Langit jingga itu mulai menyembul malu-malu di ufuk barat sana, menandakan sang raja siang yang akan kembali pada peraduannya dan akan berganti posisi dengan sang penerang kegelapan beberapa jam lagi.
Dengan berbalut kaos hitam dan juga kolor putih andalannya, si nomor tengah dalam deretan Dwija junior itu pun bergegas keluar dari kamarnya.
Perkara terciumnya jidat tampannya saat siang tadi sudah ia lupakan begitu saja, ya walaupun cap ciuman itu masih samar terlihat di sana sih ~
Tenang saja, si Abin ngga bakalan marah kok sama kelakuan adek-adeknya yang kadang suka lucknut ke dia. Kan kelakuan adek-adeknya itu hasil didikan dia selama ini -_-
"Beli! Mau beli! Mas Adjie mau beli mas!"
Mendengar teriakan dari arah depan rumahnya, lebih tepatnya di toko sembako––ia kerap menyebutnya dengan warung, milik sang ibu tentunya.
"Mas Adjie mau beli mas!"
Teriakan itu terdengar kembali dan membuat Abin mengurungkan niat awalnya untuk mengangkat jemuran yang berada di area belakang rumahnya itu. Jadwal harian yang biasanya memang ia lakukan ketika sore hari tiba.
"Siapa sih yang beli pake teriak ngga nyantai gitu?!" Gerutunya sebal dan dengan tergesa ia pun bergegas menuju ke warung milik sang ibu.
Namun di tengah perjalanannya, ia melihat tubuh bongsor sang adik yang tengah menempel bak cicak di balik pintu depan rumahnya.
"Dek Adjie? Kamu ngapain nempel di balik pintu gitu?" Tanyanya dengan menelisik.
Mendengar suara sang kakak, membuat Adjie yang tengah mengintip dari balik tirai jendela rumahnya pun menjadi terkejut bukan main, hingga ia berjingkat dan hendak terjungkal ke arah sofa yang berada di belakangnya kalau saja Abin yang tidak segera menahan bobot tubuh bongsor adiknya itu.
"Mas Abin ngapain ngagetin aku segala sih?!" Gerutunya pelan dengan wajah yang memberengut.
"Ya lagian kamu ngapain coba nemplok di situ hey?! Kamu ngga denger apa Ji, itu ada yang beli d warung?!" Tanya Abin dengan tak santainya.
"Hehe denger sih mas," jawab Adjie dengan wajah polosnya.
"Terus kenapa ngga disamperin itu pembelinya dek? Hari ini bagian kamu kan dek yang jaga warungnya?" Tanya Abin lagi yang kali ini mencoba menahan kegemasannya pada si bungsu ini.
"Mas Abin aja ya mas yang nyamperin tuh pembeli?" Tanya Adjie yang nyerempet meminta masnya dengan halus untuk menghampiri pembeli tersebut.
"Kenapa emangnya?" Tanya Abin heran. Ngga biasanya emang si Adjie bersikap seperti ini, batinnya.
"Itu.."
"Hello mas Adjieku, ini loh mas ada bojomu dateng mau beli! Mas Adjie hayu keluar mas!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHINARA | Lee Haechan
FanfictionHanyalah sepenggal kisah si tengah Abhinara yang penuh liku untuk meraih bahagianya. Start: 24/06/21 End: ? ©atleiddaa_hyuu