5 bulan kemudian...........
Tepat sudah lima bulan Viya pergi dari kehidupan Edo. Edo sudah berusaha mencari Viya kemanapun, ia juga pergi mencari Viya kerumah milik Alessia yang berada jauh dari perkotaan, namun saat ia sudah mengunjungi kesana, ia tetap tidak menemukan keberadaan Viya disana.
Saat itu, ketika ia mendatangi rumah Alessia, hal yang pertama ia dapatkan adalah tatapan kecewa dan dari mertuanya kemudian Alessia juga juga mengatakan jika Viya memang tidak mendatanginya sama sekali.
Sudah berkali kali ia mengunjungi rumah Alessia karna entah kenapa ia begitu yakin jika Viya berada disana atau mungkin Viya disembunyikan oleh Alessia. Itulah hal yang selalu Edo curigai mengenai hilangnya Viya.
Ia juga sudah mecari Viya pada teman temannya namun apa yang Edo dapatkan? Ia malah mendapat bogeman mentah dari kedua pria teman dari Viya, siapa lagi kalau bukan Mahesa dan Tama.
Viya bagai hilang begitu saja, hilang tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.
Seharusnya semua mudah bagi Edo untuk melacak dimana keberadaan Viya, lewat ponsel milik Viya yang sudah ia pasangkan gps disana.
Namun seakan pintar untuk bersembunyi, Viya meninggalkan ponsel serta semua kartu atm yang Edo berikan padanya, itulah yang membuat Edo menjadi susah untuk mencari dimana istrinya berada.
Sepeninggalan Viya, Edo benar benar terlihat seperti orang yang tidak terurus, ia begitu frustasi mencari keberadaan Viya yang tak kunjung ketemu.
Beberapa kali pekerjaan kantor terbengkalai begitu saja, untungnya ada Alvaro dan Alex yang bisa menangani semua pekerjaannya itu.
Waktu ia habiskan lebih banyak mencari dimana Viya berada dan ia juga meminta Alex untuk mencari dimana keberadaan Viya, namun sudah selama itu pencarian dilakukan, tidak sekalipun membuahkan hasil.
"Dimana kamu sayang? Kamu bilang hanya pergi sementara kan? Tapi kamu berbohong, ini sudah lima bulan lamanya kamu pergi," ucap Edo lirih seraya mengusap foto pada ponselnya, foto Viya yang ia jadikan wallpaper pada ponselnya.
Foto yang ia ambil ketika mereka sedang pergi berjalan jalan kesuatu tempat pada saat itu.
Saat tengah terus memperhatikan foto Viya, pintu ruangan terbuka menampilakan Livia disana sambil membawa paper bag berisi makanan untuk kakaknya.
Livia duduk dikursi, dihadapan Edo dengan meja sebagai pembatas diantara mereka.
"Nih aku bawain makan siang, kata mama harus dimakan!" Livia meletakkan paper bag itu diatas meja.
"Bawa kembali makanan itu," perintah Edo membuat Livia menghela napas.
"Kak Edo harus makan, ini masakan mama lho."
"Taruh saja lalu kau keluar dari ruanganku."
"Aku disuruh mama buat liatin kak Edo habisin makanan dulu. Lihat, kalau kak Edo begini terus bisa sakit lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage (Not) Perfect | END
RomanceEdo merasa sangat frustasi karna kekasih yang selama ini begitu ia cintai menolak untuk kesekian kali saat Edo mengajaknya untuk menikah. Pada saat itu juga kekasihnya lebih memilih pergi meninggalkan dirinya dan lebih memilih kembali bersama pria...