Chapter VI : Love from the Past

31 2 0
                                    

Wolf and Fox

Orific by Aomine Sakura

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.

Warning content 21+
Selamat membaca!

"Ah. Sial. Mengapa pagi cepat sekali datang."

Kyra mematikan alarmnya dan memandang kamarnya. Matanya terasa berat dan tubuhnya tidak ingin beranjak dari ranjangnya yang dia cintai.

Berjalan menuju kamar mandi, Kyra melepas pakaiannya dan membersihkan dirinya. Rutinitas paginya sebelum bekerja.

Sial. Kacanya berembun.

Kyra mengusap cermin dihadapannya dan memandang dirinya di cermin. Tubuhnya cukup tinggi dengan tubuh yang berisi dan lekuk tubuh yang menggoda. Terutama kedua asetnya yang menggoda.

Sedari ia berada di Sekolah Menengah Atas. Banyak sekali teman lelakinya yang gemas ingin memegang kedua asetnya. Untung saja sifatnya sangat keras dan membuat beberapa anak lelaki menakutinya.

Setidaknya ia bisa menjaga keperawanannya. Sebelum pria brengsek bernama Hansel Axelle mengambilnya.

Mengeringkan rambutnya, Kyra membuka lemarinya dan memilah outfit yang akan dikenakannya hari ini.

Dia menyukai pekerjaannya. Sangat menyukainya. Jika tidak, dia tidak mungkin menjadi General Manager di usianya saat ini.

Sebelum Hansel menjadi atasannya. Rasanya dia malas untuk pergi bekerja karena akan bertemu dengan Hansel.

Mengapa takdir sangat senang mempermainkannya?

Memulai skincare routinenya, Kyra bisa mendengar pintu kamarnya diketuk dan terdengar suara sang Mama dari luar kamarnya.

"Key! Cepatlah sedikit! Ada yang menjemputmu!"

Kyra memandang ponselnya dan mengangkat satu alisnya. Mau apa Dexta datang menjemputnya? Tidak biasanya Dexta datang menjemputnya. Lagi pula, pria itu bahkan tidak menghubunginya jika akan menjemputnya.

"Sepuluh menit lagi aku selesai!"

Melakukan rutinitasnya dengan terburu-buru, Kyra menyemprotkan parfum miliknya dan mengambil tasnya. Dia akan memarahi Dexta karena membuatnya tidak bisa menggunakan skincare routinenya.

"Dexta kau benar-benar.."

Perkataan Kyra terhenti ketika melihat siapa yang duduk di sofa ruang tamunya dengan santai. Mengapa Hansel ada di rumahnya?

"Sudah selesai?" Mamanya muncul. "Sarapanlah dulu. Masih sempat, kan?"

"Tidak usah-"

"Terima kasih, tante. Kebetulan saya belum sarapan." Hansel bangkit dengan senyum lima jarinya. "Dan kebetulan saya adalah calon suami Kyra."

Pria gila ini.

...

"Hai, Hans." Gwen berjalan mendekat. "Apa aku tidak boleh datang ke kantormu?"

Hansel memandang Gwen dengan pandangan tidak percaya. Dia tidak paham dengan apa yang diinginkan wanita ini. Setelah bertahun-tahun mencampakkannya, kini Gwen mendekatinya dan ia tidak menyukainya.

Setelah hatinya tertambat pada Kyra.

Entah apa jadinya, jika ia tidak bertemu dengan Kyra dan jatuh cinta pada wanita itu. Mungkin, ia akan terus terjebak pada perasaannya kepada Gwen.

Wolf and FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang