3

892 82 30
                                    

"Mereka tidak ada habis-habisnya." J.J memandang suasana pesta dari balkon.

"Kau masih belum bisa melupakannya ya?" Teon mengejek. "Lagipula kau sudah memiliki seorang putri. Jika aku boleh jujur, putrimu sangat mirip dengan ibunya."

"Dia hasil hubungan terlarang. Sulit untukku mengakuinya."

"Ya, aku tidak bisa menyangkal bahwa kau akan berhubungan dengan wanita itu sampai dia hamil. Tapi ini bukan salahmu sepenuhnya."

Teon memegang bahu J.J berniat untuk menyemangati temannya.



☯️☯️☯️



"Schatz?"

Orang-orang di pesta memandang kami berdua. Seolah takut begitu mata mereka melihat Schatz berjalan tenang ke arah kami.

"Wah, kau juga ingin berpesta ya?" Marko mengusap kepalanya sayang. Lagi-lagi aku terkesima pada Schatz mendadak jinak jika di dekatnya.

"Aneh.. kenapa mereka terlihat ketakutan melihat Schatz?" Pikirku memandang para tamu di ruangan.

"Kalau belum terbiasa tentu mereka merasa takut," Marko membawa Scahtz dalam gendongannya. "Ini kan bayi leopard jadi harus tetap waspada."

Hah? Apa?

Bayi leopard?

Kucing hitam ini bayi leopard?

Kau bercanda ya?

Aku melototkan mata. Marko bilang ini bayi leopard dengan senyum bodohnya. "B-Bagaimana bisa?"

"Apa kau ingin bertanya mengapa aku tidak takut?"

Aku mengangguk.

"Aku juga memelihara kucing di rumah. Dia sejenis singa. Karena Schatz sering berkunjung, aku jadi akrab dengan Schatz juga," jawab Marko enteng.

Gak waras. Ayah dan anak bodoh ini benar-benar tidak waras. Yang satu peliharaannya leopard, satunya singa. Belum lagi kolam ayah yang isinya ikan piranha. Bisa-bisa rumah ini jadi seperti alam liar.

Scahtz memicingkan matanya padaku. Sudah kuduga, dia benci denganku.

"Coba gendong."

Marko menyerahkan Schatz ke arahku secara tiba-tiba. Aku yang belum siap tentu terkejut terlebih selama ini Schatz tampak tidak nyaman ketika bersamaku.

Tubuhku gemetaran menerima Schatz. Tidak kusangka aku akan menyentuh bayi leopard yang merupakan hewan karnivora. Aku menutup mata takut tapi kemudian ada hal aneh yang menyentuh permukaan kulit ku.

Aku memberanikan diri membuka mata dan melihat Schatz ternyata tengah menjilati tanganku. "Tuh kan sudah kubilang dia tidak berbahaya."

Dari situlah aku merasa senang. Sudah lama aku ingin memegang Schatz tapi karena ia selalu menghindar, aku sempat berpikir Schatz adalah hewan menakutkan dan hanya bisa jinak pada ayah serta Marko saja. Ternyata dugaanku salah.

"S-Scathz?"

Matanya yang lebar berwarna keemasan itu menatapku. Aku semakin berani memeluknya dan mengangkat tubuhnya. "Wahhh... Kau menggemaskan," pujiku tanpa sadar dan mengunyel pipinya.

Marko tertawa melihatku. Dan orang-orang di pesta memandang aneh kami berdua.



☯️☯️☯️



"Sica!" Aku berteriak kegirangan memeluk Jessica yang kini akan tinggal di mansion ayah bersamaku.

"Nona, selamat ulang tahun," Jessica mencium pipiku lembut.

DESIROUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang