5 months ago.
Hyunjin membuka pintu dengan perlahan, rumah besar yang sudah lama tidak ia kunjungi.
Masih sama seperti kebiasaannya sedari dulu. Hyunjin berlari kecil ke ruang tengah, lantas berteriak memanggil Chris.
"KAK CHRIS."
"Kau sama sekali tidak berubah Sam, suaramu itu sungguh memekakkan telinga," ujar Chris sedikit berteriak saat keluar kamarnya.
"Kau juga kak, kau selalu berada di kamar itu setiap aku datang berkunjung."
"Kenapa kau datang kemari?" Chris mendudukkan dirinya di sofa, dan disusul oleh Hyunjin di sebelahnya.
"Kak, ini sudah satu setengah tahun, tapi aku belum menemukannya. Mataku sudah lelah terus memperhatikan warna mata semua siswi di sekolah," Hyunjin memeluk perut Chris, hanya pada pemuda berkulit pucat itu ia bisa menunjukkan sisi manjanya.
Chris terkekeh, ia mengusap kepala Hyunjin, "Siapa yang menyuruhmu mencari seorang wanita, Jinie?"
Hyunjin sontak mendongak, "JADI??"
"Dia laki-laki."
"Tapi kau bilang dia cantik?!"
"Memangnya hanya wanita yang cantik, hm?"
Sudahlah, Hyunjin hanya ingin menjadi debu sekarang. Ia harus mengulang dari awal misi pencariannya.
"Apa tidak ada ciri-ciri lain?"
"Sebentar, akan ku ingat-ingat."
"Hmm, kau pikun, kak."
Hyunjin kembali menenggelamkan kepalanya di pelukan Chris, sedangkan Chris menjitak pelan kepala pemuda itu.
"Akh! Jangan membuatku tambah bodoh!"
"Kau sudah sangat bodoh, Sam."
"Apa-apaan?!"
"Sudah-sudah, yang aku ingat he has a deep voice."
"Kak, tolong lah, ada banyak orang di sekolahku yang mempunyai suara seperti itu, bahkan seorang wanitaku pun ada!" Hyunjin bangkit dan duduk dengan benar, lalu memeluk bantal sofa.
"Apa tidak ada yang lebih jelas? seperti nama, atau semacamnya?"
Chris menggeleng, "Ini tugas yang mudah Hyunjin, bahkan aku tau dia sering berada di dekatmu."
Hyunjin melotot kesal, "JIKA KAU TAU KENAPA MASIH MENYURUHKU?!" ia spontan menendang kaki Chris kuat.
Hampir saja Chris terjungkal karena ulah Hyunjin, Chris mengambil bantal sofa lain yang ada di sebelahnya lalu melemparnya tepat pada wajah Hyunjin, "Kenapa kau berisik sekali?"
"Kau membuatku emosi!"
"Hey, aku hanya ingin kau mengenalnya sendiri tanpa bantuan ku. Jika aku langsung memberitahumu, pasti tidak akan seru."
Hyunjin memutar bola matanya malas, "Terserah."
"Cih, kau marah seperti pihak bawah saja."
"APA-APAAN?!" Hyunjin langsung bangkit dan memukul Chris menggunakan bantal dengan brutal.
"YA! Hentikan Sam, arlojimu itu mengenai kepalaku!"
"Tidak akan!"
Hyunjin semakin kuat memukulnya, tidak memperdulikan teriakan kesakitan dari yang lebih tua. Chris tersenyum miring saat suatu ide muncul di kepalanya.
Ia dengan cepat menarik pinggang Hyunjin agar jatuh ke tubuhnya, tapi suatu hal lain terjadi.
"AKH!"
Kepala Hyunjin bukannya jatuh di dada bidangnya, melainkan terantuk senderan sofa.
"Ups, aku tidak sengaja," Chris tertawa kuat mendengar Hyunjin yang sibuk mengaduh kesakitan.
"Gantilah sofa mu ini dengan yang lebih empuk, kak!"
••• Máscaras •••
Don't forget to voment, thanks for reading.
Note : aku lagi mabok ChanJin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Máscaras | MinLix
Fanfiction"𝘼𝙠𝙪 𝙞𝙣𝙞 𝙘𝙖𝙘𝙖𝙩, 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙪𝙝𝙡𝙖𝙝, 𝙖𝙠𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙖𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙞𝙠𝙪𝙩 𝙩𝙚𝙧𝙠𝙚𝙣𝙖 𝙨𝙞𝙖𝙡 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙨𝙚𝙧𝙞𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙖𝙙𝙖 𝙙𝙞 𝙙𝙚𝙠𝙖𝙩𝙠𝙪." Sejak pertama kali melihatnya, Minho yakin bahwa Felix itu matahari yang...