17

245 34 4
                                    

Semuanya sudah dimulai sejak dia dilahirkan. Raven menjadi pemimpin organisasi dengan anggota mafia terbanyak kala itu. Bahkan terkenal di asia dan ditakuti oleh negaranya sendiri. Di negara Britania, Raven telah terkenal dengan ketegasan dan sosialisasinya bersama mafia lain. Bahkan politikus tidak berani mengusiknya,  itulah kenapa di masa Raven sebagai GodFather, para mafia bebas berkeliaran dan melakukan teror dimana-mana.




"Ayah, kenapa ibu itu bersujud pada kita?" Joe Jeffrey masih belum banyak belajar. Kehidupan para mafia yang ia ketahui tidaklah semenakutkan realita. Jeffrey lahir dengan kecerdasan yang luar biasa. Di umur yang menginjak tiga tahun, dia sudah menguasai tiga bahasa dan bisa menyelesaikan papan dart hingga bermain kartu poker.

Siapa lagi jika bukan karena ayahnya.

Tidak,  Raven sama sekali tidak mengajarinya. Hanya saja setiap Raven sedang melakukan itu semua, Jeffrey kecil selalu ikut dan melihatnya. Karena rasa penasaran yang sangat tinggi dia pun mencobanya. Sungguh menakjubkan dengan jemari yang masih mungil itu,  ia bisa melakukannya tanpa kesalahan.


"Kau tidak perlu meladeni sampah sepertinya." Raven menyahuti perkataan putranya dengan rokok di bibir.

"Tapi Ayah, ibu itu terluka dan kurus." J.J merasa kasihan. Dia ingin memberikan sandwich miliknya tetapi Raven menarik pergelangan Jeffrey dan menjauhi si ibu. "Kalau tidak mau mati, cepat pergi dari pandanganku."

Dengan rasa takut, ibu itu pun segera berdiri dan berlari secepat yang ia bisa. Raven sedikit tertawa sementara Jeffrey menatap sendu.

Pada umur ke 5 tahun, Jeffrey diajari menggunakan senjata api. Tidak butuh waktu lama, sekali lagi Raven terkejut karena Jeffrey mampu menarik pelatuk tanpa rasa takut.

Raven bangga.

Hjngga akhirnya sebuah tragedi terjadi..



"Sevana! Dimana kau?!"


Jeffrey memandang bingung ayahnya yang berteriak saat masuk ke dalam kamar. "Jeffrey, mana ibumu?"

"Ibu-"

"Ada apa?" Sevana menyahut ketika ia keluar dari kamar mandi. Raven menarik kasar Sevana dengan menjambak rambutnya. "Apa yang baru saja kau tulis padaku?!"

Sevana yang terkejut mulai mengerang sakit dan menangis ketika suaminya menarik rambut panjangnya. "Kau kira aku percaya bahwa yang kau kandung itu anakku!" seruan marah Raven menyentak Jeffrey. Anak kecil itu hanya mampu terdiam sambil memandangi pertengkaran hebat kedua orang tuanya.

"Kau tidak tahu diri! Kau pikir aku bodoh!" Raven mendorong Sevana ke lantai tanpa perasaan, kemudian beberapa orang bawahan Raven datang dan menangkap Sevana. "Bawa dia ke sel!" titah Raven yang diangguki oleh bawahannya dan membawa Sevana pergi.

"Tidak Raven, kumohon lepaskan aku. Kau salah paham."

perkataan Sevana sama sekali tak dipedulikan oleh Raven.




Dua hari setelahnya,

Jeffrey melihat penghakiman ibunya sendiri dari atas balkon kamar tanpa tahu harus berbuat apa.

Di bawah sana, ibunya menangis dengan tubuh terikat dan dilempari bebatuan oleh para anggota besar Joe famili. Mereka menghujaninya dengan makian dan sumpah serapah.

sedangkan ayahnya..

Pria itu malah duduk tenang dan menonton bersama wanita berambut merah brengsek yang sekarang Jeffrey ketahui adalah wanita simpanan milik ayahnya sejak berkunjung ke Rusia. Sidney.

DESIROUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang