Ohiya sebelum kalian baca part ini, aku mau tanya satu hal.
Kalian kalau habis selesai baca cerita sampai ending, biasanya cerita itu kalian hapus, arsipin atau dibiarin gitu aja diperpustakaan?
Jawab ya para pembaca aku yang manis🤩
Waktu terus berjalan, kandungan Viya pun semakin membesar kian hari, hingga saat ini usia kandungannya sudah berusia depan menuju sembilan bulan.Dikehamilan kedua yang dialami oleh Viya, sifat Edo terkadang sangat menyebalkan untuk Viya sendiri.
Edo menjadi suami yang sangat protektif, siap siaga dan selalu memiliki rasa kewaspadaan pada Viya yang terus meningkat tiap harinya.
Hal tersebut tentu saja membuat Viya sangat kesal akan sifat itu.
Bayangkan saja selama masa kehamilannya, Edo sama sekali tidak memperbolehkan Viya untuk keluar dari dalam mansion.
Tidak, bukan tidak diperbolehkan sama sekali. Namun Viya hanya diperbolehkan keluar dari mansion dengan waktu yang diberikan hanya tiga puluh menit lamanya! Dan itupun harus ditemani oleh Edo atau pengawal yang sengaja Edo pekerjakan untuk mengawasi istrinya.
Bahkan saat kehamilan kedua ini, kamar mereka sengaja Edo pindahkan dilantai satu, dengan alasan ia sama sekali tidak ingin membuat Viya kelelahan.
Lalu belum lagi, Viya sama sekali tidak Edo perbolehkan untuk memasak.
Apa tidak bosan Viya diperlakukan seperti itu walaupun niat Edo baik padanya?
Dasar lebay! Keterlaluan! Itulah kata yang dapat Viya gambarkan untuk Edo saat ini.
"Kak Edo aku mau pergi jalan jalan sama kak Livia, please," mohon Viya pada suaminya lewat telpon yang tersambung.
Well lagi lagi mereka berdebat. Dan perdebatan kali ini sama seperti yang sudah sudah, Viya berusaha untuk meminta izin suaminya untuk pergi keluar mansion.
"Tidak kuizinkan jika kamu pergi tanpa bersamaku atau pengawal yang sudah aku pekerjakan."
"Aku malas lihat wajah kamu sama wajah kaku pengawal itu!"
"Viya percayalah, aku hanya ingin yang terbaik untuk kamu dan anak kita yang berada dikandungan kamu."
"Tapi kalau begini terus sama aja kamu nyiksa aku secara ga langsung! Walaupun semua fasilitas dimansion lengkap dan semua keinginan aku dituruti tapi aku butuh keluar dari sini selama beberapa jam saja, untuk menghilangkan rasa bosan aku disini!"
"Viya-"
"Udahlah, aku malas bicara sama kamu!" Dengan perasaan kesal, Viya mematikan sambungan telpon secara sepihak lalu pergi dari halaman belakang dengan menghentakkan kakinya.
"Nona, ingin pergi kemana?" Tanya salah satu pengawal yang selalu mengikuti Viya kemanapun.
"Apa?! Mau mengikuti aku lagi?!"
"Ma- maaf nona, saya hanya menjalankan tugas yang diberikan oleh tuan Edo."
Viya mengepalkan kedua tangan, wajahnya merah pada dan juga napasnya terdengar begitu keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage (Not) Perfect | END
RomanceEdo merasa sangat frustasi karna kekasih yang selama ini begitu ia cintai menolak untuk kesekian kali saat Edo mengajaknya untuk menikah. Pada saat itu juga kekasihnya lebih memilih pergi meninggalkan dirinya dan lebih memilih kembali bersama pria...