Tinggalkan vote dan komentar pada part ini <3
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Mau mati? Sini gue bantu.
Gratisss sayang.°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Setelah menikmati malam yang panjang dan begitu menyesakkan, Jion baru terbangun dari tidurnya. Disambut pagi hari yang udaranya terasa segar.
Mata Jion mengerjap pelan, sampai kelopak mata itu bisa terbuka sempurna. Jion menghalang sinar matahari dengan telapak tangannya, karena sinar itu menyilaukan sekali.
Dirasa penglihatannya sudah jelas, Jion mulai menatap ke sekeliling ruangan tempat dia berada. Ruangan ini terlihat rapi, bersih, cat dinding nya berwarna putih susu dan tirai indahnya berwarna abu-abu.
Jion baru teringat jika hari ini dia membolos sekolah! Ini semua karena Wanda. Huh! Dimana dia saat ini, kenapa Jion ditinggal sendiri. Apa lebih baik Jion mandi saja dulu? Tapi baju gantinya gimana? Umm pakai saja lagi baju yang sedang dikenakan nya ini.
Jion pun masuk ke dalam kamar mandi dan melakukan ritual mandinya. Selang beberapa waktu dia sudah terlihat lebih segar dari yang tadi walau masih memakai pakaian yang sama.
Karena tidak ada kegiatan, Jion pun duduk ditepi kasur dan melamunkan kejadian yang semalam. Dimana dirinya dihukum cambuk hingga tak sadarkan diri. Kenapa Wanda tega? Oh kau melupakan fakta bahwa Wanda itu seorang psycopat, jadi jangan coba-coba.
Setelah melakukan itu pada Jion, Wanda dengan mudahnya melupakan kejadian itu? Dia bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa. Jion tak habis fikir, bagaimana Wanda bisa bersikap sadis dan manis dalam waktu yang bersamaan.
Masih dalam lamunannya hingga suara langkah kaki menyadarkan Jion. Jion melihat ke arah dimana Wanda sedang berjalan mendekatinya sambil tersenyum tipis. Cantik! Eh? Sadar Jion kau itu harus waspada! Jion langsung memalingkan penglihatannya ke arah lain.
"Honey." panggilan Wanda membuat Jion melotot, aduh dia harus bagaimana?
"Hey, lihat gue. Lo mau makan apa hmm?" Jion mulai menolehkan kepalanya untuk menatap Wanda.
"Wan-wanda udh ga marah kan sama Jion?" enggan menjawab Jion malah bertanya balik ke Wanda. Pertanyaan itu membuat Wanda menatap mata Jion dengan lekat, Jion tak sanggup untuk melihat manik mata indah itu terlalu lama. Tak kunjung mendapat respon, Jion hanya bisa menunduk.
Wanda menarik sudut bibirnya. "Engga, semua sudah lunas. Tapi kalau lo ngelakuin kesalahan lagi, hukuman untuk lo akan semakin berat. Lo ngerti kan maksud gue?" Jion semakin dibuat ngeri oleh perkataan Wanda. Bagaimana jika dia tidak sengaja melakukan kesalahan lagi? Habislah riwayatnya.
"Hmm iya ngerti." jawaban Jion terdengar ragu, tapi itu bisa membuat hati Wanda senang.
"Goodboy!" Wanda mengatakan itu sambil mengarahkan tangan kanannya ke atas kepala Jion, dia mengacak gemas rambut Jion.
"Apa lo udah mandi?" dijawab anggukan oleh Jion. "Yuk makan, kita cari diluar." Wanda mengulurkan tangan kanannya ke Jion, biar digandeng gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nerd Boy Is Mine!
Teen FictionTentang perempuan cantik berjiwa psycopat yang bekerja sebagai pesuruh gelap, ditemani dengan dua sahabatnya. Kehidupannya yang tadinya datar saja, kini mulai sedikit berubah. Sebab, pertemuannya dengan laki-laki nerd secara tidak sengaja. Iya! Si n...