8💃

442 73 0
                                    

Keesokan harinya, Jeongyeon datang ke kampus dengan penampilan yang  berbeda,tidak seperti biasanya.

Sekarang dia mengenakan kemeja polos dengan almamater dan tas yang di sampingkan ke bahu kanannya dan jangan lupa,kepala di plaster serta arm sling di bahu kirinya.
sangat berbeda dengan hari hari sebelumnya yang mengenakan seragam basket.

Hal itu berhasil membuat sekolah seketika heboh.
Dikarenakan pertandingan final akan di adakan esok hari dan pemain yang tergolong pionir sudah dipastikan tidak dapat bermain dengan keadaan seperti itu.

Jeongyeon berjalan melewati koridor dengan wajah datar dan aura dingin nya.

Sangat berbeda dangan sosok Jeongyeon yang terkenal dengan sifat periang dan aura positif nya.

Saat di kampus, Jeongyeon tak masuk.
Ia hanya duduk di taman kampus sambil mendengarkan lagu melalui earphonenya.

Setelah beberapa saat, terdapat sebuah minuman dingin yang menyentuh pipi kanannya.

Jeongyeon pun berbalik dan menemukan seseorang sedang menyodorkan minuman tersebut disertai dengan senyuman.

Jeongyeon menerima dan mulai meminum nya setelah menyuruh orang tersebut untuk membuka penutup nya.
Seseorang tersebut pun duduk di samping Jeongyeon.

"Gak usah galau entar gw bantu balikan"
Ucap orang tersebut.

"Entah lah Mo,gw rasa ini cuma pengalihan dia.
Karena sebelum gw kecelakaan hubungan kami memang sedikit merenggang"
Ucap Jeongyeon pada Momo.

"Ya udah sih.
Apa salahnya mencoba.
Lu minta maaf dulu, balikan atau enggak nya itu urusan belakang"

Huft...
"Iya nanti gw coba".

"Pokoknya lu utama in dapat maaf dulu.
Gw kenal Nayeon udah lama Je,dan dia orang yang paling nggak bisa dibentak"

Jeongyeon pun hanya mengangguk dengan senyum tipis.

"Nah gitu dong,senyum.
Jangan kek tadi pagi,nyeremin tau nggak"
Ucap Momo yang mendapat kekehan dari Jeongyeon.

Tak jauh dari sana, terdapat seseorang yang sedang memperhatikan interaksi keduanya
Dengan tangan mengepal.

'enggak Nay,lu nggak cemburu.
Pilihan lu udah benar'
Ucapnya pada diri sendiri.

Nayeon pun berjalan menjauh dari taman tersebut.

"Ehh, Je beteweh tu leher lu kenapa?
Tanya Momo saat netra nya tak sengaja melihat sesuatu.

Jeongyeon pun meraba lehernya.

"Entah,salah bantal kali"

"Ehh,masa??
Kayaknya gak mungkin deh"

"Yee dibilangin juga"

"Je gw anak kedokteran lho."

"Di bilangin salah bantal.
Lu mending belajar lagi "

"Dihh, entar kalau gw udah jadi dokter hebat,
Gak bakal gw ngobatin lu"
Ucap Momo kesal.

"Dihh,gak usah.
Kan masih ada Mina"
Ucap Jeongyeon dengan kekehan.

Jeongyeon pun dengan segera berlari menjauh, sebelum buku tebal khas anak kedokteran melayang ke arahnya.

"Yakkk,,,, Jeongyeon gak bakal gw maafin lu"
Teriak Momo.

Hari ini adalah hari dimana turnamen akan dilaksanakan.

Dan jeongyeon berada di apartemen nya tanpa ada niat untuk datang ke acara itu.Ia juga sengaja menonaktifkan ponsel nya.

Namun tiba-tiba sebuah pikiran terbesit dalam kepala nya yang membuat nya terduduk.

'lu gak boleh jadi pengecut'
Ucapnya pada diri sendiri.

Ia pun segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap.

Setelah beberapa saat, Jeje keluar apartemen dengan Hoodie abu-abu dan kacamata yang bertengger manis di hidung mancung nya.
Dan jangan lupa arm sling yang bergantung di kiri nya.

Setelah tiba di area sekitar Lapangan Basket ABC Senayan,ia dapat mendengar riuhnya teriakan dari para penonton.

Dia pun masuk dan mencari tempat duduk yang masih kosong,tentu saja dengan wajah yang terkesan datar.

Saat di tengah tengah pertandingan, netra nya menangkap siluet tubuh seseorang yang sepertinya ia kenal.

Saat sedang memperhatikannya,tiba-tiba sang objek tersebut menengok ke arah kanan yang membuat Jeje Tersenyum miris.

'ternyata benar itu Nayeon'
Gumam nya.

Pertandingan pun berakhir dengan kemenangan berada di pihak lawan.

'kenapa Nayeon terlihat berada di kubu tim lawan? Dan mengapa dia memberikan minuman kepada Jinyoung.'
Batinnya.

Setelah berkutat dengan pikiran nya, iapun menemui ketiga sahabatnya, pelatih serta rekan setimnya.

Setelah beberapa saat berbincang dan saling memberikan support, akhirnya mereka bergegas untuk segera pulang.

Namun saat hendak melangkah, tiba-tiba beberapa anggota tim lawan menghampiri mereka, lebih tepatnya Jeongyeon.

"Gw udah nungguin lu buat main tadi, cedera ternyata"
Ucap orang tersebut yang tak lain adalah Jinyoung.

Jeongyeon pun hanya memberikan senyum tipis seperti biasa.

Saat orang lain sibuk berbincang, Tzuyu dengan cekatan mendekat ke arah seseorang dan segera membisikkan sesuatu yang berhasil membuat orang tersebut menegang.

Jeongyeon beserta teman dan pelatihnya pun pamit untuk pulang.

Namun sekali lagi netra Tzuyu bertatapan dengan seseorang tersebut.
Tzuyu hanya tersenyum tipis yang terkesan miring,
Seolah-olah mengatakan
'persiapkan dirimu'.

Ke empat serangkai itu pun pulang dengan mobil Chaeyeong

Sepanjang perjalanan sahabatnya dibuat bingung oleh tingkah Tzuyu yang tidak seperti biasanya.

Tzuyu yang terkenal dengan ekspresi datar kini terlihat lebih sering tersenyum.
Tetapi senyuman nya seakan memiliki arti.

Dahyun yang duduk di samping nya pun memutuskan untuk semakin merapat ke jendela.

"Tzu,lu nggak ke sambet kan?"
Tanya Dahyun.

Tzuyu menengok ke arah Dahyun dan seketika tertawa nya pun meledak setelah melihat posisi Dahyun yang menempel di jendela.

"Je, tukeran tempat ayok.disini serem"
Mohon Dahyun.

"Nggak dulu Dub,gw udah nyaman disini"
Ucap Jeongyeon.

"Ya elu mahh.
Chae, tukeran Ayuk,gw yang nyetir gak apa-apa"
Ucap Dahyun memelas.

"Lu yang nyetir malah jadi kita yang kenapa-napa".
Ucap Chaeyeong.

"Andai dulu gw belajar nyetir,pasti bakal berguna"
Gumam Dahyun.

"Tzu,udah.
Lu nggak kasian sama Dubu"
Ucap Jeongyeon.

"Hahaha,bentar....
Muka lu lucu banget Dub"
Ucap Tzuyu di sela-sela tawanya.

Setelah tawanya mereda, Tzuyu pun memberi tahu kejadian tadi kepada ketiga sahabatnya.

Flashback on.

"Menang tapi dengan cara yang kotor.
Cihh pecundang lu"
Bisik Tzuyu pada seseorang yang lebih pendek darinya.

Seseorang itupun memandang Tzuyu dengan raut wajah bingung dan polos yang berhasil membuat sedikit emosi Tzuyu naik.

"Mungkin orang-orang mengira kejadian tersebut kecelakaan.
Tapi tidak dengan ku.
Gw udah tau siapa dalang di balik itu semua,dan sebuah bukti yang jelas,sudah gw kantongi"
Bisik Tzuyu yang berhasil membuat Seulgi  menegang.

"Dia sudah gw anggap kakak.
Dan gw gak bakal ngebiarin seseorang yang telah mencelakai nya hidup dengan tenang."
Ucap Tzuyu dengan senyum khas nya.

Tzuyu pun berjalan menjauh setelah menepuk bahu Seulgi.

Flashback off.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
VOMEN.

MOVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang