[6] Hazel

431 88 9
                                    

"Hai, Felix."

Felix menoleh, mendapati Minho di sebelahnya.

"Baru datang?"

Felix mengangguk.

"Kemarin kenapa tidak sekolah?"

Felix mengambil notebook nya dari saku, sebuah rutinitas jika ingin menjawab, dia masih enggan untuk menggunakan bahasa isyarat.

"Kemarin ada keperluan yang harus ku urus."

"Apa itu mengurus rambutmu?" Minho menunjuk Surai Felix yang sudah berwarna hitam sekarang.

Felix menggeleng, "Ini hanya spray."

"Baguslah, kau terlihat lebih baik dengan warna rambut aslimu."

Felix tersenyum, akhirnya ada yang mempercayai nya.

"Aku akan mengantarkan mu ke kelas."

Felix mengangguk untuk menyetujui.

Sesampainya di kelas Felix, mereka langsung di sambut oleh cengiran lebar dari seseorang yang duduk di bangku Felix.

"Kau sinting?" tanya Minho yang terheran melihat ekspresi Hyunjin, si oknum yang belum juga selesai menunjukkan cengirannya.

"Tidak, kenapa kalian lama sekali?"

"Kau yang terlalu cepat, bahkan sekolah ini masih sepi. Dan juga, kenapa kau duduk disana? Felix pasti ingin duduk."

Hyunjin berdiri, dan berpindah ke bangku di sebelahnya. Bangku itu tidak ada yang menempati, tentu saja karena tidak ada yang mau duduk bersama Felix.

Felix lalu duduk di bangkunya, sedangkan Minho duduk di meja di depan mereka berdua. Sungguh contoh yang baik, wahai ketua OSIS.

"Felix, nanti ada yang ingin bertemu denganmu."

Felix menatap Hyunjin dengan tatapan bertanya.

"Papaku."

Felix mulai menulis kembali, "Untuk apa?"

"Aku tidak tau, tapi aku ingin kau berkata hal-hal baik saja kepadanya."

"Apa-apaan?"

Tentu bukan Felix yang menjawab, melainkan Minho yang sedari tadi menyimak mereka.

"Diam saja, kau tidak tau apa-apa."

"Ck."

"Bagaimana Felix? kau mau kan? dia pasti hanya ingin bertanya tentangku."

Felix mengangguk setuju, lagipula memangnya ia bisa menolak permintaan Hyunjin yang lebih terlihat sebagai perintah itu?

"Kenapa tidak langsung menanyai mu saja?"

"Hey, kau kira dia akan percaya padaku?"

"Ohh tentu, tentu saja tidak. Kebaikanmu hanya lima persen dari seluruh kejahatan mu Hyunjin."

"Sialan kau Minho."

••• Máscaras •••

Saat pulang sekolah, benar saja, seseorang sudah berdiri di samping mobilnya, menunggu Felix.

"Lee Felix, saya ingin bicara denganmu."

Felix mengangguk, mengikuti arahan Tuan Hwang untuk memasuki mobil itu dan duduk di bangku sebelah kemudi.

Setelah masuk, Felix langsung mengeluarkan notebook dan pena dari dalam tasnya.

"Bagaimana Hyunjin bersikap di sekolah?"

Melihat Felix mulai menulis, Jinyoung yang tak lain adalah papa Hyunjin sudah menatap Felix curiga.

"Kau teman yang baik, Felix. Kau bahkan mau berbohong padaku."

Felix mendongakkan kepalanya, ia menggeleng lalu memberikan notebook nya itu pada Jinyoung.

"Sebelumnya dia memang berperilaku kurang baik, tapi percayalah, dia sudah menjadi lebih baik sekarang. Bahkan dua hari lalu dia menolongku. Anda tahu luka di kepalanya itu? dia mendapatkan luka itu saat menolongku."

"Baiklah, aku akan mempercayaimu. Ingin ku antar kan pulang?" Jinyoung mengembalikan notebook itu pada Felix.

Felix menggeleng sebagai jawaban.

"Lee Felix, jadilah dirimu sendiri."

Kedua mata Felix membulat, "Apa maksudnya?" ucapnya dalam hati.

••• Máscaras •••

Don't forget to voment, thanks for reading.

•••

Hwang Hyunjin's parent cast

• Park Jin-young as Hwang Jin-young

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Park Jin-young as Hwang Jin-young.
• Bae Su-ji as Hwang Suzy.




Máscaras | MinLixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang