Bab 23

22.5K 1K 63
                                    

Dengerin lagunya, seru deh lumayan masuk sama part ini😔

Edo tersenyum menatap layar ponsel yang menampilkan nama seseorang disana, ia mengangkat panggilan telpon kemudian senyumnya bertambah lebar ketika layar itu memunculkan wajah wanita cantik disana.

"Assalammualaikum, halo kak Edo? Lagi sibuk ga?"

"Waalaikumsalam, kenapa sayang?"

"Ih apasi sayang sayang. Ini aku barusan dapat paket dari bibi katanya dari kakak? Ini apa?"

Edo telah menebak pasti istri kecilnya ini akan bertanya tentang hal itu.

"Kenapa tidak kamu buka dan lihat saja isinya?"

"Ohiya, sebentar." Seorang disebarang sana terdiam sebentar karna tengah melihat apa isi dari paket tersebut.

"Gaun? Ini buat aku?" Tanya Viya heran disebrang sana seraya mengangkat gaun hitam lengan spaghetti.

"Kenakan itu nanti malam, sekitar jam tujuh aku akan jemput kamu." Edo melihat wajah binggung Viya disana dan itu terlihat menggemaskan.

"Emangnya kita mau kemana? Aku ga percaya diri tau pakai gaun kaya gini."

"Kita akan menghadiri undangan pesta anniversary perusahaan dari salah satu klien aku."

"Wah berarti disana banyak orang pembisnis gitu? Ihh kan belum apa apa aku udah malu."

"Kenapa harus malu? Tidak ada yang perlu dicemaskan."

"Tapi-"

"Hey semua akan baik baik saja, oh iya nanti akan ada penata rias datang kemansion untuk membantu kamu, berdandan yang cantik ya sayang."

"Kak Edo! Sayang sayangan! Udah ya aku matiin."

Edo terkekeh melihat wajah Viya yang malu dan salah tingkah lewat dilayar ponsel itu.

"Baiklah, jangan lupa untuk menghabiskan makan siang dan meminum susu."

"Iya, yaudah assalammualaikum."

"Waalaikumsalam." Setelah sambungan terputus Edo meletakkan ponsel serta kacamata bacanya sambil tersenyum memikirkan Viya.

Setelah menjalani kehidupan beberapa bulan dengan istri kecilnya, ia selalu merasa bahagia, terkadang senyum senyum sendiri kala memikirkan raut wajah lucu dan menggemaskan istrinya seperti saat ini, terkadang juga ia merasa sulit mengendalikan detak jantungnya saat berdekatan dengan Viya. Mungkinkah ia telah merasakan cinta dengan wanita yang sedang mengandung anaknya? Ntahlah mungkin hanya takdir yang akan menjawab.

Disisi lain, setelah mematikan panggilan dengan suaminya Viya merasa senang sekaligus malu, ntah kenapa setiap Edo memanggil dengan sebutan sayang pipinya terasa menghangat dan memerah.

Viya meletakkan kotak yang berisi gaun cantik di meja rias setelah itu ia keluar dari kamarnya berjalan kearah ruang baca untuk melanjutkan tugas yang diberikan oleh pihak sekolahnya.

🧖🏻‍♀️

Viya menatap dirinya lewat pantulan cermin, disana dirinya sudah memakai gaun hitam yang diberikan Edo serta wajahnya kini sudah di poles make up tipis yang membuat ia semakin terlihat cantik juga dewasa.

Suara ketukan pintu menyadarkan dari aksi mengagumi dirinya sendiri. Ia berjalan kearah pintu dengan gugup kemudian membuka pintunya. Disana Edo berdiri dengan pakaian rapih serta jas hitam ia sampirkan di tangan kirinya.

Marriage (Not) Perfect | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang