tapi aku tidak terbiasa menggunakannya, lagi pula tidak ada yang memahaminya, jadi itu percumah."
Setelah membacanya, Minho menggelengkan kepala, "Aku memahaminya."
Felix menatap Minho takjub.
"Gunakanlah bahasa isyarat jika kamu bersamaku."
Felix mengangguk semangat, sedari kecil ia ingin memiliki seseorang yang dapat memahaminya.
Makanan tiba, mereka pun menikmati makan siang mereka sebelum bel kembali berbunyi, menandakan bahwa istirahat telah usai.
••• Máscaras •••
Seusai makan siang bersama kakak kelasnya, Felix kembali ke kelas, senyuman kecut terpatri di wajah manis pemuda itu.
Mejanya penuh dengan tumpukan sampah.
Felix keluar kelas dan ke toilet untuk mengambil kain pel, dan dia berpapasan dengan seorang yang sedari tadi tidak terlihat kehadirannya."Felix."
Felix hanya menatap pemuda itu dengan tatapan bertanya, "Kenapa?"
"Mau kemana?"
Kini Felix menatap orang itu dengan tatapan bingung, apa dia lupa bahwa seseorang yang diajaknya berbicara ini tidak bisa bicara?
"Kau bisa bahasa isyaratkan? gunakan itu padaku juga."
Felix masih diam, dirinya sungguh bingung, ada apa dengan orang di hadapannya ini?
"Oke kalo kau tidak mau, tapi terima ini, ini untukmu."
Pemuda itu mengeluarkan dua buku catatan kecil dan sebuah pena untuk Felix dari saku hoodienya. Felix menerimanya dengan segera, lalu dengan cepat menulis sesuatu disana.
"Ada apa denganmu, Hyunjin?"
"Aku hanya ingin berbuat baik pada mu, apa tidak boleh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Máscaras | MinLix
Fanfiction"𝘼𝙠𝙪 𝙞𝙣𝙞 𝙘𝙖𝙘𝙖𝙩, 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙪𝙝𝙡𝙖𝙝, 𝙖𝙠𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙖𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙞𝙠𝙪𝙩 𝙩𝙚𝙧𝙠𝙚𝙣𝙖 𝙨𝙞𝙖𝙡 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙨𝙚𝙧𝙞𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙖𝙙𝙖 𝙙𝙞 𝙙𝙚𝙠𝙖𝙩𝙠𝙪." Sejak pertama kali melihatnya, Minho yakin bahwa Felix itu matahari yang...