Schatz menggeliat di kaki J.J. Meminta perhatian dari pria tersdbut. J.J mengelus kepalanya lalu seorang pelayan datang ke ruangan. "Nona menolak untuk makan," ucapnya memberi kabar.
"Baiklah," jawab J.J dan memerintahkan pelagan itu pergi. Oxe yang juga berada di ruangan ikut mendekat sdlepas sang pelayan pergi. "Tuan, saya rasa anda harus mempertimbangkan hukuman untuk Jessica dan juga Hannah."
"Kau berpihak padaku atau putriku?"
Oxe tidak menjawab. Terlalu bimbang."Tidakkah anda mengkhawatirkan nona?" Oxe mengajukan pertanyaan lain. Respon J.J datar, dia lebih memedulikan Schatz yang merengek untuk dielus kepalanya.
"Dia tidak akan mati hanya karena tidak makan malam," jawaban J.J sungguh mwmbuat Oxe kesal. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Sementara Jony sudah menyiapkan tempat eksekusi Jessica serta Hannah.
"Dimana Teon?" tanya J.J. Dia berenacana mengajak sahabatnya itu menonton penghakiman dua pelayannya.
Oxe memberitahu. "Dia ada di kolam."
J.J segera menuju kesana. Menghampiri Teon yang rupanya sibuk memberi makan ikan-ikan piranhanya.
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Apa kau selalu mengumpulkan mayat untuk makanan peliharaanmu?"
"Apa?"
Teon menoleh. Berdiri menatap J. J disampingnya. "Sudah banyak Famili yang kau hancurkan. Kau bahkan tidak membiarkan mereka bertemu dengan keluarga untuk yang terakhir kali ataupun dikubur dengan layak. Kau membawa mayat mereka untuk dijadikan makanan peliharaanmu. Benar-benar seorang Bloodie J. "
Alis J.J mengkerut."Sebenarnya apa maksudmu?"
"Aku hanya merasakan ada firasat buruk. Setelah membunuh keluarga Cotward, aku menmukan sesuatu di ruangannya.
Teon mengambil sebuah kertas di sakunya dan diberikan pada J.J. Kertas itu hanya berisi coretan dimana diantara lingkaran yang digambar terpusat pada Joe Famili.
"Aku rasa Famili lainnya berencana ingin menghancurkanmu juga."
J.J tidak merespon. Dia masih fokus pada kertas. Teon menghela nafas. Memandang langit.
"Yah, bagaimanapun, Famili lain kehilangan banyak wilayah karenamu. Kau sudah menjadi pemimpin mafia terbesar sekarang."
"Itu bukan hal yang patut dibanggakan," sahut J.J dan membuang kertas itu di sembarang tempat. "Apa kau lupa tujuan utamaku Teon Louis?"
Teon menyeringai. "Tentu tidak," balasnya.
"Menghancurkan semua Famili adalah tujuan utamaku."
☯️☯️☯️
"Kumohon, biarkan aku bertemu dengan Jessica dan juga Hannah." Aku masih belum menyerah. Bawahan ayahku tetap tidak membiarkanku keluar, sementara Ayah sudah bersiap mengeksekusi mereka berdua.
Kepalaku terasa sakit. Mungkin karena terlalu banyak menangis. Bahkan air mataku sudah kering dan tak mau keluar lagi.
☯️☯️☯️
Jessica dan Hannah sudah dibawa ke halaman. Jony mempersiapkan oedang tajam sebagai alat eksekusi mereka. Hannah menangis. Masih meminta permohonan ampun yang sama sekali tidak J.J dengar.