"Lu pengecut Je!!!
Kenapa lu langgar janji lu sama gw!!!!"
Ucap Tzuyu dengan nada tinggi dan tangan yg menggenggam erat kain penutup itu."Hhmk,lu udah gak ngerasain sakit lagi kan Je?
Tapi nggak dengan cara lu ninggalin kita gini Je."
Ucap Tzuyu dengan nada rendah yang lebih terkesan sebagai lirihan.Hanya dengan mendengar lirihan nya itu,orang lain dapat merasakan betapa berharganya sosok itu bagi Tzuyu.
Setelah beberapa saat,Momo memutuskan untuk masuk menemui teman-temannya.
Momo melangkah dengan pelan dan kepala yang menunduk.
Ia masih belum mempunyai nyali untuk hanya sekedar memandang nya.Ia pun mendekat dan menenangkan Tzuyu yang kini menangis tanpa mengeluarkan suara.
Momo mengerti perasaan Tzuyu saat ini.
Bagaimana sakit nya saat seseorang yang dia anggap kakak,yang ia anggap sandaran,yang selalu ada untuk nya kini pergi ninggalin dia.
Memang di antara ketiga sahabatnya, Tzuyu lebih sering mendapatkan perhatian,karena usianya yang termuda dan para sahabatnya pun mengerti dengan latar belakang kehidupan keluarga nya.
.
.Saat ini,para sahabat Jeongyeon serta pasangan mereka masing-masing sudah berada di halaman rumah duka.
Mereka datang tentu saja tanpa memberitahukan kepada Nayeon.
Saat mereka masuk, seketika mereka membeku saat melihat seseorang dengan pakaian hitam serta kacamata yang bertengger di hidung mancung nya.
Berbeda dengan yang lain, Tzuyu dan Momo memutuskan untuk menghampiri seseorang tersebut.
Melihat mereka yang seperti orang linglung,Momo memutuskan untuk memperkenalkan Jooyung.
"Dia Jooyung,kakak sekaligus kembaran Jeongyeon"
Ucap Momo yang mendapat respon beragam.Ada yang merespon dengan ketidakpercayaan,ada juga yang kecewa.
.
.Tepat di samping pusara seseorang yang sudah menemani kehidupan nya, Jooyung kini memunculkan sisi aslinya yang sedari tadi disembunyikan nya.
Sepanjang acara pemakaman tadi, Jooyung memang tak pernah menunjukkan sisi lemah dan terpuruk nya.
Tapi percayalah,hanya dengan menatap matanya saja,sudah membuat seseorang yang menatap itu dapat mengerti dengan rasa kehancuran yang disembunyikan nya itu.
Dengan ditemani sang adik, Jooyung hanya bisa tertunduk dengan air mata yang seolah terus berlomba untuk jatuh disamping pusara sang kembaran.
"Je"
Ucap Jooyung dengan nada bergetar setelah beberapa saat terdiam."Gw gak nyangka lu pergi ninggalin gw secepat ini.
Baru aja kemarin lu ngomong mau gantiin waktu kita yang rumpang karena gak tinggal bareng.
Tapi nyatanya...."
Ucap Jooyung dengan senyum tipis untuk menyembunyikan tangisnya"Andai bukan lu yang nyuruh,gw juga ogah buat kuliah jauh-jauh."
"Sakit banget ya Je, berjuang sendiri.
Maafin gw yang hanya bisa mensupport lu,
Itupun hanya di saat-saat terakhir""Kenapa lu gak bilang sama gw sejak awal?
Lu gak tau, seberapa marah nya gw dengan diri sendiri saat tau kondisi lu dari orang lain,bukan lu sendiri yang ngomong ke gw.
Gw gagal jadi kakak ya buat lu?""Sekarang lu udah gak ngerasain sakit lagi kan?
Terimakasih udah nemenin kehidupan gw.
Gw sangat bersyukur mempunyai seorang kembaran seperti mu""Mulai sekarang gw bakal melangkah sendiri tanpa ada lu di samping gw.
Tapi percaya aja,gw gak bakal ngilangin lu dari kehidupan gw Je.""Gw bakal jadiin saran-saran yang udah lu kasih ke gw sebagai motivasi untuk kedepannya".
"Maaf juga,gw udah jadi saudara yang egois buat lu.
Gw cuma bisa minta lu bertahan,tanpa mengerti,
Bahwa lu udah berjuang dengan keras untuk melawan penyakit sialan itu."
Ucap Jooyung pelan.Ryujin yang mendengar itupun hanya bisa mendongak untuk mencegah air matanya kembali jatuh.
"Satu lagi Je, permintaan lu udah gw setujuin.
Dan itu hanya menjaganya,bukan sebagai pengganti untuk mu""Sekali lagi,maaf dan terimakasih"
Setelah dari pemakaman, Jooyung dan Ryujin berjalan bersama menuju tempat dimana motornya terparkir.
"Ryu,lu langsung balik aja yah,kakak mau ke rumah Momo dulu"
Ucap Jooyung kepada sang adik."Mau ngapain?"
"Anak kecil gak boleh tau.
Sana buruan,entar di tungguin bunda""Iya,iya"
Setelah kepergian Ryujin, Jooyung mengendarai motornya menuju rumah Momo.
Saat sampai di depan sebuah gerbang yang menjulang tinggi, Jooyung merogoh ponsel nya dan dengan segera menghubungi seseorang.
"Hallo?"
Tanya orang di seberang yang tak lain adalah Momo."Mo lu dirumah kan?"
Ucap Jooyung."Iya,ada apa Joo?
"Lu bisa keluar gak?
Gw ada di depan gerbang nih""Hah!!! ngapain?"
Tanya Momo dengan kaget."Ck, buruan Mo,gw risih,banyak yang ngeliatin nih."
"Disangka maling kali"
Ucap Momo dengan kekehan."Nah, justru itu.
Lu buruan, daripada wajah gw yang rupawan ini keburu bonyok di pukulin warga""Ck,iya sabar Napa"
Tak berselang lama, Momo pun membuka gerbang dan membiarkan Jooyung masuk.
Dan benar saja,diluar terlihat beberapa orang yang sedang berkumpul dan membicarakan sesuatu.TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/275161368-288-k753865.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVED
Teen Fiction2+8=10 5+5=10 7+3=10 Kurasa kalian sudah cukup dewasa untuk mengartikannya. . . . cuma cerita,nggak nyata. sekian terima gaji.