Finally 10k readers🥳🥳🥳🌟
Tysm guys!!!This is the part 12
Okay, without a bullshit. Lets we check it out!
Yeah, setelah aku sedikit terlelap dalam gendongan Jungkook aku pun terbangun kala dirinya meletakkanku ke ranjang.
Aku butuh penjelasan darinya namun, aku harus mulai dari mana? Rasanya sudah beribu pertanyaan yang tertimbun di benakku.
Mulai dari kejadian pertama kali saat aku bertemu dengannya hingga misteri dibalik kejadian-kejadian mengerikan dan siapa pelaku dibaliknya membuat banyak pertanyaan-pertanyaan itu muncul."Ehm- lo, ngapain nolongin gue sampe sejauh ini? Apa lo stalkingin gue juga kayak mereka?"
Apa itu pertanyaan yang pas apa enggak ya?
Dia diam natap aku seolah dia lagi menyusun kata-kata buat aku. Apakah sesulit itu buat jawab pertanyaanku?
Iyalah rosè, lo juga tadi kan kebingungan buat nanya karna nih perkara bakal panjang ceritanya kalo di ceritain!
Aku menunggu hingga dia beranjak dari kursinya lalu duduk di ranjang berhadapan denganku. Matanya gelisah kesana kemari tak mau bertemu tatap denganku namun sedetik kemudian wajah dinginnya menghadap padaku.
"Ga ada alasan khusus. Lo itu temen gue dan gue kebetulan tau soal Chanyeol yang sering stalkingin cewek-cewek sejak SMP"
Aku terdiam menatap wajahnya yang kini fokus menatap tiang infusku dengan pandangan kosong.
Apa mungkin seorang cowok berhati dingin sepertinya rela berdarah-darah hanya demi menyelamatkan cewek lemah dan menyebalkan yang hampir tak pernah absen untuk bertengkar dengannya setiap hari?
Hanya.... itu?
Sejujurnya bukan itu jawaban yang aku inginkan darinya.
Ah, apakah aku terlalu berharap lebih? Aku mengira dia mencoba untuk menarikku....
"Tapi, gue kan cuma teman baru-"
"Asal lo tahu Rosè, gue orang yang memang keliatannya gak bakal sejauh ini buat nyelametin seorang temen yang baru aja gue kenal. Tapi, sebenarnya gue selama ini diam dan selalu merhatiin semua temen-temen gue. Sekali aja gue anggap seseorang sebagai temen, gue gak bakal ragu-ragu buat ngebantu dan lo adalah salah satunya rosè
Gue milih orang-orang yang bisa jadi temen gue itu dari kesan pertama gue sama seseorang.
Sekali aja gue anggep seseorang itu jelek. Gue gak segan-segan buat ngejauhin dia bahkan gue gak segan-segan buat nggak nganggap kalo dia pernah hidup di muka bumi ini"
"Jangan berharap lebih sama gue Rosè.... gue gak ada maksud lain sama lo. Udah gue bilang dari awal kalo elo itu bukan tipe gue"
"Gue... gue gak berharap lebih kok! Gue kan cuma nanya kenapa lo nolongin gue sampai sejauh ini karna sejak awal lo itu orang yang mencurigakan buat gue. Siapa tahu aja lo punya maksud lain"
"....."
Jungkook mangap liatin aku yang barusan ngegas nyeloteh nyerang dia bertubi-tubi. Siapa suruh nuduh aku berharap lebih.
Sebenarnya sih iya.
Suasana canggung seketika menyeruak membuat kami berdua saling menolehkan pandangan sampai salah satu di antara kami berdeham memecahkan keheningan.
"Chanyeol dulu orangnya baik. Dia temen gue sejak dari umur gue 3 tahun. Dia udah gue anggep kakak gue sendiri. Tiap kali gue digangguin sama anak-anak yang lain dia pasti selalu jadi yang terdepan buat ngelindungin gue.
Tapi, sejak kejadian enam tahun lalu dia berubah.
Dia mulai jauhin gue dan lakuin hal-hal yang aneh. Dia stalkingin beberapa cewek yang ada di sekolah tapi gak ada yang pernah tahu kalo itu dia sampe sekarang..."
Aku mencoba mencerna kata-kata Jungkook barusan yang terdengar sangat tak masuk akal. Rasanya aneh membayangkan Jungkook berteman dengan Chanyeol. Bahkan mereka berdua selama ini hampir tak pernah bertegur sapa selama di sekolah.
"Terus? Kenapa Chanyeol berubah? Kenapa kalian keliatannya kek ga deket-deket amat tuh?"
"Ini semua berawal dari kejadian enam tahun lalu" iris mata Jungkook melirik ke arahku. Menatapnya lekat-lekat sambil tersenyum tipis nampak penuh arti.
"Gue sama dia suka ke cewek yang sama waktu itu. Kita bertiga waktu itu masih sebelas tahun. Sampai saat ini pun gue sama Chanyeol ga bisa ngelupain dia dan itu yang bikin gue sama Chanyeol berubah. gue, Chanyeol, dan...... Chae" senyum Jungkook makin lebar saat menyebut kata dengan empat huruf itu. 'Chae'.
Seketika darahku berdesir melihat pemandangan langka ini. Senyuman lebarnya saat menyebut nama itu membuatku tertegun.
Antara senang dan cemburu dengan sosok 'Chae' itu. Aku tak dapat membayangkan bagaimana jika Jungkook bertemu dengan sosok Chae itu. Menyebut namanya saja sudah membuatnya tersenyum lebar seperti itu.
"Chae punya kepribadian yang ceria dan disayangi sama semua orang bahkan mama papa gue seneng banget kalo dia dateng ke rumah gue"
Tatapan mata Jungkook beralih dari jendela kamar ke arahku sambil masih tersenyum.
"Dia punya iris mata cokelat bulat yang cantik, hidung mungil, bibir yang tipis dan suara yang merdu dan kadang-kadang agak nyebelin. Hampir tiap hari berantem sama gue tapi kan kalo udah sayang mau berantem berapa kali pun tetep gue yang selalu minta maaf duluan" Jungkook terkekeh kecil sambil masih menatap manik mataku dengan ekspresi langka itu.
Penuturannya sejenak membuatku sedikit baper dengan kata-kata 'hampir tiap hari berantem'. Dia seperti sedang menceritakan diriku dan itu membuatku sedikit tersipu namun nyatanya itu bukan aku.
Apa kabar dengan jantungku??
Sakit woyy! :")
"Hari itu aku masih inget banget hari minggu bulan januari. Kita bertiga main petak umpet ke bukit di belakang pemukiman dan kecelakaan itu terjadi di sana...."
"Sejak saat itu gue ga pernah lagi bisa ketemu sama dia. Begitu pula Chanyeol yang sampe sekarang makin menggila karna kepergian Chae. Dia yakin Chae masih di sini dan masih bermain petak umpet sama dia sehingga dia jadi kek sekarang. Stalker gila yang lo liat kemarin. Dia bakal ngestalk cewek yang dia pikir punya kemiripan sama Chae. Lo salah satunya"
Aku masih menganga tak percaya telah mengetahui masa lalu mereka. Aku tak menyangka akan sejauh ini padahal aku awalnya hanya anak pindahan yang tak tahu apa-apa. Korea memang mengubah hidupku seratus delapan puluh derajat!
Tapi aku masih penasaran apa yang terjadi sama Chae. Kecelakaan apa yang menimpanya? Di mana dia sekarang?
"Ehm.. Kook. Gue boleh tanya ga? Chae sekarang di mana?"
Wajah Jungkook langsung mendatar sambil masih terus menatap mataku dengan lekat. Dia terdiam beberapa saat membuat ruangan ini sangat sunyi dan hanya ada suara angin malam yang berhembus mengibaskan sepasang gorden putih di jendela.
"Chae.... waktu itu dia jatuh di jurang dan dia...
Mati"
° TBC °
Vote and comment jangan lupa agar cerita ini lebih baik kedepannya
rojeh ♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoar. (Stalker Bad Boy)
Fiksi Penggemar"lo nguntit ya?" R "gak!" JK "trus lo ngapain di depan rumah gue?" R "gak tau tuh, kaki gue auto jalan aja" JK