Wolf and Fox
Orific by Aomine Sakura
Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.
Warning content 21+
Selamat membaca!Hansel memandang wajahnya di cermin. Dia semakin tampan saja jika dilihat-lihat. Mengenakan kaos hitam dan celana hitam miliknya, Hansel keluar dari kamar untuk sarapan.
Pagi ini, tidak ada yang ingin dia lakukan selain berolahraga dan bermalas-malasan di rumah. Ayahnya belum pulang dari dinas luar kotanya sehingga dia akan menganggur untuk sementara waktu. Maka, ketika Dexta menelponnya tadi malam, dia langsung menerima tawaran Dexta tanpa pikir panjang. Tumben sekali sahabatnya itu datang di saat yang tepat.
"Hansel! Apa-apaan itu?!"
Hansel yang baru memasuki ruang makan memasang wajah keheranan. Ibunya memandangnya dengan pandangan shock sedangkan kakaknya tersenyum geli sebelum bersiul. Gwen tampak memandangnya dengan pandangan terkejut juga.
"Ada apa?" tanyanya bingung.
"10 tahun membuatmu menjadi nakal dan liar, bung?"
Hansel baru menyadari apa yang terjadi. Ibunya pasti mempermasalahkan tentang tatto yang ada di lengan atasnya. Tatto yin dan yang dibuatnya tepat setelah dia tiba di New York guna menyembuhkan hatinya.
Ibunya adalah orang yang menjunjung tinggi norma dan tata krama. Setiap kali ia pulang ke Indonesia, tak lupa ia menyembunyikan tatto miliknya. Tetapi, dia lupa untuk menyembunyikannya karena sudah terlalu lama tidak pulang ke Indonesia.
"Aduh, kepalaku sakit." Ibunya memegangi kepalanya dan Gwen dengan sigap menghampiri mertuanya.
"Mama butuh minum?" tanya Gwen.
Hansel hanya tersenyum aneh. Ah sial. Dia lupa jika New York telah merubah dirinya menjadi pria yang bebas. Azura menghampirinya dan menepuk bahunya.
"Setelah ini, temui aku di halaman belakang."
❤❤
"Hmm.. hmm.."
Kyra memandang wajahnya di cermin sebelum memoleskan bedak dan mascara. Sekarang, wajahnya terlihat lebih hidup dan cantik. Memutar tubuhnya di depan cermin, Kyra merasa puas dengan bentuk tubuh idealnya. Sebelumnya, bentuk tubuhnya tidaklah seperti ini. Butuh banyak perjuangan untuk bisa mendapatkan bentuk tubuh seperti ini.
Mengambil tasnya, Kyra memeriksa pesan yang masuk. Kebanyakan adalah rekan bisnisnya yang ingin membahas masalah pekerjaannya. Selain itu tidak ada yang penting.
Triinggg!
Satu pesan masuk ke dalam ponselnya dan menurutnya pesan yang masuk sama sekali tidak penting.
Dexta : jangan lupa nanti malam datang ke party! Awas saja kalau tidak datang!
Kyra merasa kesal dengan temannya itu. Sampai sekarang dia masih merasa heran, mengapa dia betah berteman dengan makhluk absurd semacam Dexta. Dia dan Dexta berteman hampir sepuluh tahun lebih meski mereka selalu berbeda sekolah.
Dexta adalah teman masa kecilnya. Bahkan sedari masuk Sekolah Dasar dan menangis bersama, dia dan Dexta banyak memiliki kenangam bersama. Setelah lulus Sekolah Dasar, mereka sudah tidak pernah berada dalam satu sekolah.
![](https://img.wattpad.com/cover/199818792-288-k837059.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wolf and Fox
Não Ficção"Wolf and Fox." ©Aomine Sakura ... Rubah Galak. Julukan yang diberikan kepada Kyra Lovetta. General Manager Hotel ternama di usianya yang masih muda. Serigala Dingin. Julukan yang diberikan kepada Hansel Axelle. Seorang putra konglomerat yang baru s...