Seorang pria berkulit pucat berjalan mendekatinya, "Bagaimana, Luce?"
"Hm?"
"Belum menemukannya?"
"Belum kak, dia belum menampakkan dirinya."
"Sudah ku bilang, bergabunglah denganku, dan aku akan membantu mu mencarinya."
"Kak Chris, aku juga sudah bilang bukan? aku akan menyelesaikan masalahku sendiri."
Chris menuangkan jus jeruk ke gelas kaca untuk seseorang di hadapannya ini.
"Jeruk? hey, kau bahkan meminum alkohol tadi."
"Anak kecil tidak boleh minum alkohol, paham?"
"Aku bukan anak kecil, Kak."
"Minumlah jus jeruk itu, jangan minta yang aneh-aneh."
"Alkohol itu tidak aneh!"
Chris mengusak rambut seseorang yang ia sebut anak kecil itu, Luce. Luce pun menurut meminum jus jeruknya.
"Apa kau yakin dia berada di sana?"
"Tentu, tiga tahun kak Chris, tiga tahun ku gunakan untuk mencari persembunyiannya, tidak mungkin aku salah."
"Lalu, sudah hampir dua tahun berada disana, kenapa kau tidak kunjung menemukannya?"
"Dia pasti sedang bermain-main, tenanglah, aku pasti menemukannya, dan ku pastikan dia akan mati di tanganku."
••• Máscaras •••
"Ada apa dengan kepalamu itu Hwang? kau sudah bosan hidup?" Hwall menyentuh perban yang terdapat di kepala Hyunjin.
Hyunjin melemparkan tasnya ke bangkunya, lalu duduk di sana, "Kau mau mati?"
"Santai Hyun, jadi kenapa kepalamu itu?" Hwall duduk di sebelah Hyunjin.
"Hampir tertabrak mobil."
"Ku dengar kau menolong si bisu? dan sejak kapan kau dekat dengan si ketua OSIS gila itu?"
"Kenapa kau mengintrogasi ku?"
"Aku hanya ingin tau."
Hyunjin memutar bola matanya malas, "Simpan saja jiwa keingintahuan mu itu."
"Yasudah jika tidak mau menceritakannya, tapi lain kali jaga flashdisk mu dengan benar."
Hwall menaruh Flashdisk berwarna hitam di depan Hyunjin, Hyunjin membulatkan matanya.
"Kau tidak membukanya kan?!"
"Tidak usah panik, itu hanya Flashdisk. Berterima kasih lah padaku karena sudah menyelamatkan nya dan menyelamatkan tugas yang kau tinggalkan di pinggir jalan itu."
"Dimana kau menaruhnya?"
"Di laci mejamu."
Hyunjin memasukkan tangannya ke laci, memastikan apakah benar tugas-tugasnya berada disana. Dan setelah itu keluar dari kelas meninggalkan Hwall yang sedang menahan rasa kesal pada pemuda jangkung itu.
"Hyunjin sialan."
••• Máscaras •••
Brakk
"Apa-apaan kau ini, Hyunjin?"
Minho menatap tajam Hyunjin yang baru saja meletakkan piring makanannya dengan kuat di meja kantin yang Minho pakai.
"Diam lah."
"Ck, ku kira Sindrom prahaid hanya berlaku untuk wanita."
Hyunjin mendelik, "Jaga mulutmu, kak Minho."
"Sejak kapan kau mau memanggilku dengan sebutan itu, Hyun?"
"Diam lah, habiskan makananmu, kak."
Minho tersenyum miring, "Kau sudah tobat?"
"Kak!"
"Baiklah, aku tidak akan mengganggumu, makanlah dengan baik."
Minho beranjak dari sana, hendak mengembalikan piring kosongnya.
"Nanti kembali kesini."
"Hmm."
Setelah mengembalikan piringnya, Minho kembali lagi ke meja yang kini di gunakan Hyunjin itu.
"Apa?" tanya Minho.
"Apa?"
"Kenapa balik bertanya?"
"Ya apa?"
"Sudah lah Hyunjin, habiskan saja makananmu."
Minho memutuskan untuk menghabiskan jus Alpukat nya saja, Hyunjin sangat menyebalkan.
"Kak?"
Minho hanya diam, enggan untuk menjawab.
"Kak!"
"Apa?!"
"Felix kenapa tidak hadir?"
"Bukankah kau sekelas dengannya, Hyun?"
Hyunjin mengangguk, "Dia tidak hadir, tanpa keterangan."
"Mungkin dia masih terkejut karena kejadian kemarin."
"Jika begitu, seharusnya aku juga tidak perlu hadir hari ini."
"Dia berbeda denganmu Hyun, aku yakin jika terjatuh dari lantai tiga pun, kau akan tetap hadir esok harinya."
Hyunjin memutar bola matanya malas, "Tidak jika aku mati."
"Tentu saja, bodoh. Kapan kau akan menghabiskan makananmu itu? aku ingin kembali ke kelas."
"Siapa yang memintamu menungguku?"
Minho menatap Hyunjin tajam, "Kau bercanda? tadi kau memintaku kembali kesini."
"Kenapa kau menurut, kak?"
"Sialan."
••• Máscaras •••
Don't forget to voment, thanks for reading.
Note : Hyunjin menyebalkan bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Máscaras | MinLix
Fanfiction"𝘼𝙠𝙪 𝙞𝙣𝙞 𝙘𝙖𝙘𝙖𝙩, 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙪𝙝𝙡𝙖𝙝, 𝙖𝙠𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙖𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙞𝙠𝙪𝙩 𝙩𝙚𝙧𝙠𝙚𝙣𝙖 𝙨𝙞𝙖𝙡 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙨𝙚𝙧𝙞𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙖𝙙𝙖 𝙙𝙞 𝙙𝙚𝙠𝙖𝙩𝙠𝙪." Sejak pertama kali melihatnya, Minho yakin bahwa Felix itu matahari yang...