5

757 79 10
                                    

Author POV




"Jony si elang dan si assassin ya?" Brack nyengir melihat dua orang yang menjadi kaki tangan J.J berada di hadapannya.


"Siapa yang memberitahumu?" J.J bertanya, namun Jony dan Teon enggan menjawab. Mata J.J pun memicing ke arah Oxe yang kemungkinan pelakunya.

"Aku hanya ingin berjaga-jaga saja. Maaf Tuan.."

"Nah, sudah cukup ngobrolnya." Jony mengeluarkan pistolnya. "Sudah lama aku tidak sesemangat ini."

Brack hanya diam lalu menjentikkan jari dan seketika itu anggotanya bertambah. Mereka semua berkumpul di basemen. Salah satu orang dengan membawa shotgun mendekat.

"Bunuh mereka, terutama J.J dan putrinya," bisik Brack pada Diego. Pria berambut pirang itu mengangguk sebagai jawaban dan menyusun barisan untuk menyerang.

Tidak ada aba-aba. Mereka hanya saling menatap dan tembakan oun menggema. Semuanya sibuk dengan saling menembak satu sama lain. Oxe yang ingin membawa Yeris keluar pun tidak bisa karena terhalangboleh mafioso Brack yang cukup banyak.

Teon menyeringai jahat. Ahli serangan jarak dekat itu sama sekali tidak bisa disentuh oleh famili Goddam. Gerakannya yang cepat menyulitkan mereka untuk menghindari tajamnya mata pedang hitam yang ia bawa.

"Karena kalian, pedangku harus mandi besar lagi nanti," gumam Teon dan terus mengayunkan pedang menggores dada atau bahkan menusuk mafioso Goddam hanya dalam satu kali serangan.

Mengetahui ada kesempatan bagi J.J mendekat, pria itu tidak pikir panjang dan menghampiri dua mafiosonya yang kini jadi tawanan.

"Tuan-"

"Nanti saja bicaranya." J.J melepas ikatan yang membelenggu tangan mereka. "Saat jalan terbuka, aku ingin kalian keluar lebih dulu dari sini bersama Oxe serta putriku."

Kedua mafiosonya itupun mengangguk. J.J menghela nafas sejenak untuk mempersiapkan diri. Famili Goddam mulai mengepung mereka. Ia mebgisi peluru pada Colt di tangan kanannya lalu mengambil pistol lain dari balik sakunya. J.J membalikkan badan dan menembak jitu mereka untuk membuka jalan keluar bagi dua mafiosonya beserta Oxe.

DOR! DOR! DOR!

Salah satu yang menjadikan J.J banyak dikenal sebagai mafia terkuat adalah karena tembakannya yang tidak pernah meleset. Tapi masih ada satu hal yang tidak banyak mafia lain tahu tentangnya. Yaitu keahlian menembak dengan dua tangan. Ya, J.J sudah sangat pro sampai ia bisa menarik pelatuk dengan dua pistol di tangannya. Dia bahkan tidak perlu melihat keseluruhan untuk bisa melakukan tembakan.

"Oxe!"

J.J membantu Oxe yang sedang kewalahan. Diego sang ahli shotgun sudah mempersiapkan diri menembak J.J dari arah belankang. Tangan menarik pelatuk dan meluncurkan peluru. Namun, belum sempat pelurunya berjarak satu meter dari J.J, benturan keras dari pedang hitam Teon menghalanginya.

"Jangan pikir kau bisa mengganggunya," ucap Teon.

Diego berdecak. Ia kembali menarik pelatuk tapi sekali lagi di tepis Teon dengan pedangnya.

"Ini bukan pedang yang bisa kau remehkan."

"Berhentilah berbasa-basi," kata J.J di belakangnya.

"Dasar tidak menyenangkan." Teon tersenyum masam dan berlari mendekat ke arah Diego.

"Kita lihat apa kau kuat dalam pertarungan jarak dekat?" Teon menyeringai.




DESIROUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang