1

1.7K 111 38
                                    

"Sica..Sicaa.."

Aku berlari memanggil salah satu kepala pelayan di rumahku. Wanita cantik bernama Jessica yang menjadi pengasuhku selama 4 tahun.

"Nona Yeris, hati-hati." Jessica yang tengah menyulam itu menatap khawatir padaku. Takut jikalau aku terjatuh.

"Sica.. Sica.. liat, Yelis nemu mawal putih," aku menunjukkan sekumpulan bunga yang kupetik dengan tangan mungilku pada Jessica.

"Ah, sudah waktunya mereka bermekaran ya?" Jessica menghirup aroma mawar yang kubawa. Tapi matamya membulat melihat jemariku terluka.

"Nona!"

Jessica menarik kedua tanganku yang tergores karena duri mawar. "Tidak apa Sica, ini tidak sakit," ucapku.

"Tetap saja nona terluka. Lain kali biar saya yang mengambil mawar untuk nona." Jessica mengangkat tubuhku dan menggendongnya. "Kita obati luka nona dulu ya."

Matahari mulai meninggi. Aku menghembuskan nafas bosan. Karena kejadian pagi tadi, Jessica melarangku untuk bermain di luar terutama di kebun mawar. Padahal aku ingin sekali menangkap kupu.

"Sica Yelis mau coklat."

"Tidak boleh, nona sudah banyak makan coklat. Nanti gigi nona bisa berlubang," sahut Jessica tegas. Jemarinya masih sibuk menyulam.

"Kalau kue?"

"Nona juga sudah banyak makan kue hari ini." lagi-lagi Jessica melarang.

"Huaa, Yelis mau coklat. Yelis mau kue! Huwaa!" Aku mulai menangis berharap Jessica luluh namun ternyata tidak berhasil.


Lalu suatu malam, saat mansion rumah sepi dan para pelayan tertidur aku diam-diam menuju dapur. Sejenak kuperiksa Jessica yang rupanya terlelap di meja bersama sulamannya yang belum selesai. Kulihat jemarinya penuh goresan luka. Jessica benar-benar pekerja keras.

Tak berdiam lama, aku kembali menuju dapur. Kulihat stok coklat dan kue yang masih tersisa dan mulai memakannya lahap.



☯️☯️☯️



Keesokan harinya, Jessica menginterogasiku. "Nona, apa anda kemarin mencuri coklat di dapur?"

Aku menggeleng kuat, tapi tampaknya Jessica tidak percaya. "Sepertinya saya sudah tidak bisa lagi mengasuh anda." Jessica memijat pelipisnya. Aku menekuk bibir, memeluk Jessica erat.

"Maafin Yelis, Yelis gabakal ngulangi lagi!" Teriakku penuh tangis.

"Jadi benar, yang mencuri coklat adalah nona?"

Aku menggigit bibir dan mengangguk pelan. "Yelis salah, Yelis gabakal nyuli lagi."

Jessica pun tertawa. Dia puas karena berhasil mengerjaiku. "Sica suka sama nona yang jujur. Sica gabakal pergi ninggalin nona." Jessica mencium pipiku.

Aku menyayangi Jessica lebih dari apapun. Dia sudah seperti ibuku. Meski hanya para pelayan yang menemani masa kecilku, aku tetap bahagia. Setidaknya masih ada orang yang mau menerima keberadaanku.

Tetapi..

Aku juga ingin tahu seperti apa ayahku.

Aku dengar mansion yang kutinggali adalah mansion lama tempat ayahku pernah dibesarkan.

Desas-desus yang pernah aku tangkap dari para pelayan adalah sosok ayahku yang tegas dan pemberani. Namun aku juga pernah tidak sengaja mendengar bahwa ayah merupakan boss mafia.

DESIROUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang