Limalas

542 54 2
                                        

Enjoy for reading guys~

....



Awan terang tampaknya tengah menghiasi langit cerah, dan dalam menit berikutnya gerombolan awan hitam sudah mengudara hingga ke beberapa wilayah di sekitarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awan terang tampaknya tengah menghiasi langit cerah, dan dalam menit berikutnya gerombolan awan hitam sudah mengudara hingga ke beberapa wilayah di sekitarnya. 

Satu tetes, dua tetes, hingga berjuta tetes air mulai membasahi bumi. 

Air pembawa berkah dalam tatanan alam semesta itu tercurah dengan begitu lebatnya, mengguyur apa saja yang ia lalui, dan tentunya tak pandang bulu pada siapapun di muka bumi ini.

Berkah kehidupan sudah diberikan Yang Maha Kuasa dari ujung tertinggi jangkauan mata telanjang manusia. 

Betapa berharganya jutaan air itu bagi kehidupan di bumi ini. Manusia, tumbuhan, dan hewan bersukacita dengan datangnya hujan yang kesekian kalinya mengguyur alam semesta.

Namun, suka cita itu berubah menjadi bencana kecil bagi beberapa insan yang memang tak menyukainya. 

Bukan, bukannya para insan itu membenci datangnya air berkah yang dengan serta merta diturunkan dari atas sana, melainkan karena adanya beberapa kejadian tak terduga yang menyertai dengan datangnya guyuran air itu.

Kejadian itu begitu cepat. 

Diawali dengan dentuman keras dari lantai dua rumah, sesosok tamu tak diundang mencoba melepas peruntungan dengan mencari jalan keluar dari tempat singgah sementaranya itu.

Hujan memang membawa sejuta kejadian yang tak terhitung jumlahnya. Salah satunya beberapa saat sebelum kejadian itu berlangsung. 

Tiga dari lima pemuda tampan di keluarga itu tengah menonton televisi di lantai satu rumahnya. 

Beberapa saat kemudian, dua orang yang terpaut usia lumayan jauh dengan keduanya pun juga mendatangi mereka. Terakhir, dua pemuda yang dengan muka beler bangun tidurnya itu berangsur-angsur mulai menuruni tangga.

Tujuan utama dari aktivitas ketujuh manusia itu yakni untuk berkumpul bersama. 

Kesibukan antar sesamanya membuat kegiatan bersosialisasi antara anggota keluarga menjadi semakin minim dilakukan. 

"Ih mas Abin jangan nempel-nempel Ale ya!" Pekik Ale yang mulai merajuk sejak kedatangan kedua masnya ke ruangan itu.

Hal ini terjadi karena mas nomor tiga dan empatnya itu yang dengan tiba-tiba datang dan langsung menghimpit tubuh mungilnya. 

Kalau hanya dihimpit saja sih Ale ngga bakalan risih, pekikan Ale terjadi lantaran si Abin––mas nomor empatnya itu yang mulai melancarkan aksi 'mari menempeli si bungsu tsundere Ale' yang tentunya membuat si empunya memprotes dengan lengkingannya yang membahana.

Lengkingan itu masih dalam tahap wajarnya si Ale. Beda lagi kalau dia udah sebel setengah mampus, bakalan langsung ditinggalin dan dicuekin seharian penuh dah tuh si Abin sama dia.

ABHINARA | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang