Pernikahan.
Mungkin untuk kedua orang yang saling mencintai, hal ini akan menjadi momen yang paling indah dalam hidup dan sangat menyenangkan.Namun, bagaimana jika sebuah pernikahan yang kau jalani berawal karna sebuah kesalahan? Dan hal itu yang menyebabkan semua mimpimu hancur seketika.
Seperti saat ini, dimana hari pernikahan Viya dan Edo dilaksanakan, pernikahan mereka dilaksanan di hotel bintang lima milik Brawijaya Corp.
Semua ini memang seperti pernikahan yang selalu dimimpikan oleh Viya, pernikahan yang sangat indah,mewah dan gaun cantik yang melekat pada tubuhnya.
Semua benar benar terlihat sangat indah! Mulai dari dekorasi,suasana dan hal mendetail lainnya sampai Viya sendiri merasa kehabisan kata untuk mendeskripsikannya.
Pernikahan ini, jika orang lain hanya melihat dari luar mungkin terlihat seperti pernikahan yang sangat membahagiakan, namun nyatanya semua hanya omong kosong.
Beberapa hari yang lalu sebelum hari pernikahan mereka tiba, terasa sangat menyulitkan. Bagaimana tidak? Usia Viya saat ini masih 16 tahun dan belum memiliki KTP sedangkan Edo berusia 27 tahun.
Edo sendiri kaget awalnya, ia hanya mengira jika wanita yang sedang mengandung anaknya berusia 17 atau 18 tahun.
Memikirkan umur Viya dan menyebabkan wanita itu hamil membuat Edo benar benar merasa bahwa ia adalah seorang pria yang sangat brengsek.
Tapi pada akhirnya pernikahan mereka bisa berjalan dengan sempurna karna Edo dan beberapa orang kepercayaannya mengurus ini semua.
Kini mereka sedang berdiri menerima ucapan selamat dan membalas salam dari para tamu undangan yang sedari tadi datang.
Tak banyak tamu yang datang Edo hanya mengundang kolega bisnis, teman dekat, keluarga ia dan Viya serta beberapa karyawan yang bekerja dikantornya.
"Kau lelah? Duduklah, biar aku saja yang menyambut mereka" Tanya Edo sambil menolehkan kepalanya menatap wajah istrinya yang cantik.
"Hanya sedikit lelah dan aku lapar," Viya berbicara dengan nada yang lemah.
"Kau lapar? Baiklah tunggu disini biar aku ambilkan." Saat ia hendak berjalan, Viya menahan lengannya dan membuat i menatap istrinya.
"Tidak usah, biar aku saja."
"Tidak, kau sebaiknya duduk saja, kau sudah lelah dan kasihan ia pasti juga lelah," ucap Edo dengan pandangan kearah perut Viya. Viya menghela napasnya, ia terdiam dan menganggukkan kepala.
Edo pergi untuk mengambil beberaoa makanan dan setelah selesai ia kembali ketempat semula dan menyerahkan makanan itu pada Viya.
"Kau tidak makan?"
"Tidak, aku tidak lapar. Kau makan lah."
Viya mengangguk seakan tidak ingin bertanya lebih lanjut, setelah beberapa menit ia menghabiskan makanannya datang tamu undangan lagi dan tamu tersebut terlihat sangat akrab dengan Edo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage (Not) Perfect | END
عاطفيةEdo merasa sangat frustasi karna kekasih yang selama ini begitu ia cintai menolak untuk kesekian kali saat Edo mengajaknya untuk menikah. Pada saat itu juga kekasihnya lebih memilih pergi meninggalkan dirinya dan lebih memilih kembali bersama pria...