"masuk dulu Joo"
Ucap Momo."Gak usah,gw cuma mau nitip ini.
Tolong lu kasi ke mereka ya"
Ucap Jooyung seraya menyerahkan sepucuk surat."Kok bukan lu aja yang ngasih"
"Nggak,males gw"
Setelah memberikan surat itu, Jooyung pun pamit untuk pulang.
****
Keesokan harinya,Momo mengajak mereka minus Nayeon untuk bertemu di cafe.
Setelah dirasa lengkap,Momo pun mengeluarkan surat dan sebungkus tisu.
Tatapan tanya pun di arahkan kepada nya.
Seolah mengerti,
"Dari Jeongyeon"
Ucap Momo singkat.Surat yang kini berada di atas meja itupun tak tersentuh sama sekali.
Tidak ada dari mereka yang berani membuka nya.
Setelah terdiam cukup lama, akhirnya Chaeyeong menjulurkan tangannya untuk menjangkau surat itu, meskipun dengan tangan yang gemetar.
Semua atensi pun hanya ditujukan padanya.
Hay, kabarnya gimana?
baik-baik aja kan.
Sebelum ke inti, terlebih dahulu gw mau ngucapin terimakasih,karena Tuhan telah mengirimkan banyak sosok malaikat yang berwujud manusia ke gw.Gw beruntung mempunyai sahabat seperjuangan seperti kalian.
Mungkin saat ini kita sudah terpisah sangat jauh, bahkan lebih dari bentala dan cakrawala.Maaf,gw udah gak bisa lagi nepatin janji gw buat selalu sama-sama,lulus bareng,dan Sulsel bareng.
Lu pada inget kan gw pernah bilang gini
"Gw bakal sama lu terus sampai tuhan bilang waktunya buat ku untuk kembali"
Dan kurasa ini sudah waktunya.
Mulai saat ini,gw udah gak bisa lagi nemenin lu,jadi inget pesan gw
"Akhiri lah apa yang kau mulai, jangan menjadi pengecut sejak dini".
Satu lagi,lu pada harus janji sama gw buat jadi orang yang sukses,dan gw harap keinginan kita untuk sukses bareng dapat terwujud, meskipun tanpa gw.
Anggap aja gw selalu nemenin lu pada, meskipun beda dunia.Gw gak bermaksud untuk menyerah,hanya saja gw udah terlalu lelah dengan semuanya.
Oh iya,buat si bontot,
Gw lagi-lagi gak nepatin janji yah?buat gantiin minuman lu,
Lu bisa minta ganti ke Jooyung.Dan...
Untuk tisunya,pake sendiri aja
Karena gw pasti gak bisa lagi ngusap air mata lu.
Jadi lakuin sendiri aja,udah gede juga.Sedikit pesan lagi dari gw
2+8=10
5+5=10
7+3=10.Gw rasa lu pada udah cukup dewasa buat mengerti artinya.
Sekian dari gw.
Setelah Chaeyeong selesai mambaca surat tersebut,
Tzuyu dan yang lainnya terisak.Momo yang melihat itupun menyodorkan sebuah bungkusan tisu ke arah mereka.
"Satu bungkus gak cukup buat gw Je"
Gumam Dahyun.
****Kini, sahabat Nayeon berada di rumahnya.
Mereka menyambut kepulangan Nayeon dengan senyum yang lebar.Semua berkumpul di ruang tamu rumah Nayeon.
Nayeon bahagia,tapi masih ada sesuatu yang mengganjal.Sedari kemarin, Jeongyeon tak pernah terlihat sama sekali.
Salah satu harapan nya yaitu Jeongyeon sebagai orang pertama yang ia lihat,tak dapat terwujud.
Namun tentu saja Nayeon menyembunyikan kekecewaannya itu.
Setelah beberapa saat bergurau, tiba-tiba terlihat seseorang yang berdiri di depan pintu.
Mereka menyambut seseorang itu dengan senyum, terutama Nayeon.
"Ehh, J-Je ayo masuk"
Ucap Mina membuka suara.Jooyung pun masuk dan mengambil tempat duduk di samping Tzuyu.
Mereka pun bercanda berkat kemampuan akting dari beberapa dari mereka.
Setelah beberapa saat terduduk, Jooyung memberanikan dirinya untuk menatap mata Nayeon.
Deg!!
Tatapan mata itu hanya berlangsung sepersekian detik saja.
Jooyung lebih dahulu menundukkan kepalanya.
Keadaan keduanya menjadi sedikit canggung.
Jooyung menjadi sedikit gelisah.Menyadari hal itu, seseorang dari mereka mengambil ponselnya dan mulai mengetikan sesuatu.
Sedetik kemudian, ponsel yang berada di saku jaket milik Jooyung berdering.
Saat mengambil ponselnya, dahi Jooyung terlihat sedikit mengerut saat sebuah nama tertera di layar.
Tak seberapa lama, panggilan berakhir dan di gantikan dengan sebuah pesan.
"Gw tau perasaan lu.
Pesan ini bisa lu jadiin alasan"Jooyung pun memandang seseorang yang duduk dihadapannya itu dengan sedikit senyum.
"Gw balik dulu,tadi sepupu gw nelfon"
Ucap Jooyung seraya pamit.Setelah di angguki, Jooyung berjalan kearah dimana motornya terparkir.
Sebelum mengendarai motor nya, Jooyung terlihat bergumam.
"Thanks Mo"
Yaps,orang yang tadi menelfon dan mengirimkan nya pesan adalah Momo.
.
.Di sebuah rumah pohon yang berada tak jauh dari danau terlihat seseorang yang sedang duduk sambil menikmati pemandangan sore hari.
Ia selalu berkunjung ke sini saat ia merindukan seseorang yang beberapa saat terakhir ini sudah tak lagi bisa menemani kehidupan nya.
Di tempat inipun Jooyung selalu menumpahkan segala kesedihan dan keresahan nya.
Seperti saat ini,ia terlihat duduk dengan sebuah gitar di pangkuan nya.
Jooyung bahkan terlihat beberapa kali meneteskan air matanya.
"Tak terasa ya Je, udah beberapa bulan lu ninggalin gw.
Gw udah ngelakuin permintaan lu, meskipun hanya dari jauh.
Dan selama itu pun gw masih gak punya nyali untuk menemui nya.""Ralat,gw udah berkunjung tadi tapi tetap aja gw gak punya nyali buat natap matanya"
Ucap Jooyung pelan, yang terkesan sebagai lirihan.Bukan tanpa alasan,
Jooyung masih tak berani menatap mata Nayeon karena ia belum sanggup untuk melihat sepasang mata yang dulu menatap nya dengan tatapan teduh,kini sudah berada di tubuh orang lain.Jooyung hanya bisa memantau Nayeon dari jauh karena itu merupakan salah satu permintaan saudara kembarnya.
Jooyung memang selalu mengawasi keadaan Nayeon dari jauh,karena ia masih belum mempunyai nyali untuk menemui nya dan juga mengatakan yang sebenarnya.
.
.
.TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
MOVED
Teen Fiction2+8=10 5+5=10 7+3=10 Kurasa kalian sudah cukup dewasa untuk mengartikannya. . . . cuma cerita,nggak nyata. sekian terima gaji.