Viya sedang menata makanan yang ia bawa dimeja, sedangkan Edo baru saja keluar dari dalam kamar mandi yang ada diruang kerjanya.
"Apa yang kamu masak?" Tanya Edo sambil mendudukkan dirinya disebelah Viya.
"Aku cuman masak ayam goreng dan tumis buncis, gapapa kan?"
"Tidak apa apa, aku akan memakannya."
Edo mulai mengambil bekal makan yang sudah disajikan itu dan mulai melahapnya, sedangkan Viya hanya menatap Edo yang lahap memakan masakannya."Tumis buncisnya enak ga?" Tanya Viya sedikit was was.
"Tentu saja ini enak, kamu tidak makan juga?" Ucap Edo disela mengunyahnya.
Viya bernapas lega mendengar penilaian Edo terhadap masakannya, lalu menggelengkan kepalanya.
"Kenapa tidak makan? Aku kira kita akan makan bersama," tanyanya sambil menghentikan kunyahannya itu.
"Aku masih kenyang, tadi baru makan jam sepuluh,"
"Sekarang makan lagi."
"Engga mau, masih kenyang," jawab Viya sambil menggelengkan kepalanya.
Edo menelan makanannya lalu ia menyodorkan sendok kedepan mulut Viya yang sudah diisi nasi dan lauknya, membuat Viya heran.
"Apa?"
"Buka mulutmu."
"Engga, aku masih kenyang," rengek Viya sambil menggelengkan kepalanya.
"Hanya beberapa suap saja kalo gitu," ucap Edo masih berusaha menyuapkan kepada Viya.
"Aku-"
"Tangan aku pegal nih."
"Ish kak-" saat Viya membuka mulutnya hal itu menjadi kesempatan Edo untuk memasukkan suapan itu kedalam mulut Viya, dan hal hasil mendapatkan tatapan kesal dari istrinya, membuat Edo terkekeh.
"Nah gitu. Tadi udah diminum susunya?"
"Udah." Edo hanya menganggukkan kepala.
Sedari tadi sebenarnya Viya gatal ingin berbicara mengenai kenapa kakaknya bisa berada disini. Sampai akhirnya Viya memberanikan diri bertanya.
"Kak boleh aku tanya?"
"Apa?" Jawab Edo menengok ke Viya.
"Kak Tasya tadi ngapain kesini?" Tanya Viya dengan sedikit was was.
"Hanya masalah pekerjaan tidak lebih," jawab Edo berbohong.
Tidak mungkin bukan jika ia menjawab pertanyaan itu dengan jujur? Yang ada hubungan kakak adik itu malah tidak baik, itulah yang ada dipikiran Edo.
Dan Edo pribadi akan berbicara jujur ke pada Viya tetapi tidak untuk sekarang ini.
"Oh gitu," ucap Viya sambil mengangguk anggukkan kepalanya lalu ia terdiam dan memainkan ponselnya sedangkan Edo masih menyantap makanannya itu dengan sesekali menyuapi Viya, walau beberapa kali ditolak.
Setelah selesai dengan makannya Edo menengak habis air minumnya lalu mengambil ponsel Viya dan membuat Viya cemberut.
"Ponsel aku sini," ucap Viya dan dibalas gelengan kepala oleh Edo.
"Aku tidak suka diabaikan."
"Bukan gitu kan tadi kakak lagi makan, masa iya aku ajak ngobrol."
Setelah berucap seperti itu, tiba tiba ada notifikasi line masuk dari ponsel Viya. Lalu dengan cepat Edo melihat dan membukanya.Setelah melihat dan membaca sedikit pesan itu Edo segera menolehkan kepalanya lalu menatap Viya tajam.
"Siapa Ando?" Tanya Edo dengan suara terdengar tajam, hal itu membuat Viya terlihat gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage (Not) Perfect | END
RomanceEdo merasa sangat frustasi karna kekasih yang selama ini begitu ia cintai menolak untuk kesekian kali saat Edo mengajaknya untuk menikah. Pada saat itu juga kekasihnya lebih memilih pergi meninggalkan dirinya dan lebih memilih kembali bersama pria...