Kini,di sebuah rumah,lebih tepatnya meja makan terlihat sepasang suami-istri dengan raut wajah sumringah.
Mereka tak sabar untuk memberitahu kan kabar gembira kepada putrinya.
Saat selesai makan malam,sang ayah pun membuka obrolan.
"Nay,ayah punya kabar gembira buat mu"
Ucap sang ayah.Seperti biasa,Nayeon hanya diam saja.
Tetapi ia sedikit penasaran dengan kabar gembira yang dimaksud sang ayah.Nayeon pun memberikan atensi nya kepada kedua orang tuanya.
"Tadi om Siwon kabarin ayah,
Katanya ada orang yang mau mendonorkan matanya untuk mu"
Ucap ayah Nayeon yang mendapat raut wajah terkejut dari Nayeon."Beneran yah,mah?"
Tanya Nayeon antusias.Kedua orangtuanya pun mengangguk Seraya tersenyum lebar.
Akhirnya mereka dapat kembali melihat senyum anak nya yang hilang beberapa saat terakhir.
Nayeon pun kembali ke kamar nya.
Ia sudah tak sabar untuk hari itu tiba.Hari dimana ia dapat kembali melihat dunia yang beberapa waktu terakhir tak dapat dilakukan nya,melihat wajah sumringah kedua orangtua beserta sahabat-sahabat nya.
Nayeon juga sangat berharap saat ia dapat melihat nanti,ia dapat langsung melihat wajah seseorang yang sudah sangat lama ia rindukan.
Seseorang itu adalah Jeongyeon.
Sosok manusia yang berhasil membuat nya merasa sangat-sangat merasa
bersalah karena telah menyia-nyiakan nya dan memilih seseorang yang ternyata hanya memanfaatkan kekayaan keluarganya.
Hari yang di dambakan Nayeon pun tiba.
Hari ini ia akan melakukan operasi pada matanya setelah menemukan pendonor yang sesuai.
Sesaat sebelum Nayeon memasuki ruangan operasi,para keluarga dan sahabatnya memberikan semangat terlebih dahulu.
Tetapi ia tak mendengar suara seseorang yang dirindukan nya.
Itu membuat nya sedikit kecewa.
Namun hal itu tak bertahan lama,
Saat ia mendengar suara Mina di samping nya, Nayeon pun bertanya."Min, disini ada Jeongyeon nggak?"
Tanya Nayeon."Ada kok,tapi dia nggak masuk"
Jawab Mina.Perlu di garis bawahi, ucapan tadi adalah kali pertama Nayeon mengajak nya berbicara.
Biasanya Mina lah yang memulai.
Entah mendapatkan balasan atau tidak.Kini keluarga dan para sahabat Nayeon beserta pasangan mereka masing-masing sedang menunggu dengan was-was di depan ruang operasi.
Momo yang melihat raut wajah Jooyung pun bertanya-tanya.
"Ada apa dengan nya?"
"Apakah dia memiliki perasaan terhadap Nayeon?"
"Tidak mungkin kan dia mencintai Nayeon."
"Bagaimana perasaan Jeongyeon saat mengetahui ia dan kembarannya menyukai gadis yang sama"
Begitulah kira-kira isi pikiran Momo.
.
.
.
Operasi pun berjalan lancar.
Disaat orang lain sedang tersenyum sumringah dan melafalkan syukur,berbeda dengan seseorang yang kini bersimpuh dengan tangisan yang sangat pilu di depan sebuah ruangan.Ia adalah Jooyung.
Seseorang yang tergolong kuat itu saat ini berada di titik terendah dalam hidupnya.
Sudah sejak tadi ia berusaha semaksimal mungkin untuk menahan tangisnya,tapi itu semua tak berlangsung lama.
Jooyung menjadi sangat rapuh sekarang.
Ia masih terpukul dengan keputusan yang telah ia ambil beberapa hari yang lalu.
Jika boleh jujur, sekarang ia sangat menyesal telah menyetujui permintaan saudara itu.
Saat mendengar keputusan itu beberapa hari yang lalu, Jooyung menolak nya dengan sangat keras.
Tapi saudaranya itu sudah merengek agar Jooyung menyetujui rencananya itu.
.
"Dok,boleh ka kami bertemu dengan orang yang sudah mendonorkan matanya untuk Nayeon?"
Tanya seseorang yang tak lain adalah Mina, sepupu Nayeon."Kondisinya saat ini belum stabil,dan juga sebelum operasi dilakukan,dia sempat berpesan agar tak ada yang boleh mengunjunginya sebelum Operasi nya dinyatakan berhasil"
Ucap dokter Siwon.Orang-orang yang mendengar itupun hanya bisa berdoa agar seseorang itu cepat membaik,tak lupa mengucapkan syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya.
.
.Saat ini, tibalah waktu yang cukup menegangkan bagi Nayeon,keluarga dan para sahabatnya.
Hari ini perban nya sudah akan dibuka.
Nayeon didampingi oleh ayah dan ibunya kini telah berada dihadapan dokter Siwon.
Sedangkan para sahabatnya berada di depan ruangan.
Saat perban telah ditanggalkan,Nayeon diberi aba-aba untuk membuka matanya secara perlahan oleh dokter Siwon.
Nayeon pun memusatkan pandangan pada suatu objek yang kini masih terlihat buram.
Setelah mengerjap kan matanya beberapa kali,
"Ayah,mamah"
Ucap Nayeon lirih.Kedua orangtuanya pun kini tak dapat menahan tangis harunya.
Saat semua orang yang berada di luar ruangan itu sedang mewanti-wanti, sedangkan Jooyung pamit untuk ke toilet.
Jooyung pun meninggalkan kerumunan itu.
Bukan berkunjung ke toilet,tapi ia malah berjalan menuju koridor yang sepi.Ia terduduk di bangku dan memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi.
Ada sedikit rasa lega di hatinya,karena beberapa saat yang lalu dokter krystal sempat mengabari nya bahwa kondisi kembaran kini sudah mulai stabil.
Tak jauh dari sana, terlihat seorang gadis yang sedari tadi mengikuti nya.
Merasa tak ada yang aneh,gadis itu pun memutuskan untuk segera kembali ke kerumunan.
"Mungkin dia menghindari keluarga Nayeon"
Begitulah kira-kira pikiran gadis tersebut yang tak lain adalah Momo.Sebelum melangkah kan kakinya, Momo kembali memastikan keadaan Jooyung.
Kini ia dapat melihat Jooyung menerima telepon dari seseorang.
Momo pun memutuskan untuk meninggalkan nya.
Namun belum seberapa jauh,ia kembali berbalik dan sudah tak mendapati Jooyung di bangku tersebut.
Momo mengedarkan pandangannya kemudian melihat seseorang yang sedang berlari kesetanan di sebuah koridor.
Orang tersebut adalah Jooyung.
Tanpa pikir panjang,Momo memutuskan untuk segera mengikuti nya.
Ada sedikit hal yang cukup mengganjal.
"Ruangan Nayeon berada di sebelah kanan koridor ini, tetapi Jooyung berlari ke arah kiri"
I am back 😅
.
.
.
.
.
.
TBC
VOMEN
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVED
Teen Fiction2+8=10 5+5=10 7+3=10 Kurasa kalian sudah cukup dewasa untuk mengartikannya. . . . cuma cerita,nggak nyata. sekian terima gaji.