Joe Jeffrey

463 44 21
                                    

"Aku selalu mencintaimu."

Suara lembut itu tidak bisa kulupakan. Kedua telapak tangan yang terasa dingin itu menangkup kedua pipiku. "Maaf, aku tidak bisa menepati janjiku, Jeffrey."







Lamunanku tersadar begitu mendengar suara tangisan bayi. Aku melangkah pergi menuju ruangan melihat keadaan Irene.

Dokter yang menangani, menyerahkan bayi perempuan itu padaku rautnya sedih. "Maafkan kami, bayinya selamat tetapi istri anda.."

Jantungku terhenti sesaat. Aku menatap tak percaya. Irene tak lagi bernyawa sementara bayi kami lahir dengan sehat. Sungguh tidak adil.

"Aku akan membuang bayi ini."

Perkataanku mengejutkan sang dokter dan para pelayan. "Tuan bagaimana anda-" Jessica mencoba memprotes.

"Dari awal, semua ini salah. Aku hanya diberi amanah untuk menjaga Irene bukan bayi ini dan karena bayi ini Irene telah direnggut nyawa."

Jessica berlutut memohon padaku. Aku tidak mengerti mengapa ia tiba-tiba menjadi emosional hanya karena bayi ini. Lagipula bayi ini adalah bayiku jadi terserah padaku mau ku apakan bukan?

"Tuan, tolong pertimbangkan lagi keputusan anda. Itu adalah bayi yang selama ini nyonya Irene sayangi. Itu adalah bayi anda tuan."

"Jessica, sepertinya kau sangat mencintai bayiku. Apa dia benar-benar anakku?"

"Tuan?"

Aku menyerahkan bayi itu padanya.

"Rawat dia," kataku lalu pergi meninggalkan ruangan.

Aku tak bisa lagi berpikir jernih. Satu persatu orang yang ku sayangi pergi. Mungkinkah ini sebuah kutukan?

Bagaimana jika putriku juga akan pergi?

Aku tidak mau kehilangan lagi. Kupikir akan lebih baik putriku dirawat oleh orang lain, dengan begitu kutukan yang ada padaku tidak akan melibatkannya.











Waktu berlalu. Sejak kelahiran putriku, aku berada di mansion terpisah. Sesekali aku melihat Jessica dan menanyakan kabarnya tetapi aku masih belum siap melihat wajah putriku. Sudah seberapa besar dirinya sekarang.


Suara gemerisik datang dari belakang, Schatz berlari menghampiriku. "Kau disini rupanya," ku gendong hewan manis yang kubeli beberapa bulan lalu. Lalu sesuatu mengalihkan perhatianku. Gadis mungil yang terjatuh tak jauh dari tempatku.

Rasanya aku pernah melihat wajah itu. Terlihat familiar.

"Kau.. tidak asing.."

Bukannya membalas perkataanku, dia melirik hewan yang ada di gendonganku. "Apa kau berusaha menculik Schatz dariku?"

"Jadi namanya Schatz?"

Aku tidak menyukai ini. Meski wajahnya familiar tapi dia mencoba mengambil Schatz. Hewan yang kubeli dengan harga tak murah untuk mengobati rasa kesepianku. Anak ini tidak bisa dibiarkan.

"Kalau benar seperti itu, kau harus dibunuh."

"Ehh?"

"Tuan J.J! Winston mencari anda" Oxe menyela pembicaraan kami.

"Mereka lagi?"

"Saya mencari anda kemana-mana. Sudah sejam tuan Mike menunggu anda."

DESIROUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang