Papat

998 87 1
                                    

Double up ehee

...



Semilir angin berhembus lumayan kencang pagi ini, membuat jaket yang ia pakai melambai-lambai dan harus ia kancing dengan rapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semilir angin berhembus lumayan kencang pagi ini, membuat jaket yang ia pakai melambai-lambai dan harus ia kancing dengan rapat. Padahal setiap ia memakai jaket hitam pemberian dari mas Ajun itu, ia selalu membuka seluruh kancingnya. 

Lebih enak dibuka, semriwing meresap sampai ke dalam -Abin yang suka wind.

Abin sudah sampai di parkiran yang ada di kampusnya itu. Ia turun dari dari motornya dan merapikan sekilas rambutnya yang buyar karena helm yang ia pakai.

Drrttt drrttt drrttttt

"Apaan nih geter-geter?"

Ia merogoh kantong celananya dan menampilkan kontak salah satu temannya.

"Cepetan ke kelas Surabin! Lima menit lagi prof Johar bakalan dateng terus kuis!" Seru temannya dari seberang sana.

"Oohhh prof Johar," ujar Abin sembari menganggukkan kepalanya pelan, padahal temannya itu kan ngga liat.

"Lah?! Buru bege!" 

Tut

Panggilan itu dimatikan sepihak oleh temannya.

"Hah?! Prof Johar?! Kuis?! Anjirrr urang kudu lari ini mah!" Teriaknya histeris.

Layaknya adegan di dalam komik, waktu yang ditempuh Abin menuju ke kelas pertamanya itu nampak begitu lambat.

Setelah melewati berbagai halangan di depan mata, seperti mamang batagor yang sudah melambai, bibi sogut yang menggoreng dengan semerbak harumnya sogut yang sangat ketara, serta mbak penjual seblak yang sangat menggoda iman. Ia berhasil melalui halang rintangan itu dan sampailah ia di depan kelasnya.






Brakk





Abin membuka pintu kelasnya itu dengan sangat tidak santuy, ia segera duduk disamping temannya yang tadi menelponnya, tentunya dengan nafas yang masih memburu.

"Hhh hhh, naha teu bebeja urang ari maneh Ri?!" Sungutnya kesal.

Fahri––teman Abin yang mempunyai watak sebelas dua belas dengan si Abin ini pun hanya memutar matanya malas.

"Makanya punya hape tuh diliat dulu sebelum berangkat!" Serunya.

"Ya kan u-" / "Selamat pagi class!"

"Pagi prof."

Ocehan Abin pun terbungkam karena kedatangan profesor Johar atau yang sering dipanggil sama mahasiswanya dengan sebutan prof Johar itu.

Untung urang masih selamet -Abin dengan segala kerendahan hatinya yang selalu bilang untung.

"Bin, itu bukannya si Stevi ya?" Tanya Fahri.

ABHINARA | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang