Tinggalkan vote dan komentar pada part ini <3
Wajib Absen nama tokoh kesayangan kalian di cerita ini!
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Jangankan merebutnya, anda melirik dia sedikit saja. Bola mata anda akan saya tarik saat itu juga.
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Jion masuk ke dalam mansion Genawan dengan muka yang di tekuk. Semua maid menunduk hormat saat Jion lewat. Jion merupakan putra tunggal dari keluarga Genawan, keluarga terkaya nomor dua di dunia. Keberadaannya yang disembunyikan dari publik, membuat dia tidak dikenal orang-orang.
Ayahnya menyembunyikan identitas Jion karena keinginan Jion sendiri. Entah apa yang Jion pikirkan, kenapa dia tidak mau orang-orang mengenalinya?
Yang orang-orang tau, keluarga Genawan itu memiliki seorang putra. Tapi mereka tidak tau siapa putra keluarga itu.
Bunda Jion yang sedang menonton TV di ruang keluarga tak sengaja melihat putranya yang hanya lewat saja, tanpa menyapa dirinya.
"Jion! Sini nak." panggil Bunda Jion, Jion menengok ke arah Bundanya. Lalu berjalan malas mendekati Bundanya.
Jion menduduki sofa empuk itu. "Kenapa Bun?" tanya Jion tak bersemangat.
"Seharusnya Bunda yang nanya, kamu kenapa? Datang-datang main nyelonong aja, Bundanya disini nyampe ga dilihat. Kamu ada masalah?" tanya Bunda, membuat Jion meringis. Separah itukah dia tadi? Sampai-sampai tidak melihat Bundanya.
"Maaf Bun. Jion cuma lagi ga fokus aja." alibinya guna menutupi kegundahan hatinya.
"Yaudah sana istirahat, Bunda gamau kalo kamu sakit. Ngerti?" Jion hanya mengangguk, kemudian bangkit dan berjalan menuju kamarnya.
Beberapa menit berlalu, Jion sudah rapih. Mandi membuat fikirannya jauh lebih tenang dari sebelumnya.
Sambil menunggu malam tiba, Jion mengambil satu buku pelajaran yang tebelnya kek wafer. Dia bersender di kepala ranjang.
Sebelum membaca, Jion mengambil kacamatanya lalu dia pakai. Kemudian Jion mulai bergelut dengan fikirannya.
Beberapa jam berlalu, tak terasa Jion sudah selesai membaca buku tebal tadi.
Jion menutup buku, kemudian melepaskan kacamatanya. Dan mengangkat kedua tangannya keatas, untuk merenggangkan badannya yang terasa kaku.
Diliriknya jam dinding yang terpasang di kamarnya, sudah menunjukkan pukul enam malam rupanya.
Jion turun dari tempat tidur, kemudian berjalan meraih handuk yang tergantung di kursi belajarnya. Tadi dia lupa menaruh kembali handuk itu, alhasil handuknya masih ada di kursi.
Jion mengalungkan handuk itu ke lehernya, lalu segera memasuki kamar mandi yang ada di kamarnya.
Tak sampai lima belas menit, Jion sudah keluar dengan menggunakan baju tidur berwarna biru langit. Dia berjalan ke arah cermin riasnya, Jion mengambil sisir dan langsung menyisir rapi rambutnya yang tampak klimis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nerd Boy Is Mine!
Teen FictionTentang perempuan cantik berjiwa psycopat yang bekerja sebagai pesuruh gelap, ditemani dengan dua sahabatnya. Kehidupannya yang tadinya datar saja, kini mulai sedikit berubah. Sebab, pertemuannya dengan laki-laki nerd secara tidak sengaja. Iya! Si n...