15💃

415 55 4
                                    

Jeongyeon yang mengerti dengan kode dari sang kakak pun beranjak dari Bangsal nya dan segera mengenakan Hoodie abu-abu itu.

"Ingat,gak udah lama-lama kalau lu gak mau buat orang curiga dengan keadaan lu"
Ucap Jooyung yang dibalas anggukan dari sang adik.

Jeongyeon pun berjalan menuju ruang rawat Nayeon dengan langkah yang tertatih-tatih.

Setelah berada di depan pintu,ia langsung membuka nya.
Dan langsung mendapat pertanyaan dari sahabatnya.

"Emang toilet berada di roof top Je?
Kok lu lama banget"
Ucap Chaeyeong.

"Bacot lu Chae".
Balasnya singkat.

Momo yang merasa bahwa orang di depannya ini adalah Jeongyeon pun memberikan kode.

"Guys mending kita keluar dulu yok"
Ajak Momo yang disetujui oleh yang lainnya.

Mereka pun meninggalkan ruangan itu.
Kini hanya ada Neyeon dan Jeongyeon.


Jeongyeon pun memberanikan diri mendekat dan memegang tangan Nayeon.

Nayeon yang merasa ada seseorang yang memegang tangannya pun meraba wajah orang tersebut.

"Je,ini kamu kan?"
Tanya Nayeon bergetar.

Memang saat ini Nayeon tidak dapat melihat,karena matanya masih di tutupi dengan perban.

Jeongyeon pun memegang tangan Nayeon yang berada di wajah nya.

"Ini aku Nay"

Nayeon yang mendengar suara orang yang dirindukan nya selama ini pun langsung memeluknya.

"Je,aku nggak bisa ngeliat apa-apa".

"Kamu tenang aja.
Perkiraan dokter pasti salah."
Ucap Jeongyeon seraya mengelus kepala Neyeon untuk menenangkan nya.

Neyeon pun kembali meraba wajah Jeongyeon dan sedikit keheranan.

"Je,kok wajah kamu semakin tirus?"

"Oh,,wajar aja.
Beberapa hari ini aku sering begadang".
Ucap Jeongyeon.

Ucapan Jeongyeon tak sepenuhnya berbohong.
Memang benar, beberapa hari terakhir ini kondisi nya semakin menurun.

Saat malam,dia terus merasakan efek dari pengobatan yang dijalaninya yaitu terus menerus mual dan muntah.
Hal itu menyebabkan ia tak dapat tertidur.

Jeongyeon POV

Setelah memberikan nya semangat, dukungan dan sedikit motivasi
Aku pamit untuk pulang.

Tetapi dia dengan keras menolak.
Setelah beberapa alasan akhirnya Nayeon memperbolehkan ku pulang.

Akupun keluar dari ruang rawat dan mendapati Mina, Chaeyeong dan Momo .

"Yang lain mana?"
Tanya ku.

"Udah balik duluan"
Jawab Chaeyeong.

"Gw juga pamit ya, saudara gw nungguin"
Ucap ku.

Mereka pun mengangguk.
Setelah beberapa langkah,aku merasakan pusing luar biasa.
Yang mengharuskan ku untuk berpegang pada apapun di sisiku.

Tiba-tiba sebuah tangan merangkul ku saat aku tidak lagi mampu untuk menahan berat diriku sendiri.

"Sini,gw bantuin"
Ucap orang tersebut yang tak lain adalah Momo.

Setelah pintu ruang rawat ku terbuka, Jooyung yang sedang tiduran di sofa tiba-tiba bangun dengan terburu-buru saat melihat ku dipapah oleh Momo.

"Je,lu kenapa?"
Tanya Jooyung dengan nada kekhawatiran.

"Gak,cuma pusing dikit doang"
Ucap ku.

Jooyung pun membantu ku untuk kembali berbaring.

"Mo,makasih ya udah bantuin Jeongyeon"
Ucap Jooyung.

"Sama-sama,yaudah gw pamit dulu"

Setelah Momo berbalik,aku merasakan pusing di kepala ku semakin menjadi.

Ringisan pun dengan sekuat tenaga ku tahan,agar Jooyung tak mendengar nya.

Aku tak mau tinggal lebih lama di sini.

Pagi tadi kak krystal mengatakan aku boleh pulang apabila sudah lebih mendingan.

Akupun memejamkan mataku dan berupaya untuk tidur.

.
.
.
Jeongyeon kini berada di kamar apartemen nya dengan ditemani oleh Jooyung dan juga Ryujin.

Meskipun bunda dan Jooyung sudah memaksanya untuk kembali ke rumah, tetapi Jeongyeon tetaplah Jeongyeon.

Dia menolak dengan keras ajakan bundanya.


Ia hanya duduk termenung memikirkan kabar seseorang yang masih sangat ia cintai.

Pagi tadi, Momo mengunjunginya dan juga memberi tahu sebuah kabar buruk padanya.

"Dokter bilang Nayeon mengalami kebutaan karena banyak pecahan kaca yang terdapat pada matanya.
Sekarang keluarga besar Nayeon sedang berusaha untuk mencari donor mata"

Begitulah kira-kira perkataan Momo pagi tadi yang membuat Jeongyeon terus menerus memikirkannya.

"Je,makan dulu ya".
Ucap Jooyung.

"Joo,gw mau keluar bentar ya"
Ucap Jeongyeon.

"Gak boleh."
Bukan Jooyung yang menjawab melainkan Ryujin.

"Benar kata Ryujin je,kita gak mau kejadian kemarin ke ulang lagi".
Ucap Jooyung serius.

"Pliss,kali ini aja ya"
Mohon Jeongyeon kepada saudaranya.

Flashback on

Jeongyeon kini berada di taman dekat apartemen nya setelah perdebatan sengit dengan kedua saudara nya.

Ia memaksa untuk ketaman dengan alasan suntuk.

Namun saat ingin kembali ke apartemen, tiba-tiba pandangan nya mengabur.

Jooyung yang baru saja tiba
melihat kembaran nya yang terduduk di bangku taman dan meringis dengan memegang Kapala nya serta cairan merah mengalir dari hidungnya

Jooyung pun dengan segera membawa Jeongyeon ke rumah sakit dengan diikuti oleh Ryujin.

Flashback off

Jooyung dan Ryujin pun hanya bisa menghela nafas menghadapi sifat keras kepala Jeongyeon.

"Mau kemana sih Je?"
Tanya Jooyung frustasi.

"Gw mau ketemu Nayeon,bentar dong kok"
Ucap Jeongyeon.

"Yaudah gw temenin aja"
Ucap Jooyung yang mendapat penolakan keras dari Jeongyeon.

"Gak.jangan buat mereka bingung dengan kehadiran lu,gw males jelasin".

"gw aja yg jelasin.gampang kan"

"Gak Joo".

"Gak,atau lu gak gw ijinkan keluar"
Ucap Jooyung mengancam.

"Iya,iya"
Ucap Jeongyeon dengan ogah-ogahan.





TWICE "perfect world" puncaki QQ music Korean HOT 10 (dua Minggu) bersamaan dengan "alcohol-free" di #7.

Lagu Jepang,
Girl grup Korea,
Nangkring di chart music China.

.
.
.
.
.
.
TBC
VOMEN

MOVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang