Tinggalkan vote dan komentar pada part ini <3
Oh iya, jan lupa buka mulmed di atas. Saya masih belum move on dari drakor Vincenzo soalnya😭🙏. Ada yang sama?
Mulmed di atas ngambil contoh cowo yang psycho, kalo disini cewenya yang psycho🌚. Gapapa ye kan, buat hiburan aja.
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Sweet but psycho,
so it's a problem or not?°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Matahari sudah mulai menjalankan tugasnya, apalagi kalau bukan memancarkan sinar terangnya ke belahan bumi. Suara kicauan burung khas di pagi hari pun turut membuat suasana semakin mendukung, ya! Mendukung untuk lanjut tidur tentunya. Apa lagi semalam habis turun hujan, jalanan masih tampak basah berembun. Kurang apa lagi coba?
Tapi tidak untuk Wanda dkk, bukannya bermalas-malasan karena jam masih menunjukkan pukul 06.00 pagi. Wanda dkk justru malah sudah siap dengan seragam khas sekolah yang telah melekat sempurna di tubuh ramping mereka.
Kini Wanda dan Elen sudah duduk rapi di ruang makan, menunggu Seren menyiapkan sarapan. Karena selain jago dandan, Seren juga jagonya masak loh.
"Ekhem! Nasi goreng sosis udah jadiii." ucap Seren dengan riang, tangannya bekerja meletakkan dua porsi nasi goreng di meja makan. Kemudian mengambil satu porsi lagi untuk dirinya.
"Yuk makan, susu coklatnya itu satu-satu okayy!" tunjuk Seren pada 3 gelas susu coklat yang sudah ia buat sebelumnya.
"Hmm." respon Wanda dan Elen begitu menyebalkan di telinga Seren. Tapi mau bagaimana lagi? Dari pada dapur cantiknya berantakan gara-gara Wanda dan Elen, lebih baik dirinya sendiri yang masak.
Mereka menghabiskan sarapan dengan tenang. Wanda selesai lebih dahulu, karena memang cara makannya terbilang cepat. Tidak seperti kebanyakan perempuan yang terlampau santai saat sedang makan.
Wanda beranjak dari duduknya. "Gue duluan." setelah mengucapkan itu, Wanda keluar dari rumah mereka. Elen dan Seren hanya mengangguk sebagai bentuk setuju. Karena memang mereka berangkat ke sekolah tidak bersama, melainkan sendiri-sendiri. Tentunya dengan mobil kesayangan mereka masing-masing.
Wanda masuk ke dalam mobil hitamnya, ia kemudian menancap gas dengan kecepatan standar meninggalkan pekarangan rumah untuk menuju sekolah.
Sial beribu sial yang Wanda rasakan saat ini, bahkan belum ada 15 menit perjalanan mobilnya malah mogok di tengah jalan. Ini cukup membuat hatinya dongkol di pagi hari.
Wanda berdecak pelan, bahkan ia memukul stir untuk melampiaskan kekesalannya. Matanya melirik tas sekolah yang ia letakkan di kursi penumpang, Wanda mengambilnya lalu bergegas keluar dari mobil.
Netra kelamnya menelisik ke sekitar jalanan lenggang yang masih lumayan sepi, hanya ada beberapa kendaraan yang lewat. Siapa tau ada orang yang dirinya kenal, dan bisa dimintai tebengan.
Dirasa tidak ada orang yang bisa Wanda manfaatkan, ia mengeluarkan ponselnya dari tas. Saat ia ingin mendial nomer seseorang, suara rem mobil berhenti lebih dulu mengambil perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nerd Boy Is Mine!
Teen FictionTentang perempuan cantik berjiwa psycopat yang bekerja sebagai pesuruh gelap, ditemani dengan dua sahabatnya. Kehidupannya yang tadinya datar saja, kini mulai sedikit berubah. Sebab, pertemuannya dengan laki-laki nerd secara tidak sengaja. Iya! Si n...