Chapter XIX

5 0 0
                                    

Wolf and Fox

Orific by Aomine Sakura

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.

Warning content 21+
Selamat membaca!

"Aku tidak berminat menikah denganmu."

Kyra Lovitta mengambil rokok di dalam bungkus rokok dan menghidupkannya. Azura memandang Kyra yang tampak tenang dan tidak terganggu.

Meski Azura mengenal Kyra sebagai karyawan yang bekerja di perusahaan milik ayahnya. Beberapa kali ia bertemu dengan Kyra Lovitta tampak mudah bergaul dan disukai oleh banyak orang. Tetapi, Kyra diharapkannya berbeda dengan yang biasa ia temui di pertemuan formal.

Kyra Lovitta tampak tenang. Tenang sekali seperti lautan yang akan dihujani badai. Lautan yang tenang menandakan akan ada badai hebat yang datang. Ketenangan Kyra membuatnya sedikit takut.

"Anda ingin menikahiku karena ingin menghancurkan Hansel, bukan begitu?" tanya Kyra. "Aku tidak memahami, mengapa anda begitu membenci Hansel. Anda bisa membenci adik anda sendiri dari balik senyuman."

Azura tertawa kecil. Ia meneguk minumannya sebelum melipat kedua tangannya.

Sejak kapan ia mulai menaruh rasa tidak suka terhadap Hansel?

Azura sendiri tidak yakin. Kapan ia mulai tidak menyukai adiknya. Apakah sejak Hansel lahir di dunia ini?

Saat Hansel lahir, dirinya bahkan belum mengerti tentang konsep persaudaraan. Baginya, Hansel merupakan anak manis yang lucu dan menggemaskan. Setiap kali ia pulang dari sekolah, ia akan mencari Hansel dan mencubit pipi adiknya.

Lalu, kapan ia mulai membenci Hansel?

Apakah saat pemuda itu berada di Sekolah Menenengah Atas? Hansel merupakan pemuda populer pada masanya. Atlet olah raga sekolah dan juga anggota band. Hansel memiliki nilai yang bagus meski pemuda itu seringkali keluar masuk ruang Bimbingan Konseling.

Hansel tidak perlu repot belajar untuk mendapatkan nilai yang bagus. Sedangkan dirinya? Ia harus bekerja dengan keras agar bisa mendapatkan nilai yang bagus dan Hansel sering digandrungi para wanita.

Sedangkan dirinya harus selalu berhati-hati dan bermain aman dalam mendekati wanita. Azura mulai memutar balik ingatannya tentang banyak hal yang membuatnya menaruh rasa tidak suka terhadap adiknya.

"Sudah selesai?" Kyra mematikan rokoknya. "Sepertinya mengenang masa lalu sangat menyenangkan, bukan?"

"Ayo kita pulang." Azura bangkit dari duduknya. "Aku yang akan membayar semua makanan kita."

"Sebelum itu." Kyra menunjukkan ponselnya. "Jangan berharap untuk memerkosaku, kak Azura. Aku sudah mengaktifkan mode lacak di ponselku dan saat ini ponselku sedang di pantau oleh adikku. Aku juga sudah memberikan nomor telepon kakak kepada adikku. Jika kakak berbuat sesuatu hal yang buruk, aku tidak akan tinggal diam."

Azura harus mengakui jika selain pintar, Kyra merupakan sosok wanita yang cerdas dan terencana. Wanita itu sukses membuatnya tidak berkutik sama sekali.

...

"Akhirnya mereka datang."

Hosea memandang dari balik jendela rumah mereka ketika mobil porsche yang menjemput kakaknya tiba. Hosea terus memandangi bagaimana kakaknya turun dari mobil tersebut.

Wolf and FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang