Ini saya ketik spesial untuk kalian semua!
Untuk menemani malam minggu kalian:)Tinggalkan vote dan komentar pada part ini <3
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Terkadang pilihan "menyakiti" adalah keputusan yang terbaik untuk dijalani.°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Jion mengerjapkan matanya pelan, dia terbangun karena merasakan perih di bagian lengannya. Sangat perih bahkan sulit dijabarkan rasanya.
"Shhh." ringis Jion tertahan, dia melirik lengannya yang terdapat goresan cukup panjang.
Siapa pelakunya pun Jion tak tau, seingatnya dia dibekap dari belakang dan kemudian gelap. Jion berusaha mengingat apa yang dia lakukan sampai-sampai ada yang menculiknya.
Tapi Jion merasa tidak diculik, orang dia saja tidak di ikat dikursi, mulutnya tidak di sumpal oleh kain, dan tempat penyekapan ini bukan gudang yang terbengkalai seperti kebanyakan khasus penculikan. Justru tempat ini bagus sekali, sangat layak ditempati seperti apartemen mungkin?
Masalahnya hanya satu, Jion saat ini telanjang dada!! Siapa yang berani melepas seragamnya?!! Apa dia baru saja dilecehkan orang? Oh ayolah yang benar saja!
Jion merubah posisi tidurnya menjadi duduk, dia memegangi lengan kirinya yang terluka. "Kenapa aku disini? Siapa yang membawaku? Kenapa aku dilukai? Hiks hiks." tangis Jion pun pecah, bukannya dia penakut tapi Jion memang belum pernah mengalami situasi genting seperti ini sebelumnya.
"Bundaa Jion mau pulang hiks." rancau Jion yang menekuk lututnya dan memeluk dirinya sendiri.
Tidak lama Jion merasa ada langkah kaki yang mendekat, perasaan Jion makin tak karuan. Jion semakin meringkuk takut, bahkan isak tangisnya belum berhenti.
"Simpan tangisanmu sayang, dan persiapkan dirimu untuk bermain denganku." seketika Jion menegakkan tubuhnya, matanya langsung beradu dengan mata seseorang yang tak lain adalah Wanda.
Jion menatap Wanda tak percaya, sedangkan Wanda menatap Jion dengan senyum miring.
Wanda bergerak mendekat, dia sudah tak mengingat kalau dia suka dengan Jion. Yang ada di fikirannya hanya 'Jion bersalah dan harus mendapatkan hukuman' itu yang berputar terus di otaknya.
"Wa-wanda ka-kamu?" gagap Jion yang dibalas Wanda dengan senyum miringnya.
Wanda mendekatkan wajahnya ke wajah ketakutan milik Jion. Jari telunjuk Wanda dia gunakan untuk menaikan dagu Jion agar menatapnya lebih intens.
Mata Wanda bergerak menelisik raut wajah Jion yang lugu ini, tatapannya jatuh pada bibir Jion. Bibir yang terlihat tebal, merah alami, dan pastinya sangat kenyal. Tapi lupakan itu, Wanda sedang tidak berfikir ke arah sana.
"Kenapa Jion? Terkejutkah dirimu?" tanya Wanda yang tertawa kecil, tidak lupa senyum miring yang tetap setia berada di bibirnya.
Jion tidak dapat berkata-kata lagi, jelas saja di terkejut! Kenapa Wanda tiba-tiba begini? Setau dia, diantara mereka hanya ada permasalahan kecil. Dan itu dapat diselesaikan baik-baik, bahkan Jion sudah berusaha meminta maaf lewat bekal buatannya. Tapi jelas-jelas Wanda yang tidak mau menerima bekal itu. Jion kan jadi bingung, salah dia apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nerd Boy Is Mine!
Teen FictionTentang perempuan cantik berjiwa psycopat yang bekerja sebagai pesuruh gelap, ditemani dengan dua sahabatnya. Kehidupannya yang tadinya datar saja, kini mulai sedikit berubah. Sebab, pertemuannya dengan laki-laki nerd secara tidak sengaja. Iya! Si n...