Bab 24

20K 1.1K 28
                                    

Viya menangis dan berusaha meminta tolong dengan leher yang tercekik oleh tangan pria asing itu.

Ia memejamkan mata begitu dalam dengan air mata yang mengalir kala pria itu mencium garis rahangnya sampai tiba tiba Viya merasa cekikan dilehernya terlepas dan ia membuka matanya melihat pria itu jatuh tersungkur dibawah sana sambil memegang ujung bibirnya.

"Bajingan!" Viya menolehkan pandangannya pada seseorang yang menyelamatkannnya, orang itu ternyata adalah Leo yang tak lain adalah kakaknya Tama.

Leo memukul pria asing itu secara membabi buta, menimbulkan kericuhan yang membuat semua orang disana mulai menyadari ada sebuah keributan.

Sekarang Viya dan Leo menjadi pusat perhatian. Ada beberapa pria lain berusaha memisahkan Leo yang terus memukul pria tersebut secara brutal.

Viya menundukkan wajahnya tidak berani menatap orang orang yang sedang melihat kearah dirinya dengan pandangan yang entahlah Viya sendiri tidak mengerti.

Setelah beberapa pria asing berhasil menarik Leo menjauh dari pria asing yang sudah terkapar tak berdaya dibawah sana, Leo menghampiri Viya kemudian membuka jas miliknya dan menyampirkan dipundak Viya.

Ia membawa Viya menjauh dari kerumunan orang orang, sambil berusaha menutupi wajah Viya agar terhindar dari tatapan ingin tahu orang lain.

Setelah berhasil membawa Viya kedalam mobil miliknya, Leo membiarkan Viya menangis sejadi jadinya didalam mobil ia.

"Viya kenapa kamu bisa ada disana? Dimana suami kamu?!" Viya menggelengkan kepalanya masih dengan tangis yang belum reda, sedangkan Leo ia masih berusaha menahan emosi kepada pria gila yang habis ia hajar itu.

"Jawab Vi, tidak mungkin kamu ada disana tanpa kehadiran Edo kan?"

"Ka-kak Edo pergi dia ninggalin aku disana karna di-dia mengantar mantan kekasihnya entah kemana." Mendengar pernyataan Viya hal itu membuat Leo sangat marah dan tidak habis pikir dengan jalan pikir partner kerjanya, ia benar benar ingin menghajar Edo.

"Pria sialan! suami macam apa dia meninggalkan istrinya ditengah keramain seperti itu, bodoh!"

"Kak Leo makasih udah nolongin aku, kalo engga mungkin aku akan-" Viya tidak dapat melanjutkan ucapannya karna terlalu berat untuk mengungkapkan hal itu, pada akhirnya hanya isak tangisnya yang keluar semakin menjadi.

Dengan naluri entah dari mana, Leo tiba tiba memeluknya seperti seorang kakak yang menenangkan adiknya, Viya masih menangis begitu sesegukan dalam pelukkan Leo sampai beberapa menit kemudian barulah Viya mengehentikan tangisannya dan Leo melepaskan pelukkan itu.

"Oke sekarang aku antar kamu pulang, kasih tahu aku dimana letak tempat tinggal kamu sekarang."
Viya menganggukkan kepala,kemudian mobil Leo pun berjalan menuju mansion Edo.

Ditengah jalan tiba tiba Leo memikirkan sesuatu hal yang sudah lama ia ingin tanyakan namun selalu ia urungkan, tapi sekarang karna hal itu sudah menganggu sekali dalam pikirannya ia pun bertanya pelan kepada Viya yang sedang menatap jalanan itu.

"Vi," panggil Leo pelan memecah lamunan Viya.

"Iya kak?"

"Aku mau tanya, tapi maaf sebelumnya jika tidak mengenakkan."

"Tanya aja kak gapapa." Viya membenarkan posisi duduknya dan menolehkan kepalanya pada Leo.

"Kamu nikah sama Edo karna apa? Kenapa kamu bisa menikah saat masih sekolah?"

"Karna ini." Viya mengelus perut buncitnya, Leo menolehkan kepalanya sebentar dan kaget karna hal itu.

"Maksud kamu, kamu ngelakuin pergaulan bebas gitu?"

Marriage (Not) Perfect | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang