23 : New Proof & Old feelings (Bukti baru & Perasaan yang lama)

378 50 8
                                    

LATE NIGHT SURPRICE!!!

LANGSUNG BACA DONGG

Kaki mungilku melangkah terburu-buru di lorong koridor menuju ke parkiran sambil meneteng tas sekolah kesayanganku yang hari ini cukup ringan dari biasanya. Para dewan guru hari ini disibukkan oleh rapat dewan menjelang ujian akhir semester sehingga bisa dikatakan hari ini Seoul HS setengah libur alias seratus persen diisi oleh jam kosong. Terima kasih kepada Jennie yang telah membocorkan informasi semalam.

Jennie memang pantas menjadi The queen of gossip hahaha.

Sesekali aku merapikan tas sekolahku yang seringkali terlepas dari bahuku sambil masih terus berlari-larian kecil. 

Setelah perbincangan di rooftop, aku dan Jungkook memutuskan langsung bergegas menuju rumah nenek untuk mencari petunjuk akan keberadaan handicam enam tahun lalu itu. Kami berharap dengan ditemukannya handicam itu bisa membantu para orang tua kami untuk membuka kembali kasus kematian tante Yeojin sebagai pembunuhan dan bukan kasus bunuh diri ataupun yang lainnya sehingga semuanya bisa kembali ke tempat yang seharusnya dan aku, Jungkook, Lisa juga Chanyeol bisa hidup normal sebagaimana remaja pada umumnya. Selama ini kami hanya hidup terikat oleh bayang-bayang masa lalu orang tua kami dan bukannya membuat kisah kami sendiri.

Setelah meminta izin dan berpamitan kepada si ketua kelas berkepala plontos alias Kyungsoo, aku langsung bergegas menyusul Jungkook yang kali ini mendapat julukan baru dariku.

Si kaki panjang dari kutub utara.

Bagaimana tidak, lihatlah bagaimana kaki panjang itu berjalan meninggalkanku tepat saat aku sedang berbincang dengan Kyungsoo. Bahkan sosok tinggi berhoodie hitam itu sekarang tidak lagi nampak di koridor panjang yang kini sedang kutapaki.

gila! ini kakinya yang kepanjangan atau jalannya yang kekencengan nih?

Akhirnya aku sampai di area parkiran. Sosok kaki panjang kutub utara yang kumaksud tadi langsung dapat kukenali dari kejauhan. Dia kini duduk di atas motor sport hitam kesayangannya sambil menunduk terlihat sedang fokus berbicara dengan handphone di telinganya

Aku mendekatinya dengan langkah bisu. Sebisa mungkin aku menggerakkan tubuhku mendekat padanya tanpa menghasilkan suara sampai akhirnya aku bisa mendengar percakapan Jungkook dan pemilik suara yang keluar dari handphonenya.

Aku langsung terpukul mundur secara spontan begitu mengenali suara itu

"Kak Bam ngira lo tuh pacar gue gara-gara jaket lu ketinggalan mulu di kamar gue"

" biarin aja " ucap Jungkook sambil tersenyum

" tauah. Lu jagain Chae ya! "

Aku sejenak mendengar Jungkook menghela napas panjang sebelum menjawab LisaYoi" sedesir rasa perih tanpa permisi berjalan-jalan sampai ke seluk-beluk dadaku. Aku baru sadar selama ini aku perlahan-lahan berubah menjadi sebuah beban bagi teman-temanku terutama Jungkook. Aku sama sekali tak menyalahkan siapapun karena situasilah yang membawa kami sampai ke titik ini. Mulai sekarang sepertinya aku harus belajar melepas ketergantunganku kepada mereka. Deskjob-ku selama ini hanyalah menangis dan mengeluh, tak pernah mencoba melawan ataupun lari.

" abis nganterin Chae kita makan pangsit di rumah gue. oke? "  dapat kulihat dari sisi tempatku berdiri pipi Jungkook merekah tersenyum setelah mendengar tawaran dari Lisa.

"ahaha siap madam"

Panggilan itu berakhir. Entah mengapa saat itu tubuhku membawaku dengan cepat berjongkok di balik mobil sedan hitam yang terparkir tak jauh dari tempatku berdiri tadi. Saat ini aku hanya sedang ingin tak terlihat oleh siapapun. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memoar. (Stalker Bad Boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang