Chapter IX : a Broken

26 4 0
                                    

Wolf and Fox

Orific by Aomine Sakura

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.

Warning content 21+
Selamat membaca!

"Kamu masih mencintai Joe?"

Kyra menolehkan kepalanya ketika mendengar pertanyaan Dexta. Tidak biasanya, Dexta menanyakan perihal kisah cintanya.

"Sejak kapan kamu se-kepo itu dengan percintaan ku?" Kyra mencoba meledek Dexta.

"Aku ingin tahu dan peduli kepada siapa hatimu akan berlabuh. Karena aku mencintaimu, Key."

Kyra Lovitta memandang Dexta dengan pandangan tidak percaya. Pria itu baru saja mengungkapkan perasaannya dan ia terkejut mendengarnya.

Selama ini, ia menganggap Dexta sebagai sahabat terbaiknya. Dexta selalu ada di saat ia membutuhkan bantuan dan Dexta selalu ada di sisinya dalam kesusahan atau ketika ia merasa bahagia.

"Kumohon, jangan bercanda."

"Aku tidak bercanda." Dexta menghentikan mobilnya dan memandang Kyra dengan serius.

Bulu kuduk Kyra berdiri melihat tatapan mata Dexta yang berbeda. Sebagai seorang wanita dengan usia lebih dari kepala dua dan pengalaman dalam berpacaran cukup di acungi jempol, Kyra bisa melihat tatapan ketulusan ada di mata Dexta.

Dia tidak pernah melihat tatapan itu selama berteman dengan Dexta. Selama ini perasaan Dexta di sembunyikan dengan sangat baik hingga ia tidak menyadarinya. Pasti rasanya sangat sakit, menyimpan perasaan cinta sebesar itu tanpa ia ketahui dan tanpa ia bisa membalasnya.

Kyra memantapkan hatinya. Dia harus menegaskan kepda Dexta tentang hatinya agar Dexta menyerah. Agar Dexta bisa bangkit kembali dan mendapatkan wanita yang lebih baik darinya. Dia tidak ingin, Dexta mencintainya dan menjadi cinta tak terbalas.

"Maaf, aku tidak bisa menerima mu."

"Apakah aku harus menjadi Joe agar kamu mencintaiku? Atau aku harus menjadi Hansel agar kamu bisa memandangku?"

"Apa maksudmu, Dexta?"

Kyra merasakan firasat buruk menghampirinya. Dexta sudah gelap mata dan dia merasa bulu kuduknya berdiri karenanya.

Satu tangan Kyra mencoba membuka pintu mobil namun sayangnya Dexta telah menguncinya. Tidak ada yang bisa dilakukan Kyra untuk saat ini.

"Aku tidak mau membuatmu tersiksa karena mencintaiku. Aku tidak bisa membalas perasaanmu dan aku minta maaf untuk itu."

"Pantas saja, Hansel sangat bangga setelah membawamu ke tempat tidur, Key," gumam Dexta.

"Kamu bicara ap-hmph-!"

Kyra melotot ketika Dexta mencium bibirnya secara paksa dan mengunci tubuhnya secara paksa. Memejamkan matanya, Kyra segera memukul Dexta dan membuat pria itu melepaskan ciumannya dan memundurkan tubuhnya.

"Aku sudah memperingatkan mu, Dexta." Kyra menatap Dexta dengan pandangan penuh amarah. "Aku sudah mengatakan kejujuran perasaanku demi kebaikanmu dan karena kamu adalah temanku. Sepertinya, kamu tidak paham dengan hal itu."

Wolf and FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang