Kini Jeongyeon sudah berada di dalam ruang rawat Nayeon, sedangkan Jooyung berada sedikit lebih jauh agar tetap bisa memantau adiknya.
Jooyung mengenakan Hoodie biru dengan topi dan masker agar tidak ada yang mengenalinya.
Saat masuk, Jeongyeon melihat seseorang yang ia cintai sedang duduk dengan pandangan kosong.
Bohong jika Jeongyeon baik-baik saja setelah melihat keadaan Nayeon yang sekarang.
Jeongyeon POV
Setelah berdiam diri dan memperhatikan nya, akupun berjalan mendekat ke arahnya.
Akupun memberanikan diri untuk memegang tangannya yang berada di pangkuan nya itu.
Saat tangan ku berhasil menggenggam tangannya,dia mulai meraba wajah ku.
Seketika ia pun menunduk setelah mengatakan sesuatu secara samar.
"Je"
Itulah kata yang kudengar.Akupun membawanya ke pelukanku.
"Je,aku gak bisa ngeliat apapun sekarang"
Ucapnya dengan sesegukan."Hey,gak usah nangis.
Kamu pasti akan bisa melihat lagi,percaya sama aku"
Ucapku seraya mengusap air matanya.Ia hanya menggeleng dengan sesegukan.
"Mencari donor mata itu gak gampang Je"
"Nay,jangan putus asa gitu dong.
Mana Nayeon yang selalu optimis, selalu ceria dulu?""Udah, sekarang kamu makan dulu ya,aku suapin"
Ucapku setelah melihat semangkuk bubur yang belum tersentuh sama sekali.
Nayeon pun hanya mengangguk.Saat membereskan peralatan makan nya, tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan Mina beserta ibunda Nayeon.
"Lho,Je.
Udah lama"
Tanya Mina."Gak kok.
Yaudah Nay aku pamit pulang dulu ya"
Ucapku.Namun ia dengan tegas menolak.
"Nay,biarin aja dia pulang.
Kan udah ada mamah sama Mina disini"
Ucap mama Nayeon dengan nada yang tak santai.Selama menjalin hubungan dengan Nayeon, orang tua nya memang tak pernah setuju.
"Mina, Tante,saya pamit pulang dulu"
Ucapku yang hanya di tatap datar oleh ibunda Nayeon."Hati-hati Je"
Saat keluar dari ruang rawat Nayeon akupun mengedarkan pandangan ku untuk mencari Jooyung.
Kulihat dia berjalan ke arah ku dengan sedikit terburu.
"Balik sekarang?"
Tanya nya."Ayok."
Mereka berdua pun kembali ke apartemen.
Keesokkan harinya, Jooyung sedang bersiap untuk kerumah sakit atas perintah dari Jeongyeon.
Jooyung pun mendatangi rumah sakit dengan ogah-ogahan.
Selain mager,ia juga tak mau meninggalkan saudaranya.
Tetapi sudah pasti Jeongyeon akan memaksa nya hingga ia mau.
Saat berada di depan ruang rawat Nayeon,
Jooyung mendapatkan sambutan yang sangat tidak enak.Orang tua Nayeon yang mengira ia adalah Jeongyeon, memberikan kata-kata pedasnya.
Mereka mengira Jeongyeon lah yang menyebabkan Neyeon menjadi seperti sekarang.
Mereka beranggapan bahwa Jeongyeon membawa pengaruh buruk pada anaknya."Mengapa anda bisa beranggapan seperti itu?"
Tanya Jooyung yang sudah mati-matian menahan emosinya.Ia sangat tak terima dengan kata-kata kasar yang mereka tujukan kepada saudara kembarnya.
"Asal kamu tau,Nayeon selalu keluar dengan alasan mau menemui mu dan ia selalu pulang dengan tangisan"
Ucap ayah Neyeon dengan nada keras.Jooyung pun merespon nya dengan senyum tipis yang terkesan menakutkan.
"Mengapa dia mencari saya?
Bukan kah dia lebih memilih seseorang yang anda pilihkan untuknya?"
Tanya Jooyung santai, meskipun dalam hatinya sudah terasa panas."Jangan memutar balik fakta kamu.
Mulai sekarang kamu jangan pernah menemui anak saya"
Ucap ayah Neyeon."Memang kenyataan sebenarnya seperti itu.
Dan asal anda tau,jika bukan paksaan dari seseorang yang saya sayangi,saya juga tidak Sudi untuk menjenguk anak anda"
Ucap Jooyung yang sudah mulai hilang kendali.Belum sempat ayah Neyeon mengatakan sesuatu, tiba-tiba sebuah Bogeman mentah mendarat di pipi Jooyung yang menyebabkan dirinya sedikit oleng.
"Jangan sekali pun lu ngebentak bokap gw,dan lu jangan pernah lagi nemuin adek gw"
Ucap seseorang yang tak lain adalah kakak dari Nayeon.Jooyung menyeka darah di sudut bibirnya.
"Nggak bapak, gak anak kelakuan nya Zero semua"
Ucap Jooyung dengan senyum tipis.Tepat setelah mengatakan itu,sebuah Bogeman hampir saja kembali mengenai nya, tetapi segera tertahan.
"Kalau lu nyentuh sahabat gw, siap-siap aja tangan lu gw patahin".
Ucap orang yang menahan Bogeman tersebut.
Ia pun dengan segera menarik tangan Jooyung menjauh dari tempat itu."Udah,gak usah emosi"
Ucap orang tersebut yang tak lain adalah Tzuyu."Ya kali gw gak emosi.
Dia dengan seenak jidat ngata ngatain adek gw yang enggak enggak."
Ucap Jooyung."Elleh, selisih beberapa menit doang lu berdua.
Sok-sokan jadi kakak lu"
Ucap Tzuyu dengan ekspresi wajah tengil."Lu diem deh Tzu.mending lu obati nih pipi gw biar mirip di sinetron sinetron."
"Dihhh,emang kita kenal? Enggak kan"
"Trus tadi siapa dong yang sok-sokan mau patahin tangan orang yang mau bogem gw?"
Ucap Jooyung dengan nada nyindir."Sorry,itu alter ago gw"
Mereka berdua pun tertawa dengan percakapan garing nya.
"Ehhh Joo, maklum aja sih ortu Nayeon menduga-duga penyebab kecelakaan nya,kerena sampai sekarang Nayeon belum mengeluarkan satu kata pun di depan orang-orang."
Ucap Tzuyu."Ia,tapi gak mesti ngatain adek gw yang enggak-enggak dong"
"Serah lu lah Joo"
Ucap Tzuyu pasrah.Cieee selamat untuk lagu "what is love"
Selamat juga buat lagu "more and more"
Otewehhh ngopi kita😅.
.
.
.
.
.
TBC
VOMEN.

KAMU SEDANG MEMBACA
MOVED
Teen Fiction2+8=10 5+5=10 7+3=10 Kurasa kalian sudah cukup dewasa untuk mengartikannya. . . . cuma cerita,nggak nyata. sekian terima gaji.